Maraknya pemberitaan yang beredar akhir akhir ini seputar pelarangan berjilbab di benua eropa telah mencederai hak asasi manusia. Banyak muslim di eropa menyayangkan tindakan semena mena yang dilakukan oleh beberapa Negara dan perusahaan di eropa yang terkesan diskriminasi.
Jika memang eropa menghargai hak asasi manusia, seharusnya eropa mau mengerti dan menghormati para wanita muslim yang berhijab.
Namun sebaliknya yang dilakukan eropa merupakan sebuah pengkhianatan terhadap hak asasi manusia yang sangat biadab. Banyak muslim eropa yang dipecat dari pekerjaannya karena menolak untuk melepaskan hijabnya saat bekerja.
Ini tentu merupakan sebuah pelecehan yang harus ditentang secara habis habisan agar tidak terjadi kembali dan mendeskreditkan umat islam.
Presiden Turki mengatakan retorika bahasanya, yang menuduh Negara Negara di benua Eropa berupaya mengadu domba umat islam dan Kristen. Ia mengungkapkan adu domba ini seperti perang salib yang pernah terjadi secara mengerikan pada saat eropa dan islam berperang.
Perkataan ini dinilai sebagai sebuah pernyataan keras terhadap Negara Negara eropa yang melakukan diskriminasi terhadap muslim.
Para pakar menganggap ini sebagai sebuah akibat hubungan diplomatik yang memanas antara turki dan belanda. Pengadilan bersama uni eropa menetapkan soal larangan karyawati memakai hijab karena itu sebagai sebuah keputusan perusahaan
Selain itu Erdogan juga mengecam pengadilan bersama eropa yang mengusir dua mentri turki saat berkunjung ke beberapa Negara eropa.
Ini sangat disayangkan mengingat warga muslim di eropa juga sangat banyak. Bila ini terjadi berlarut larut maka akan berbahaya.
Pengadilan menilai keputusan perusahaan yang menginginkan karyawati tidak memakai hijab sebagai kebijakan yang biasa. Mereka menilai itu adalah sebuah kebijakan yang sifatnya filosofi dan mengatakan tidak ada hubungannya dengan politik dan hak asasi manusia. (Gunarto)