Yang paling banyak memang Cerpen tentang Cinta, nah kali ini ada sebuah cerpen singkat dengan judul "Sakit Aku Sakit". Cerpen terbaru yang satu ini mengisahkan kepiluan seseorang setelah mengalami kemelut dalam hubungan cinta yang dimiliki.
Sungguh, bagi anda yang sedang bercinta mungkin anda harus belajar dari cerita yang akan anda baca ini. Meski cinta diakui bisa membuat kehidupan seseorang menjadi berwarna, bahagia dan berbunga.
Namun cinta juga bisa memberikan malapetaka jika terjadi hal yang tidak sebanding dengan harapan. Coba bayangkan jika kekasih anda ternyata mengkhianati anda, coba bayangkan jika pasangan anda ternyata menduakan cinta suci anda?
Ada hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari kisah berikut, pendalaman atas perasaan, terlalu tinggi harapan dan penantian, dan terlalu lupa akan kehidupan yang dijalani.
Anda bisa memilih bagaimana cara terbaik bagi anda untuk beradu kasih dengan sang pujaan hati. Berikut cerpen tentang pengkhianatan cinta khusus diberikan untuk anda semua. Seperti apa, langsung saja di bawah ini.
Tak pernah sama sekali ku sadari bahwa asmara, jalinan cinta dan perasaan kasih yang ada dan ku rasa harus hancur, tenggelam tanpa bekas. Ternyata semua tak abadi, semua berubah, kebahagiaan yang aku dapatkan dari cinta yang bersemi di hatiku untuknya sekejap hilang, sekejap hancur dan meninggalkan luka yang memerah.
Semua tak pernah ku harapkan, Diandra, seorang wanita yang begitu polos, jujur, anggun akhirnya menodai cinta yang kami miliki. Mengenal Diandra sedari beberapa tahun yang lalu ternyata tak cukup bagiku untuk mengenal tabiat asli yang ia miliki.
Aku tertipu, ternyata cinta yang dimiliki palsu dan sangat mudah berubah. Semua berawal dari saat kami merayakan hari jadi kami yang ke tiga.
Seperti semua kekasih yang merayakan hari jadi mereka, kami - aku dan Diandra - pun ikut terlena dengan buaian cinta yang ada. Kami mengadakan pesta ulang tahun yang cukup meriah.
Konsepnya, kami mengawali pesta dengan menghabiskan waktu berdua, setelah itu kami mengajak dan mengundang beberapa rekan untuk ikut merasakan kebahagiaan yang kami rasakan lalu setelah itu kami akan mengikrarkan cinta kami di hadapan kedua orang tua untuk menuju jenjang yang lebih serius.
Bagian pertama dari pesta tersebut sukses kami lakukan, kami menghabiskan waktu bersama dengan melakukan banyak hal mulai dari menonton film kesukaan sampai akhirnya terlelap kelelahan.
Belum puas merayakan hari bahagia tersebut kami memutuskan mengundang beberapa rekan untuk mengadakan pesta kecil-kecilan. Aku mengundang beberapa teman dekatku dan Diandra pun demikian.
Kami berpesta, berdansa, bermusik dan menghabiskan banyak hidangan. Ditengah berjalannya pesta aku terhenyak sejenak ketika aku melihat Diandra sang pujaan hatiku berbincang dengan akrab-nya dengan salah satu sahabat karibku. Tak perlu ku sebutkan namanya karena terus terang mengingatnya membuatku ingin muntah, sakit!
Aku menghampiri mereka yang sedang asyik bercanda, tak kusangka, mereka sepertinya terganggu, bahkan si "Tao" - sebutanku untuk sahabatku tersebut - terlihat begitu terusik ketika aku mengajak Diandra untuk kembali berdua. Ternyata, ternyata niat kami merayakan pesta inilah yang akhirnya menghancurkan cinta kami berdua.
Namun cinta juga bisa memberikan malapetaka jika terjadi hal yang tidak sebanding dengan harapan. Coba bayangkan jika kekasih anda ternyata mengkhianati anda, coba bayangkan jika pasangan anda ternyata menduakan cinta suci anda?
Ada hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari kisah berikut, pendalaman atas perasaan, terlalu tinggi harapan dan penantian, dan terlalu lupa akan kehidupan yang dijalani.
Anda bisa memilih bagaimana cara terbaik bagi anda untuk beradu kasih dengan sang pujaan hati. Berikut cerpen tentang pengkhianatan cinta khusus diberikan untuk anda semua. Seperti apa, langsung saja di bawah ini.
Cerpen Cinta Sakit Aku Sakit!!
Cerpen oleh: Mds
Cerpen oleh: Mds
Semua tak pernah ku harapkan, Diandra, seorang wanita yang begitu polos, jujur, anggun akhirnya menodai cinta yang kami miliki. Mengenal Diandra sedari beberapa tahun yang lalu ternyata tak cukup bagiku untuk mengenal tabiat asli yang ia miliki.
