Contohcerita.com: Cerita tentang Ayam Bakar dan Salam Perpisahan dari Kekasih - cerpen unik dan menarik tentang ayam bakar dan salam perpisahan dari seorang kekasih, kira-kira seperti apa isinya ya? Jadi penasaran kalau melihat judul ceritanya. Mungkin saja, dua orang kekasih berpisah setelah makan ayam bakar kali ya? Ah, dari pada penasaran baca dulu yuk!
Cerpen tentang Ayam Bakar dan Salam Perpisahan Kekasih |
Sore itu di kampus menunjukan pukul 04.00, ketika aku menyelesaikan mata kuliah terakhir dari semester yang kedua.
Kuliah ku jalani dengan penuh bijaksana dan disiplin tinggi. Karena tidak mudah setiap orang dapat berkuliah seperti ku.
Aku sendiri adalah anak orang miskin yang beruntung bisa mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi.
Setiap hari sepulangnya kuliah aku bekerja untuk membiayai keperluan dan tugas tugas yang menumpuk harus segera dikerjakan.
Tidak ada waktu untuk bersenang senang bersama teman, hanya ada satu tujuan yang harus ku capai dimasa depan.
Kesuksesan, ya itulah tujuan yang harus aku raih dan prioritaskan saat ini dalam benar dan setiap langkah tindakanku.
Namun itu adalah kata kata yang ada dalam pikiranku. Tiba tiba Hp ku berbunyi, terdengar nada SMS dari pacarku. Kami sudah berjanji akan bertemu di warung ayam bakar dekat kampus.
Begitu senang hati ini, dosen pun mengakhiri kuliah pada hari ini. Aku langsung menuju ke parkiran untuk mengeluarkan motor dan pergi menjemput silvi.
Silvi merupakan pacar yang sangat aku cintai, ia saat ini sedang kuliah mengambil jurusan bahasa Indonesia di kampus yang tidak jauh dari kampusku.
Tanpa berlama lama aku menunggu di pelataran kampus silvi, datanglah ia dan langsung menuju warung ayam bakar.
Sambil mengobrol sampailah kami diwarung itu, duduk, dan langsung memesan nasi ayam bakar bersama ice cream.
Ada yang mau silvi katakana tentang kelanjutan hubungan kita kedepan. Singkat cerita silvi mengatakan ia meminta maaf kepadaku.
Ia mengatakan sudah tidak bisa menjadi pacarku lagi, karena sudah ada lelaki lain dihatinya yang ia cintai.
Tanpa berlama lama akuy langsung pergi meninggalkan silvi karena begitu sakit hati. Dibelakang pelayan memanggilku suruh membayar tapi tak ku perhatikan. (Gunarto)