Titiek Soharto dan Mitos Dukungan Keluarga Cendana ke Anies Sandi

Masa orde baru memang telah lama runtuh. Tetapi sisa - sisa sistem masih berdiri tegak dikalangan negeri ini. Soeharto yang sejak lama memimpin Indonesia selama 32 tahun harus ditumbangkan oleh rezim pemuda pada tahun 1998 yang berbalut dengan datangnya reformasi.


Keberadaan keluarga cendana saat ini masih diperhitungkan oleh sejumlah politisi di tanah air. Termasuk Titiek Soeharto, Tomy Soeharto dan yang lain lain.

Keberadaan Titiek Soeharto yang kembali aktif di partai Golkar beberapa waktu lalu sempat menjadi sorotan insan politik Indonesia.

Seperti  yang diberitakan oleh sejumlah media online maupun cetak bahwa kembalinya Titiek di partai Golkar sempat menimbulkan pertanyaan.

Setelah tidak terdengar gaungnya dalam dunia politik, titik soeharto kembali aktif di dunia partai Golkar setelah terpilihnya Setya Novanto sebagai ketua umum partai Golkar.

Setya Novanto yang pada saat itu terkena kasus papa minta saham setelah digulingkan dari kursi ketua DPR, malah ia terpilih sebagai ketua partai Golkar.

Banyak pihak tidak memperkirakan bahwa Setia Novanto terpilih sebagai ketua partai Golkar. Namun publik juga tidak menyangka bahwa ia akan menarik kembali keterlibatan keluarga cendana dalam kepengurusan partai Golkar.

Termasuk yang menjadi kontroversial adalah masuknya Titik Soeharto dan keluarga cendana lainnya kedalam kepengurusan partai Golkar.

Beberapa waktu lalu, rumah Golkar terguncang pasca dukungan titik kepada Anies Sandi dalam pilkada DKI Jakarta, padahal saat itu Golkar sudah menyatakan dukungan kepada pasangan Ahok dan Jarot.

Agung Laksono sendiri sebagai ketua dewan pakar bereaksi keras terhadap manuver Titik Soeharto yang bertemu dan mendukung pasangan anis sandi, iya menyatakan akan memberikan sanksi tegas terhadap titik jika tak mengundurkan niatnya.

"Kalau ada kekeliruan yang jelas jelas disadari, apalagi tergolong tindakan indisipliner wajib dikenakan sanksi. Besarnya sanksi tergantung," demikian yang dikatakan Agung Laksono kemarin (28/2)

Reaksi Golkar tergolong wajar, pasalnya titik sendiri dalam kepengurusan parta Golkar menjabat sebagai wakil ketua dewan pakar. (Gunarto)

Back To Top