Kau terindah, jangan pernah berpikir untuk memintaku meninggalkan cintamu. Itu tak mungkin aku lakukan. Jangan pula mengusir kenangan ini. Kenangan yang sudah terbangun begitu lama. Bersamamu.
Itu semua tak mungkin. Tak mungkin. Kau akan tetap menjadi bagian kelam sejarah cinta yang tak berujung di pelaminan. Sejarah cintaku yang kelam.
“Ri, sudah waktunya kau membuka diri. Jangan menyiksa hidup dengan seperti itu”, ucap Alex pada Riri sambil menatap dengan pandangan haru.
“Biarlah Lex, hidup kita kini sudah berbeda. Baiknya kau tak perlu lagi memikirkan aku”, ucap Riri lirih.
“Biarlah Lex, hidup kita kini sudah berbeda. Baiknya kau tak perlu lagi memikirkan aku”, ucap Riri lirih.
Riri memang sosok wanita tegar yang masih terbelit kenangan masa lalu. Apa lagi, Alex mantan kekasihnya yang sudah menikah kini menjadi tetangga. Yang bisa selalu ia jumpai setiap hari.
Pernah beberapa kali Alex mencoba mempengaruhi Riri. Membujuknya agar segera mencari pengganti. Bahkan menikah secepatnya kalau bisa.
Riri tetap tak bergeming. Ia masih saja terlihat begitu dingin dengan pria lain.
Riri tetap tak bergeming. Ia masih saja terlihat begitu dingin dengan pria lain.
Sesekali, Riri masih terlihat melayangkan tatapan mata rindu pada Alex yang sedang melintas bersama sang istri.
Cinta buta, atau mungkin cinta tulus masih menahannya untuk menikmati sedikit senyum dari kekasih lamanya yang telah pergi.
“Betapapun aku ingin segera berpaling, namun aku tak mampu Lex. Setidaknya aku belum mampu saat ini. Aku masih harus membiasakan diriku tanpa adanya dirimu. Untuk waktu yang lebih lama”, gemuruh hati Riri terus berkecamuk.