Doaku Untukmu Sayang

Cerpen tentang pacar yang jauh, "Doaku Untukmu Sayang". Terpisah dengan pacar yang jauh, apalagi dalam waktu yang tidak sebentar memang sangat menyiksa, tak jarang banyak yang menyerah. Cerpen “doaku untukmu sayang” ini menceritakan kisah tersebut, yaitu kisah tentang seseorang yang terpisah dengan kekasihnya cukup lama. 

Doaku Untukmu Sayang

Bagaimana rasanya dan bagaimana keadaan remaja tersebut? Kisah atau cerita tentang pacaran jarak jauh memang tidak selamanya muram atau tidak juga selamanya indah. 

Kadang, keadaan berpisah – meski untuk sementara – dengan kekasih memang menjadi beban berat tersendiri bagi seseorang. Tak jarang banyak orang yang putus asa dan mengakhiri asmara dengan sebuah pengkhianatan.

Tapi lain halnya dengan seseorang yang memiliki dasar jiwa yang percaya kepada Tuhan. Kebanyakan ia akan lebih cenderung untuk pasrah, berserah diri kepada Tuhan untuk kebaikan dan keinginan yang dimiliki. 

Berserah kepada Tuhan, meminta petunjuk, bersabar dan mewujudkan semua itu dalam doa yang tulus, keajaiban bisa terjadi.

Pada cerpen cinta kali ini juga cukup terlihat nuansa rohani atau religi yang ada. Suasana atau keadaan-keadaan yang dekat dengan aktivitas ibadah memberikan kesan dalam pada cerita yang disuguhkan, sungguh sesuatu yang membuat penasaran.

Cerpen pacar yang jauh ini ceritanya juga cukup menarik, pendek dan tidak membosankan. Anda bisa menikmati sebuah karya sederhana yang membuat anda merasa lebih santai, hilang dari ketegangan dan kepenatan rutinitas. 

Bagaimana, tidak akan tahu agaimana ceritanya kalau tidak baca sendiri, nanti kan bisa ikut komentar apakah bagus atau tidak ceritanya.

Doaku Untukmu Sayang
Cerpen tentang Pacar yang Jauh

Berhiaskan bulan dan bintang, malam begitu terang meneduhkan hati. Sementara itu, alunan ayat suci al-quran bersenandung - merasuk, menusuk sanubari. Aku melihat santri-santri masjid yang begitu giat membaca al-quran. Hanya 10 orang memang, tidak banyak tetapi aku harap dari sepuluh orang ini akan bisa bertambah lagi.

Sementara itu ustad menyimak dengan seksama bacaan yang kami lafadkan ustad akan memberi komentar untuk bacaan yang salah. Ustad Mukmin adalah ustad yang sangat bijak. Dia bahkan sangat sabar mengajari kami yang memang belum paham sama sekali dengan ayah suci al-quran.

Berkat beliaulah kini kami sudah mengetahui sedikit-sedikit tentang cara membaca alquran.
Usai mengaji, kami para santri di persilahkan untuk pulang. Kami pun mencium tangan dari ustad Mukmin dan kemudian pulang.

Aku berjalan menuju rumahku dengan tiga orang teman ngajiku. Sementara 7 yang lain berpisah dengaku karena berbeda arah. Jalan-jalan tanah kami lewati bersama dengan saling engobrol dan bercanda tawa. Sementara itu 15 menit sudah aku berjalan dan akhirnya aku sampai di rumahku.

“Ayo mau mampir tidak,” ungkapku.
“Iya lain kali saja Mir”, ungkap ketiga orang temanku.
‘ya sudh hati-hati ya”, ungkapku.
“Iya, kami pulang ya”, Ungkap temanku.
“Iya”.

Aku pun masuk ke rumahku dan temanku sudah jauh berjalan menuju ke rumahnya. “Assalamualaiku”, ungkapku. “Waalaikum salam”, ungkap ibuku. “Belum tidur bu.?”, ungkapku. “Belum, Mir ibu nungguin kamu”, ungkap ibuku. “Tidur buk sudah malam;”, ungkapku. “Iya Mir, ibuku pun berjalan ke kamar dan tidur”.

Sementara itu aku duduk sejenak di kamar sambil memandang foto kekasihku. Aku rindu sekali dengan kekasihku yang kini jauh. Aku tidak tahu kapan dia pulang. 

Dia pergi untuk mencari sebuah ilmu untuk kehidupan masa depannya. Aku berharap dia tidak luapa denganku setelah dia mendapatkan kehidupan yang lebih baik dengan ilmu yang dia dapat.

Sementara itu begitu betah aku memandang foto kekasihku ini, hingga aku tidak sadar malam pun semakin larut. Aku pun tidur karena besok pagi aku ingin sekali bangun pagi dan sholat berjamaah di masjid. Aku membaca doa terlebih dahulu dan kemudian memejamkan mataku.
Subuh menjelang, aku pun terbangun dari tidur indahku.

Aku bergegas mengambil air wudhu dan kemudian pergi ke masjid. Aku berjalan dengan pelannya dan mengucap kalimat tasbih. 

Dengan sabarnya aku melewati jalan yang tidak rata ini, dari mulai tanjakan, tujunan, dan jalan yang becek. Setelah menempuh waktu selama 15 menit berjalan, aku pun sampai di masjid. Bersyukur sholat berjamaah belum dimulai, itu artinya aku belum telat.

Aku pun langsung masuk masjid, dan sholat sunah, baru kemudian sholat subuh berjamaah setelah komat di kumandangkan. 

