Antara Usaha dan Kuliah, Harus Pilih Mana?

Cerpen Motivasi Usaha Sukses - Masalah ekonomi dan biaya pendidikan yang mahal merupakan sebuah masalah yang begitu klise di negara ini. Entah ada berapa ratus ribu jiwa yang tidak bisa meneruskan pendidikannya hanya karena masalah biaya.


Miris dan ironis. Negara ini kaya akan sumber daya alam yang melimpah. Pertambangan, pertanian, perairan, begitu banyak sumber daya alam di negara ini. Tapi tidak satupun sumber daya tersebut bisa berguna bagi masyarakat miskin. Semua sumber daya tersebut habis dikeruk oleh tangan-tangan jahat dari luar negeri. 

Negara pun sama sekali tidak bisa berkutik. Mereka seolah buta dan tuli terhadap sumber daya alam negeri ini yang begitu melimpah. Isu agama dan politik menurut mereka jauh lebih penting disbanding isu-isu kemiskinan dan kebodohan.

Sudah hampir seratus taun penjajah pergi dari negeri ini. Tapi negara ini tidak pernah benar-benar merdeka. Kemiskinan dan kebodohan dianggap sebagai sesuatu yang lumrah.

Laksana sebuah debu yang tak perlu dipikirkan tak pernah ada satupun pihak yang mau peduli dengan masalah ini. Bahkan ketika negara ini sudah memiliki begitu banyak manusia jenius, tetap saja negara ini masih tenggelam dalam kemiskinan dan kebodohan.

Pernah sekali negara berpura-pura peduli pada rakyat kecil dinegara ini. Dengan uang sisa hasil korupsi para pejabat negara, pemerintah pun mencanangkan sebuah upaya pendidikan gratis bagi rakyat miskin. Tapi tetap saja, rakyat miskin masih harus ikut seleksi untuk mendapatkan biaya gratis tersebut.

Sama sekali tidak efektif. Mungkin tidak lebih dari 10% lah jumlah rakyat miskin yang bisa menikmati pendidikan gratis. Selebihnya, mereka tetap tenggelam dalam liang kemiskinan dan kebodohan yang begitu menyedihkan. Dan sialnya, aku adalah satu dari beratus ribu orang miskin tersebut.

Pemerintah mengaku telah memberikan biaya pendidikan gratis bagi rakyat kecil. Tapi mana buktinya? Apa uang SPP yang semakin hari semakin membengkak ini lah buktinya? Atau biaya pembangunan sekolah yang terus meningkat ini? Atau justru beragam jenis pembayaran sekolah yang makin variatif?

Oh Tuhan… Betapa kacaunya pemerintahan di negeri ini. Saat ada warga miskin yang tenggelam dalam kebodohan, tak ada satupun tangan yang mau meraih mereka. Justru yang ada hanya lah tangan-tangan yang mendorong mereka masuk semakin dalam menuju lubang kebodohan yang makin mengerikan.

Entah sudah berapa generasi yang merasakan pedihnya kemiskinan dan kebodohan. Entah sudah berapa keturunan yang harus terus hidup dalam bayang-bayang kemiskinan dan kebodohan.

Entah sudah berapa ratus ribu jiwa yang harus putus sekolah hanya karena masalah biaya. Jika bukan lewat penidikan, lalu mau lewat mana lagi mereka akan mengatasi masalah ketimpangan yang tak pernah lelah melanda negeri ini?

Ini semua sama sekali tidak bisa di biarkan. Harus ada orang yang bisa membawa negeri ini ke arah yang lebih baik. Harus ada orang yang mau membantu rakyat kecil untuk bisa keluar dari lubang kemiskinan dan kebodohan.

Dan untuk itulah, aku akan meneruskan pendidikanku. Dan jika aku tidak bisa menjadi orang itu, aku akan berusaha untuk membuat keturunanku menjadi orang itu. Orang yang berkualitas akan menghasilkan keturunan yang berkualitas.

Setidaknya itu lah yang terus ku percayai sampai saat ini. Aku akan benar-benar menjadi orang yang berkualitas. Untuk sebuah  tujuan yang begitu mulia. Mengangkat derajat warga miskin keluar  dari rumusan kemiskinan dan kebodohan yang menjijikkan.

