Sepiring Nasi dan Segelas Teh, Menu Sarapan Kita Berdua

Contohcerita.com - hari yang dilewati dengan kekasih biasanya akan selalu terasa sempurna, terutama untuk yang sedang kasmaran. Sepiring nasi dan segelas teh sebagai menu sarapan pun menjadi sajian yang cukup istimewa. Lalu bagaimana jika hidangan tersebut disantap bersama ibu kita?

Sepiring Nasi dan Segelas Teh
Sepiring Nasi dan Segelas Teh, Menu Sarapan Kita Berdua

Sudah dua tahun kita mengesahkan hubungan kita dalam ikatan sebuah pernikahan. Namun mengapa nasib kita tak juga berubah ya bu. "ku sapa mantan kekasihku"

Apa benar perumpamaan orang tua kita dulu berbicara. Kita sama sama anak pertama. Dan tentu begitu banyak hambatan yang akan kita terima.

Bisikku sambil menggerutu dalam hati seperti ingin menangis menyaksikan istriku seolah malas untuk makan.

Dua insan yang saling mencintai apa benar harus menderita akibat mitos yang diucapkan oleh orang tua sendiri.

Walaupun itu semua belum tentu benar menurut pandangan kami sebagai manusia yang tak tau apa apa tentang tanda tanda mitos itu.

Namun kita harus syukuri bu, kita masih bisa makan walaupun sepiring nasi dan segelas teh ini selalu menjadi menu sarapan kita.

Kehidupan sebagai buruh selalu terpinggirkan dengan nada nada atasan yang begitu kejam dan menjijikkan untuk didengarkan.

Tuhan pasti menjawab semua doa kita bu asalkan kita berusaha mencari rezeki ini dengan jalan yang halal lagi baik. Sebaiknya aku tak usah menghiraukan apa yang sudah menjadi perkataan dan titah orang tua kita bu.

Mereka tak pernah suka dengan apa yang kita lakukan, mereka selalu menyangkal apa yang menjadi keyakinan kita menunaikan kewajiban sebagai umat Rasulullah.

Selalu kucoba untuk bekerja keras dan terus lembur walaupun pabrik tempatku bekerja belum memberikan harapan bagi insan kaum buruh.

Tak pernah aku mengeluh hanya menggerutu sedikit dalam hati mengapa nasibku seperti ini. Apakah doa seorang orang tua sangatlah manjur.

Sering aku meminta maaf kala aku punya salah kepada ibu dan bapak karena keyakinan ini menyakitkan niatnya.

Namun nasi dan minuman ini akan menjadi bukti perjuangan kita bu, asal kita yakin pasti semuanya akan berakhir bahagia kelak kemudian hari. (Gunarto)

Tag : Cerpen, Cinta, Kuliner
Back To Top