Noda di Tembok Bekas Air di Gelas yang Kau Lemparkan

Contohcerita.com - noda di tembok memang sesuatu yang menyebalkan, untuk ibu-ibu rumah tangga. Tapi bagaimana jika noda di tembok tersebut memiliki kisah atau ceritanya? Apakah noda di tembok yang ada kenangannya tersebut juga akan anda hapus atau hilangkan?

Noda di Tembok Bekas Air di Gelas yang Kau Lemparkan
Noda di Tembok Bekas Air di Gelas yang Kau Lemparkan

Kisah cerita berikut ini mungkin bisa menjadi hiburan saat santai. Sebuah kejadian yang akhirnya memberikan bekas yang menjadi saksi sebuah peristiwa. Noda air minum yang tercecer di tembok menjadi saksi, begini ceritanya.

Marah bukanlah suatu hal yang dilarang oleh manusia. Marah bisa datang kapan saja dan dimana saja. Bahkan seseorang yang bersifat seperti ini merupakan hak asasi manusia yang tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.

Namun tidak dengan kejadian marahmu yang begitu menakutkan sampai - sampai menghilangkan nyawa kekasih sendiri.

Pernah kah kau ingat janji manis yang kau berikan kepada hatiku. Engkau menganggap aku sebagai malaikat cintamu.

Engkau selalu mengatakan kata kata manis buat ku namun sekarang seolah hilang sirna oleh kejadian puncak kemarahan itu.

Malam itu menjadi saksi pertengkaran kita. Malam itu menjadi saksi bahwa cintamu memang tak dapat dimengerti oleh akal pikiranku.

Seandainya engkau mengerti apa yang kurasakan saat ini, mungkin kau akan segera menemuiku dengan menyembah didepan kakiku.

Kejadian itu telah menyiksa hatiku saat engkau katakan kata putus tanpa sebab. Engkau mengatakan aku selingkuh padahal dua hari yang lalu engkau mengatakan aku adalah wanita paling setia.

Tidak hanya itu engkau melemparkan gelas itu ke tembok hingga bernoda. Noda itu tak akan pernah aku bersihkan sebagai tanda pengkhianatanmu kepadaku.

Dua tahun sudah kita menjalin asmara, namun yang engkau katakan tak sesuai harapan yang engkau janjikan kepadaku.

Tak akan pernah aku sesali kejadian ini, hanya akan ku ingat sampai kapanpun, demi tuhan aku tak akan memaafkanmu.

Kata sayang terakhir dua hari yang lalu sudah menjadi penutup hubungan kita. Memang sakit dan lebih baik aku melupakanmu.

Diary, cobalah mengerti pilu hatiku. Diary, cobalah kau sampaikan kata hati ini kepadanya dan jangan ia sakiti lagi perempuan setelah ini. (Gunarto)

Back To Top