Cerpen tentang cinta yang sempurna berikut ini akan menjadi salah satu hiburan yang cukup menarik. Ada kisah menarik yang diberikan dalam cerpen ini. Ringan, pendek dan mudah diikuti. Ada yang ingin membaca cerpen tarbaru seperti ini?
Untuk bahan bacaan santai di waktu senggang, cerpen remaja ini bisa menjadi salah satu alternatif pilihan. Apa yang diangkat didalamnya pun cukup unik dan baru. Berbeda dengan yang lain.
Kami berharap karya sederhana ini bisa menjadi tambahan referensi untuk rekan semua yang suka dengan kisah cinta menarik penuh makna. Satu dari sekian banyak kisah yang bisa menghibur kita.
Mungkin tidak sempurna, mungkin kurang sesuai keinginan. Tapi setidaknya karya ini bisa jadi tambahan. Dan, contoh untuk rekan semua yang sedang belajar menulis karangan fiksi seperti cerpen dan lain sebagainya. Yuk langung dibaca saja.
Berdiri ku di sini, melawan panasnya sang matahari begitu kejam
membakar. Kau datang dengan wajah memelas dan mata yang berkaca-kaca. Kau tidak
enak hati telah membuatku lama menunggu. Tetapi aku pun tersenyum dan tidaklah
memperlihatkan muka kemarahan.
Kami berharap karya sederhana ini bisa menjadi tambahan referensi untuk rekan semua yang suka dengan kisah cinta menarik penuh makna. Satu dari sekian banyak kisah yang bisa menghibur kita.
Mungkin tidak sempurna, mungkin kurang sesuai keinginan. Tapi setidaknya karya ini bisa jadi tambahan. Dan, contoh untuk rekan semua yang sedang belajar menulis karangan fiksi seperti cerpen dan lain sebagainya. Yuk langung dibaca saja.
Kesempurnaan Cinta yang Kau Berikan
Cerpen Cinta Sempurna
Aku cukup bahagia, bisa melihatmu datang di tempat ini. Aku
sudah mempunyai pikiran kau tidak akan datang di tempat ini. Hampir saja aku
putus asa dan menyerah untuk menunggumu di sini. Tetapi dengan jiwa besarmu kau
datang dengan tawa dan keceriaan yang sudah lama tidak aku lihat.
Kau mendekatiku dan berdiri di depanku, lalu kau memasukan
tanganmu ke tas yang kau bawa dan mengambil sepucuk kain kecil segi empat.
Dengan perhatian cinta yang mendalam kau mengelap kening ini hingga hilang
kringat yang menempel. “Apa kabar..?”, ungkapku kepadamu begitu bahagia melihat
kau telah datang kembali.
“Aku baik-baik saja”, ungkapnya dan terus mengelap keningku
hingga bersih.
“Panas nih, berteduh yuk”, ungkapku kepadanya.
Dia tersenyum dan langsung berjalan hendak berteduh di
gedung kosong yag jaraknya 300 meter dari tempat kami berdiri. Tempat ini
adalah tempat yang jauh dari pemukiman dan jauh dari perdesaan. Sejak
pertengkaranku dengannya dahulu, hubungan kami terpisah akibat kesalah pahaman.
Kini aku telah sadar bahwa wanita yang sedang bersamaku saat
ini adalah wanita yang tulus mencintaiku. Untuk itulah aku berdiri di sini,
karena ingin meminta maaf darinya dan berharap dia datang menemuiku di tempat
ini. Aku sangat bersyukur dia masih mau menemuiku di sini dan hubunganku bisa
di perbaiki.
Dengan perlahan aku dan dia berjalan di tengah panasnya
matahari yang menyengat. Tak lama kemudian aku pun sampai di gedung tua
tersebut. Kami pun duduk di teras gedung tersebut. Dengan ekspresi sedikit
kesalnya dia berkata,”Kenapa kamu tidak ke rumah saja si”, ungkap kekasihku.
“Kamu ingat tidak, tempat ini adalah tempat berteduhku
dahulu waktu aku kehujanan. Di sini juga aku melihat kau dengan ayahmu, yang
juga sedang berteduh lalu aku berkenalan dengan ayahmu dan kemudian denganmu.
Karena ini tempat pertama kali kita bertemu maka aku pun mengajakmu untuk
datang di tempat ini lagi”, ungkapku.
“Iya si, tapikan ini jauh dari permukiman”, ungkap
kekasihku.
“Tapi aku senang sekali kau datang menghampiriku di sini”,
dengan mengusap rambutnya.
“Aku juga senang akhrinya kamu sadar”, ungkapnya dengan
tersenyum.
“Sekarang kita pulang yuk, hari sudah hampir sore”,
ungkapku.
“Ayok”.
Kami berdiri dan bergegas menghampiri kendaraan kami yang
memang sudah terparkir di depan gedung ini. Kami pun duduk dan kemudian mulai
menghidupkan seepeda motor kami. Setelah nyala dengan perlahan kami berjalan
menuju arah pulang.
