Drama Cerita Rakyat, Terong Mas Menepati Janji Bagian 2 - Yang akan kita baca kali ini adalah lanjutan dari naskah drama cerita rakyat sebelumnya yang sudah kita baca bersama-sama. Jadi, tidak perlu diceritakan lagi bagaimana isi atau tema dari naskah drama tersebut.
Kalau yang belum membaca bagian awalnya dan sudah menemukan halaman ini maka sebaiknya di baca terlebih dahulu pada bagian 1, baru setelah itu dilanjutkan ke halaman ini.
Jika belum baca bagian pertama tentu saja akan bingung karena tahu-tahu ceritanya sudah begini dan tidak tahu awal cerita drama cerita rakyat ini. Makanya bisa dimulai dari bagian awal kemudian lanjut sampai akhir.
Drama terbaru ini masuk rekomendasi loh, soalnya termasuk ada materi lucunya, ada nasehat-nya dan ada juga unsur cerita kehidupan yang mengandung pesan moral. Sudah kita baca langsung cerita-nya.
Jika belum baca bagian pertama tentu saja akan bingung karena tahu-tahu ceritanya sudah begini dan tidak tahu awal cerita drama cerita rakyat ini. Makanya bisa dimulai dari bagian awal kemudian lanjut sampai akhir.
Drama terbaru ini masuk rekomendasi loh, soalnya termasuk ada materi lucunya, ada nasehat-nya dan ada juga unsur cerita kehidupan yang mengandung pesan moral. Sudah kita baca langsung cerita-nya.
Terong Mas Menepati Janji Bagian 2
Bapak : “Iya, biarkan Bu. Kita kan orang kecil. Menurut saja sama orang-orang besar kaya Buto ini. Oke lah Pak But, ”
Buto Ijo : “Nah, begitu dong. Kan kita juga biar enak.”
Bapak : “Tapi ya jangan begitu Pak But, sama teman sendiri mbok ada kelonggaran”
Buto Ijo : “Lha kamu minta berapa”
Bapak : “Bagaimana kalau 70 tahun”
Buto Ijo : “Enak saja, utang belum terbayar, aku sudah mati”
Bapak : “Ya sudah, pas-nya berapa?”
Buto Ijo : “17 tahun, tidak kurang tidak lebih. Itu sudah di bawah harga pasaran loh…”
Bapak : “Ya Pak But, saya terima tawaran investasi anda. Sekarang mana anak yang kamu janjikan?”
Buto Ijo : “Dasar manusia, maunya serba instant,, ini buat kalian "hatchii hatchiii" (batuk alai). Kamu ini bau apa ini kamu bau terasi saya alergi terasi…
(Buto ijo memberi keluarga itu berupa sebuah terong yang berkulit emas 2 karat sambil melemparkan nya)
Bapak : “La kok?”
Buto Ijo : “Dasar manusia, sudah di kasih selalu saja kurang bersyukur. Buah ini kamu rawat dengan benar, nanti kalau sudah semakin besar dan matang boleh kamu belah. Di dalamnya ada seorang anak. Rawatlah dan tepati janjimu. Sekarang aku akan melanjutkan bisnis, mencari nasabah lagi”.huaahahahaha tertawa menggelegar (petir ).
Ibu : “ pak itu buah apa ?”
Bapak : “ kulit manggis kayak nya bu.”
Ibu : “ bukan, ini terong pak! Ya ampun, anu ora mbaca naskah si, makanya mangkat latihan yok.”
Bapak : “weh aku sebenarnya ya mengerti bu.. Tapi kalau kamu sudah tahu kenapa tanya segala! (membentak).”
Ibu : “ ya ceritanya aku kan polos enggak tau apa apa (ekspresi sok polos).”
Bapak : “wes buk ojo stand up waeee… ayo kita tanam terong ini aku ingin cepat punya anak.”
Ibu : “ iya pak (sambil menanam terong di halaman rumah )”
Suara malam hari (krik krik krikk)
Muncullah beberapa iblis datang membawa terong yang besar yang berisi anak (suara ngeri). Kemudian buto ijo memberikan mantra mantra alayyyy nyaaaaa….. Kuntilanak lewat di bonceng sepeda
Muncullah beberapa iblis datang membawa terong yang besar yang berisi anak (suara ngeri). Kemudian buto ijo memberikan mantra mantra alayyyy nyaaaaa….. Kuntilanak lewat di bonceng sepeda
Kuntilanak: hihihihihihihihi hikhik
Buto ijo : (membaca mantra)
Iblis meninggalkan panggung ….
Buto ijo: “ eh iblis kok gue di tinggal…. Bos nih, gue bos oi……walah kok palah di tinggal.”
Datang tukang ojek ( bremm bremmm bremmmm)
Buto ijooo : “hey tukang ojek …. ikut…. (sambil naik motor ) yok mangkat.”
(suara ayam berkokok tanda pagi)
Ibu : “(sambil membawa tas keranjang) subhanalloohhhh, ini apa? Pak eeeeeeeeeee”.
Bapak : “ apa bu?"
Ibu : “ ini pak ini timun jadi besar benar?”
Bapak : “ timun?, INi terong bu bukan timun, makanya berangkat latihan parodi, jadi enggak salah terus”
Ibu : oalah ya maaf pak,, soalnya ingat nya ini cerita timun mas.
Bapak : “kenapa diingat si, yang sudah ya sudah.. dong enggak perlu diinget, move on dari cerita itu. (sambil melihat ke arah terong) terong ini besar amat ya.”
Ibu : “ ye ilahh baru kaget OMG .”
Bapak :” buk kita buka yuk terong ini siapa tau isinya anak.”
Ibu : “mari pak yuk… sudah enggak sabar ini .”
(Membuka terong) (suara tangisan bayi)
Bayi terong keluar (Suara tangisan bayi)
Bapak : “Alah, ini anak apa? “
Terong mas : “(tingkah anak kecil ) … ma ma ma ma…mamamaaaaaa ( mau memeluk ibu nya).”
Bapak : “ (mengambil terong dengan jari telunjuk)…hus bukan muhrimmmm.”
Terong mas : “pa pa paaaaaaaaaa ( memeluk bapak ).”
Bapak : “walah jan duh gusti kok ya begini, hiks) (sambil terong mass).”
Ibu : “huss huss bapak jangan begitu, sini sama mama ..bayi imutt ( sambil menyubit pipi).”
Terong mas : “ma maaa cuu cuu cuu maaa.”
Ibu : “haaaaaa…..ooo ini ( sambil menyerahkan botol raksasa ).”
Terong mas : “ emmmmmmm…..enakkkkkkkkk”
Bapak : “Waduh bu, ini bagaimana, kok anak-nya seperti ini (tepuk jidat ).”
Ibu : “Sudah pak disyukuri aja. Emmmm pak kita kasih nama siapa ya bocah ganteng ku ini.”
Bersambung ke Drama Cerita Rakyat:
Terong Mas Menepati Janji Bagian 3
Terong Mas Menepati Janji Bagian 3