Begitu nikmat bisa bangun pagi-pagi seperti ini. Bangun pagi membuat pikiranku menjadi lebih jernih dan sangat nyaman sekali. Sementara itu kalimat ilahi aku lontarkan hingga aku selesai melakukan sholat subuh.

Usai sholat aku duduk sejenak untuk meminta pertolongan kepada sang pencipta. Aku juga meminta agar di pertemukan kembali dengan kekasihku. Karena dia dalah kekasih yang aku sayangi dan aku cintai. Aku berdoa dnegan khusyu’ sambil membuka kedua tanganku.

Usai berdoa cukup lama aku mengusap mukaku dengan  kedua tanganku. Dan kemudian berdiri untuk kemudian pulang ke rumah. 

Aku berjalan lagi untuk menuju pulang, bagiku jalan ini adalah jalan akses termudah, meskipun aku harus menempuhnya selama 15 menit. Adapun jalan yang lain yang bisa di gunakan, tetapi melewati hutan.

Di perjalanan aku kembali teringat dengan kekasihku yang sedang jauh di sana. Aku kembali memikirkannya dan berharap sekali bisa segera bertemu dengannya. Andai kau mempunyai kuasa untuk menemui kekasihku hari ini tentulah aku akan menemuinya. Tetapi jalan saja aku tidak tahu bagaimana aku menemuinya.

Aku pun sampai di rumah setelah melaukan perjalanan selama 15 menit, dan sambil memikirkan kekasihku. Aku duduk di depan rumah sejenak dan melanjutkan menghayal tentang kekasihku. dalam hati aku terus berharap kepada Tuhan, agar aku bisa di pertemukan denga kekasihku. karena dengan cari inilah aku bisa melepas kerinduan yang sudah 4 tahun aku tahan.

Aku duduk di depan rumah hingga aku tidak sadar hari sudah berubah menjadi siang. Sesadarnya aku bahwa ini sudah siang, aku masuk ke dalam dan kemudian mandi. Usai mandi aku masuk kamar dan mengganti bajuku. Tiba-tiba ada suara,”Assalamualaikum”, suara salam dari pintu depan. “Siapa ya”, ungkapku di dalam hati kecil.

Suara tersebut adalah suara perempuan tetapi aku pun tidak paham dengan suara yang berasal dari pintu depan tersebut. Aku pun menemuinya ke depan setelah mengganti bajuku. Aku pun membuka pintu dan aku pun terkejut, ternyata kekasihku. Aku hanya takjub dengan doa yang aku panjatkan tadi pagi, begitu singkat dan begitu cepat, maha besar Tuhan yang mengatur takdir.

“Loh dek, kamu sudah pulang.?”, ungkapku.
“Iya sudah mas, mas gimana kabarnya”, ungkap kekasihku.
“Baik, kamu bagaimana.?”, ungkapku.
“Seperti yang mas lihat, aku baik-baik saja”, ungkap kekasihku.

“Silahkan masuk”, ungkapku.
“Iya, mana ibu”, ungkap kekasihku.
“Iya entar saya panggilkan, kamu duduk dulu”, ungkapku.
“Ibu..!, ada tamu istimewa ibu”, ungkapku beteriak kepada ibuku.

Sementara itu kekasihku tersenyum dengan begitu lebarnya, ketika aku mengatakan tamu istimewa. “Siapa Mir”, ungkap ibuku mendatangi ruang tamu. “Ini ada tamu istimewa bu”, ungkapku.

“Ibu bagaimana kabarnya.?”, ungkap kekasihku sambil bersalaman dengan ibuku.
“Baik nak, kamu sudah pulang.?”, ungkap kekasihku.
“Iya buk, ini kebetulan libur panjang jadi pulang”, unngkap kekasihku.
“Ya sudah duduk saja dulu, saya buatkan minuman dulu”, ungkap ibuku.

Aku dan kekasihku pun duduk kembali di kursi ruang tamu. “Allhamdulliah bisa melihat kamu lagi dek”, ungkapku kepada kekasihku. “Aku juga seneng mas bisa ngelihat kamu, dan aku tidak bohong kan aku akan nemuin kau sesudah aku kembali di sini”, ungkap kekasihku.

“Iya, padahal aku sudah takut sekali kamu akan meninggalkan aku dan melupakan aku”, ungkapku. “Ya enggak lah, aku cinta sama kamu mas, jadi aku tidak akan melakukan itu”, ungkap kekasihku. “Iya sama aku juga cinta sama kamu”.

Tak lama kemudian ibuku datang dan membawakan minuman. Aku pun membantu ibuku membawa minuman dan menyajikannya di depan kekasihku.

“Ini silahkan di minum”, ungkap ibuku.
“Iya ibu, terimakasih”, ungkap kekasihku.
“Sudah berapa tahun ibu tidak lihat kau nak, kini kamu tambah cantik saja”,ungakp ibuku.
“Hahahaha, tidak lah buk, biasa aja, paling 4 tahunan”, ungkap kekasihku.
“Kapan kamu wisuda”, ungkap ibuku.
“Sebentar lagi buk, mas Amir dan ibu doain ya, semoga aku bisa waisuda tahun ini”, ungkap kekasihku.
“Iya pasti kita doain”, ungkap ibuku.

Kini kegalauanku sudah hilang dan aku pun bisa kembali bertemu dengan kekasihku lagi, setelah 4 tahun berpisah. Untuk selanjutnya aku hanya bisa berharap aku akan selalu di sampingnya dan kami pun akan bersamanya selamanya.
 
--- oOo ---

Tag : Cerpen, Cinta, Remaja
Back To Top