Hari ini, aku sudah mendaftar kuliah dan resmi menyandang status mahasiswa. Memang bukan mahasiswa keren yang kuliah diuniversitas bagus. Aku hanya mahasiswa miskin yang juga kuliah di universitas swasta.

Tapi apa masalahnya? Aku rasa kami yang berasal dari universitas swasta tidak lebih buruk dari mereka. Memang biaya pendaftaran dan semester kami jauh lebih murah dibandingkan mereka, tapi bukankah yang menentukan kualitas seseorang itu bukanlah seberapa banyak jumlah uang yang mereka bayarkan?

Apa gunanya almamater bagus jika otak masih saja dijejali isu-isu negative narkoba dan pornografi? Apa gunanya punya teman banyak jika mereka hanya menjerumuskan kita kedalam lubang korupsi? Apa gunanya berangkat dengan mobil mewah jika tidak bisa memewahkan otak?


Aku memang miskin, dank arena itu aku akan menuntut ilmu dan aku akan menjadi orang yang bisa merubah arah bangsa ini.

Sayangnya, bukan hidup namanya jika tidak ada masalah. Masalah adalah hal yang selalu melekat erat pada kehidupan setiap manusia. Termasuk juga diriku sendiri.

Kini aku menghadapi sebuah masalah baru dalam hidupku. Baru saja aku ingin fokus untuk menuntut ilmu, dan kini aku harus fokus pada usaha ayahku. Usaha ternak ayam yang digeluti ayahku mengalami kemunduran.

Sedangkan ayahku kini mulai sakit-sakitan. Tak ada pilihan lain selain meneruskan dan membangkitkan usaha ayahku dengan tanganku sendiri. Karena hanya akulah orang yang bisa melakukannya.

Jika usaha ayahku ini bangkrut, maka aku tidak akan bisa meneruskan pendidikanku. Selain itu, adik-adikku juga tidak akan bisa meneruskan sekolahnya. Ini benar-benar sulit.

Aku dihadapkan pada dua pilihan yang keduanya sama-sama mulia. Aku harus menutut ilmu untuk mengangkat derajat keluargaku. Tapi aku juga harus meneruskan usaha ayahku untuk bisa menghidupi keluargaku.

Bagaimana bisa aku fokus pada kuliahku jika aku harus memikirkan usaha ternak? Dan bagaimana bisa aku fokus pada usaha ternak ayahku jika aku terus memikirkan kuliah?

Ini sulit. Sangat sulit. Mungkin cobaan semacam ini hanya Tuhan tunjukan pada manusia-manusia tertentu saja. Dan detik ini, atas cobaan yang Tuhan berikan, aku percaya bahwa aku adalah orang yang special.

Tuhan tidak akan mungkin mewajibkan menuntut ilmu bagi hambaNya jika Dia tidak memberikan jalan. Aku percaya Tuhan akan memberikan jalan untukku. Untuk usahaku dan juga untuk pendidikanku.

Satu-satunya cara agar aku bisa terus kuliah sambil menjalankan usaha ayahku adalah dengan mengmbil kuliah malam. Meski aku sadar, aku akan masuk kedalam kasta yang lebih rendah.

Tapi tidak masalah. Yang terpenting sekarang bagiku adalah meneruskan pendidikan tanpa harus meninggalkan usaha ayahku. aku percaya, badai pasti berlalu. Aku juga percaya, negara ini akan segera menuju kearah yang lebih baik. Pasti aka nada orang-orang baru yang bisa menuntaskan masalah kemiskinan dan kebodohan di negara ini.

Tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki negara ini. negara ini adalah milik bangsa ini. dan aku yakin, bangsa ini akan segera membawa negara ini menuju kearah yang lebih baik.

Aku percaya itu, negara ini masih memiliki manusia-manusia yang berintegritas tinggi. Orang-orang yang mau mengabdi dan mendedikasikan hidupnya untuk negara. Dan orang itulah yang akan bisa mengatasi masalahku ini. tidak akan pernah kubiarkan lagi ada orang yang harus putus sekolah hanya karena masalah biaya. Karena itu begitu menjijikan.

---oOo---

Back To Top