Indonesia sebagai Negara agraris seharusnya memiliki angka pemenuhan gizi dan makanan yang baik untuk penduduknya. Namun karena kondisi yang terkadang tidak memungkinkan membuat Indonesia menjadi Negara di asia yang tingkat kelaparan masih sangat tinggi.
Ini membuktikan bahwa bangsa kita belum memenuhi syarat sebagai bangsa yang makmur dan maju secara ekonomi.
Angka tingkat kelaparan berbagai daerah di Indonesia menunjukan bahwa Negara kita masih sangat rentan terhadap kondisi kelaparan. Jika ini terus dibiarkan maka bukan tidak mungkin Indonesia akan bernasib seperti Somalia dan Negara Negara afrika lainnya.
Yang tingkat kelaparanya sangat tinggi dan menyebabkan banyak kematian. Sungguh ironis jika dibandingkan dengan Negara kita sebagai Negara agraris .
Negara agraris harus mampu memenuhi gizi dan pangan warganya. Agar mereka dapat hidup secara layak dan tidak kelaparan. Tingkat kelaparan Indonesia masih berada di level serius. Hal ini didapatkan dari data global hunger index (GHI) 2016.
GHI dibuat untuk melacak kondisi kelaparan, pemenuhan gizi dan pangan di Negara Negara berkembang dan sedang berkembang.
Data data yang didapatkan dapat digunakan sebai penentu pengambilan keputusan bagi Negara Negara yang memperolehnya.
HGI atau data indeks ini dikeluarkan oleh international food policy recearce institute (IFPRI). Sebuah lembaga penelitian internasional yang selalu melakukan riset dibidang kelaparan dan kekurangan gizi.
Pemenuhan angka GHI Negara menunjukan situasi kelaparan semakin memburuk. GHI menggunakan empat indicator yang bisa mewakili gizi suatu Negara.
Indicator itu yaitu kondisi kekurangan gizi seluruh penduduk, berat badan dan tinggi anak dibawah lima tahun, dan angka kematian anak sebelum mencapai usia lima tahun.
Angka kelaparan Indonesia masih lebih baik dari Laos dan Kamboja di lingkup asia tenggara. Dan terkesan menurun angka kelaparan. Negara terendah dengan angka kelaparanya adalah Malaysia. Ini menunjukan bahwa kesejahteraan di Malaysia terus meningkat dan membaik. (Gunarto)