Aku tertipu, ternyata cinta yang dimiliki palsu dan sangat mudah berubah. Semua berawal dari saat kami merayakan hari jadi kami yang ke tiga.
Seperti semua kekasih yang merayakan hari jadi mereka, kami - aku dan Diandra - pun ikut terlena dengan buaian cinta yang ada. Kami mengadakan pesta ulang tahun yang cukup meriah.
Konsepnya, kami mengawali pesta dengan menghabiskan waktu berdua, setelah itu kami mengajak dan mengundang beberapa rekan untuk ikut merasakan kebahagiaan yang kami rasakan lalu setelah itu kami akan mengikrarkan cinta kami di hadapan kedua orang tua untuk menuju jenjang yang lebih serius.
Bagian pertama dari pesta tersebut sukses kami lakukan, kami menghabiskan waktu bersama dengan melakukan banyak hal mulai dari menonton film kesukaan sampai akhirnya terlelap kelelahan.
Belum puas merayakan hari bahagia tersebut kami memutuskan mengundang beberapa rekan untuk mengadakan pesta kecil-kecilan. Aku mengundang beberapa teman dekatku dan Diandra pun demikian.
Kami berpesta, berdansa, bermusik dan menghabiskan banyak hidangan. Ditengah berjalannya pesta aku terhenyak sejenak ketika aku melihat Diandra sang pujaan hatiku berbincang dengan akrab-nya dengan salah satu sahabat karibku. Tak perlu ku sebutkan namanya karena terus terang mengingatnya membuatku ingin muntah, sakit!
Aku menghampiri mereka yang sedang asyik bercanda, tak kusangka, mereka sepertinya terganggu, bahkan si "Tao" - sebutanku untuk sahabatku tersebut - terlihat begitu terusik ketika aku mengajak Diandra untuk kembali berdua. Ternyata, ternyata niat kami merayakan pesta inilah yang akhirnya menghancurkan cinta kami berdua.
Sejenak aku merenungi
Sehingga aku menyesali
Mengapa engkau mengingkari
Kau buat aku patah hati
Seandainya aku bisa
Kembalikan waktu
Tapi itu takkan bisa
Jika ku ulang kembali
Sakit aku sakit
Kalah ku mengalah
Salah aku salah
Sudah ku mengalah
Betapa aku mencintai
Tetapi masih kau sakiti
Aku tak bisa melupakan
Rasa sakit yang aku terima
Bagaikan bibit jamur yang tumbuh begitu cepat, gelagat tak enak pun segera muncul setelah pesta itu. Beberapa kali sahabat karibku menanyakan kabar Diandra kepadaku seolah dia lupa siapa Diandra bagiku.
"Hei, bagaimana kabar Diandra, kenapa tak di ajak?", dia bertanya kepada ku suatu pagi. Aku hanya terdiam, enggan menjawab pertanyaannya yang seolah memang sengaja di tujukan untuk menusuk hatiku.
"Kenapa kau begitu peduli dengan Diandra, apa kau suka dengan dia?", tanyaku ketus saat kesekian kalinya dia bertanya mengenai kekasihku tersebut. "Ehem... kau tak perlu cemburu, aku tak akan mengambil dia dari pelukanmu.." jawabnya.
Aku sedikit lega, meski aku tak dapat menjamin sesuatu yang mungkin saja bisa terjadi antara mereka tapi setidaknya aku sudah memperingatkan dia bahwa Diandra adalah orang yang akan saya jadikan pasangan hidup selamanya.
Angan tak sesuai dengan harapan, sekali waktu aku memergoki mereka sedang berbincang berdua di sisi kantin dekat kantor kami bekerja. Aku menganggapnya biasa, aku mengira Diandra akan menemuiku.
Saat aku menghampiri mereka Diandra terlihat biasa saja, tak ada salam, tak ada peluk mesra atau sejenisnya. "Apa mungkin ia lupa kalau aku kekasihnya", gumamku dalam hati.
Hari berlalu perasaanku semakin gelisah, seperti ada sesuatu yang memang sedang terjadi diantara kami. Makan malam yang biasanya romantis dan hangat terasa sedikit hambar, kalau biasanya Diandra enggan pulang setelah bertemu denganku hal sebaliknya yang sekarang terjadi.
Selalu ada alasan untuk cepat pulang. Ternyata, ini adalah awal "sakit aku, sakit" dari hancurnya asmara yang telah kami bangun bertahun-tahun. Sampai pada suatu malam...
"Hei, sedang apa kalian berdua disini?" tanyaku kepada Diandra dan Taon saat aku memergoki mereka berdua di sebuah restoran. "Hai, kami tak sengaja bertemu, yuk gabung", jawab temanku.
"Tak usah, aku akan segera pulang", "Diandra mari kita pulan", ajak ku kepada Diandra.