Kami berjalan beriringan dan sangat pelan melewati jalan
yang sepi ini. Setelah setengah jam kami berjalan akhirnya kami pun sampai di
jalan raya. Kami menengok ke kanan dan ke kiri dan kemudian menyeberang dengan
sangat hati-hati. Sementara itu aku terus di belakang kekasihku dan selalu
mengawalnya dari belakang.
Bahagia sekali hati ini bisa mendapatkan maaf dari orang
yang aku sayangi. Dengan selalu tersenyum aku memandanginya dari belakang. Ini
semua tidak aku sadari dan seolah mimpi bisa naik motor beriringan dengan
kekasihku. Aku akan terus mengawalnya hingga sesampainya dia di rumah.
Cukup jauh memang jarak rumah kekasihku dari tempat
tersebut. Perlu memakan waktu selama dua jam unntuk bisa sampai di rumah.
Dengan sabar aku terus mengawalnya dan menjaga jarak dengannya.
Agar aku dan dia tidak terpisah dan tidak juga bertabrakan.
Untuk itu seni dalam memainkan gas juga haru diterapkan. Kapan aku harus
menambah gas dan kapan kapan aku harus mengurangi gas.
Setelah 2 jam sampailah aku di rumah kekasihku. kami pun
menghentikan laju motor kami dan menyandarkannya dengan kaki kami. “Mau mampir
tidak..?”, ungkap kekasihku dengan senyumnya. “Aku langsung sajalah, hari sudah
semakin sore”, ungkapku.
Aku pun menghidupkan motorku lagi, aku melihatnya sambil
tersenyum dan berkata,”Aku pulang ya”. Sementara itu diapun tersenyum dan
berkata,”Iya hati-hati ya”. Aku terus berjalan menuju pulang dengan santai.
Di perjalanan aku tidak habis pikir memikirkan kekasihku.
Aku begitu riangnya menunggangi motor ini dan melintasi jalan sambil memikirkan
kekasihku. Aku tidak peduli orang lain yang melihatku saat ini. Biarkan dia
mengatakan aku gila karena tersenyum sendiri, tetapi yang pasti aku sangat bahagia
dengan hal ini.
Kini aku akan mempertahankannya dengan selalu mencintainya.
Aku juga tidak akan menyakitinya dan akan selalu percaya dengannya. Aku akan
membuka lembaran baru cinta yang baru saja aku sambung setelah sebelumnya putus
akibat salah paham. Di hubungan yang baru aku sambung ini semoga tidak ada
kesalah pahaman yang membuat hubngan kami pecah lagi.
Aku ingin hubungan yang baru aku sambung ini bisa tahan
sampai kami nikah nanti dan sampai kami mati. Sehingga aku bisa terus
memberikan cintaku kepaanya. Aku juga bisa selalu merasakan cinta yang tulus
darinya. Dan kami akan menjadi pasangan yang akan terus saling mencintai sampai
mati.
Jalan sudah semakin dekat, tidak terasa jalan yang jauh
menjadi sangat dekat di tempuh. Ini semua karena aku memikirkan kekasihku
sembari berjalan. Hingga aku pun tidak sadar bahwa jalan yang jauh ini terasa
lebih dekat. Aku terus menambah gas motorku agar cepat sampai.
Sesampainya aku di depan rumah aku memarkirkan motorku di
teras. Aku turun dan kemudian melepas helemku. Aku masuk ke rumah dan masuk ke
kamar untuk meletakan tas. Aku juga mengganti bajuku yang kotor ini karena
terkena keringat usai melawan matahari. Setelah itu aku pergi mandi untuk
mengembalikan semangatku lagi.
Usai mandi aku memakai pakaianku dan kemudian duduk di
ruangan televisi. Aku duduk bersama ayah dan ibuku dan sambil menonton serial
kesukaaan kami.
“Tadi siang kamu kemana Hendra..?”, ungkap ibuku ditengah
keasyikanku sedang menonton televisi. “Aku menemui Vira ma”, ungkapku tanpa berkedip
melihat tayangan televisi tersebut. “Sudah selesai masalah kalian berdua..?”,
ungkap mamaku. “Iya sudah kok ma”, tanpa melihat mamaku sedikitpun.
Ibu berhenti bertanya dan ikut menonton dengan serius
tayangan televisi. Sementara itu ayahku sudah tertidur pulas di bangku tempat
kami duduk. Mungkin dia kecapekaan karena seharian kerja. Aku pun membiarkannya
tidur dan melanjutkan menonton televisi.
Menoton menjadi lebih nikmat karena suasana hati yang sedang
ceria. Kebahagiaan ini tentu belum aku rasakan kemarin ketika aku belum
mendapat maaf dari kekasihku. Aku terus merasa bersalah ketika mengetahui bahwa
kekasihku tidaklah bersalah. Bahakan makan saja aku tidak selera.
Adanya hari ini adalah sebagai pengobat semua keterpurukanku
hingga suasana kembali baik lagi seperti semula. Aku sangat bersyukur dengan
tuhan yang telah memberikan jalan untukku bisa kembali dengannya lagi.
---
oOo ---