"Duluan aja, aku masih ada beberapa urusan yang belum selesai" jawabnya dengan santai.
"Ok, aku duluan!" jawabku ketus tanpa memandang sedikitpun pada mereka berdua.
Ini adalah hari terburuk dalam hidupku, sekejap rasa cinta dalam hati ini terbakar, membara membuat dadaku begitu sesak. Saat itu aku benar-benar terbakar cemburu. "Ini tidak boleh terjadi, aku harus menemuinya dan menyelesaikan masalah ini", niat ku dalam hati.
Tanpa menunggu lama, sebelum sampai ke rumah aku langsung putar balik, menuju ke rumah Diandra. Aku ingin menyelesaikan masalah ini sebelum semua menjadi lebih berat ku rasa.
"Teganya kalian menghianati aku!", aku langsung menghantam muka rekan ku dengan kepalan tangan ketika kudapati mereka sedang bercumbu di teras rumah itu. Aku benar-benar murka, entah berapa pukulan yang telah mendarat di wajah sahabatku tersebut - ya, sahabat yang telah menghancurkan hidupku.
Diandra hanya menangis melihat Taon bersimbah darah. "Terkutuk kalian berdua" umpatku sembari meninggalkan mereka dengan hati terbakar.
Sakit aku sakit
Kalah ku mengalah
Salah aku salah
Sudah ku mengalah
Sakit aku sakit
Kalah ku mengalah
Salah aku salah
Sudah ku mengalah
Sudah ku mengalah
Aku hancur, aku benar-benar hancur, tak ada lagi cinta yang akan mampu membuatku tersenyum. Biar ku kubur luka ini sendiri, biar ku pendam bangkai cinta ini sendiri. Tak kan ku palingkan lagi hatiku pada cinta palsu.
Begitu cepat, aku memacu laju kendaraan yang aku tunggangi tanpa arah. Begitu besarnya amarah yang ada, "kalau pun sekarang engkau berdiri menghalangi mobil ini, pasti akan kutabrak dirimu sampai mati", teriakku sambil memaju kecepatan mobilku.
Sepuluh menit kemudian, jelas sekali wajah Diandra terlihat di jalanan berniat menghentikan mobilku, darahku semakin naik, pedal gas ku injak dengan kuat, "mati kau Diandra!!".
Mobil ku pun menabrak orang yang berdiri menghalangi jalanku tersebut, aku tak peduli apakah itu Diandra atau bukan, aku memacu mobilku semakin cepat.
Terhenti di sebuah hamparan sawah yang hijau aku tiba-tiba teringat akan kejadian semalam, seolah seperti tersadar dari mabuk aku kaget mengingat apa yang aku lakukan semalam.
Coba ku ingat kembali wajah orang yang kuterjang tadi malam. Aku tak yakin siapa dia, tapi aku masih ingat jalan mana yang aku lalui semalam.
Aku kembali menelusuri jalan yang aku lewati semalam, sambil mengingat dimana aku mengehempaskan mobilku pada orang tersebut. Sampai di sebuah jalan tak jauh dari rumah Diandra ku temui bekas terjadi kecelakaan, banyak bekas noda darah tercecer di aspal. Jalanan sudah sedikit sepi, berhenti ku parkir mobilku.
"Ada apa ini pak?" tanyaku kepada salah seorang yang ada di sana.
"Ada kejadian tabrak lari semalam", jawab lelaki setengah baya tersebut.
"Lalu siapa korbannya pak?" tanyaku penasaran
"Entahlah dek, menurut beberapa orang, korbannya adalah seorang gadis yang rumahnya tepat di ujung jalan itu", dia menjawab sambil menunjuk arah rumah Diandra.
Sontak aku kaget setelah mengetahui kemungkinan memang Diandra yang aku tabrak semalam. Seketika itu hatiku hancur lagi.
"Ada apa dek, apa adek mengenal wanita itu? tanya bapak tadi.
"Tidak pak, saya tidak tahu", jawabku pelan
"Ini saya menemukan kartu nama yang tercecer, mungkin milik korban, siapa tahu adik kenal"..
Benar saja, sebuah kartu tanda penduduk atas nama Diandra disodorkan bapak itu ketanganku. Aku tak bisa berkata-kata, aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Pengkhianatan cinta ini, apakah sebanding dengan nyawa yang aku renggut?"
oOo
Tak bisa berkata banyak mengenai cerpen cinta sakit aku sakit yang baru anda baca tersebut. Ada pesan yang hendak diberikan oleh penulis. Apapun itu, bisa kita lihat jelas bahwa pengkhianatan berbuah pahit, dan ternyata cinta tak selalu berujung manis.
Mudah-mudahan, apa yang ada dalam cerita tersebut tidak pernah terjadi pada anda semua. Terakhir silahkan baca juga beberapa cerpen lain di bagian bawah jika anda sudah menyelesaikan cerpen singkat yang ini. Semoga berkenan di hati anda.