Cerita Pendek tentang Total Kendali Seseorang

Kisah cerita pendek tentang total kendali seseorang. Seiring semakin banyaknya pengguna yang mencari cerita-cerita menarik disini maka semakin banyak kebutuhan kita akan berbagai cerita baru. Kisah pada cerpen tentang kendali seseorang ini menjadi salah satunya.


Kisah ini merupakan contoh cerita pendek yang diminta oleh sobat pengunjung setia. Ia merasa kesulitan dalam mencari cerita pendek dengan tema kendali seseorang.

Sedikit tidak sesuai dengan harapan mungkin tetapi mudah-mudahan cerpen berjudul "langkah kaki emas" ini sesuai dengan gambaran kisah mengenai total kendali seseorang terhadap orang lain.

Langkah kaki emas adalah sebuah cerita yang menggambarkan kendali seorang ibu terhadap anaknya. Bukan dengan memberikan perintah atau seperti mengendalikan seseorang dengan cara kasar.

Sang ibu digambarkan mampu mengambil kendali penuh atas anaknya berkat didikan dan ajaran yang ia berikan kepada anak tercinta. Banyak nasehat dan petuah sang ibu yang mengikat batin dan fikiran sang anak sehingga anak tersebut selalu berjalan sesuai dengan tuntunan dan kebaikan.

Digambarkan dalam cerpen ini bahwa meski mempunyai kekurangan, sang anak bisa menjadi pribadi yang tangguh, ulet, tekun, rajin dan juga berbudi luhur.

Semua itu berkat ilmu yang diberikan oleh orang tuanya khususnya ibu. Pada akhir kisah ia bisa meraih kesuksesan yang sangat memuaskan dan membuat hidupnya menjadi lebih baik. Bagaimana sesebenarnya kisah dari Cerita Pendek tentang Total Kendali Seseorang tersebut?

Langkah Kaki Emas
Kumpulan Cerpen Singkat Terbaru

Tuhan memang sungguh adil kepada umatnya. Memberikan kekurangan, tapi juga memberikan kelebihan yang luar biasa kepada umatnya. Dibalik kekurangan seseorang tersebut pasti ada kemampuan yang luar biasa didalamnya. 

Adam seorang anak kecil yang cacat, tapi dia mempunyai kepribadian yang sangat baik. Dia juga sangat cerdas di sekolah. Meskipun dia mempunyai kekurangan fisik tapi dia sangat membanggakan kedua orang tuanya.

Adam tinggal di desa kecil daerah terpencil di Lereng Gunung. Dia anak tunggal dari keluarga yang serba kekurangan. Dengan keadaan orang tuanya, dia selalu bertekad untuk menaikkan derajat orang tuanya.

Sejak bayi sang ibu memang benar-benar telah mempersiapkan kepribadian yang begitu matang untuk diwariskan kepada sang anak. Melalui didikannya, Adam bahkan seperti bisa dikendalikan dengan mudah oleh ibunya.

Setiap kali tidak sesuai dengan tatanan budi dan kelakuan yang baik maka dengan mudah ibu bisa mengingatkan dan juga mengarahkan Adam ke jalan yang benar. Begitu kuatnya didikan moral ibunya hingga pelan tapi pasti menjadi pedoman hidup Adam.

Berbekal ajaran yang diberikan, Adam menjai anak yang sangat rajin. Pada hari minggu saat sekolahnya libur dia selalu membantu ibunya. Seperti membersihkan rumahnya, mencari kayu, dan dia juga membantu ibunya membuat kue untuk dijual keliling di sekitar kampungnya.

Setelah selesai membantu ibunya dia tak lupa membereskan alat dan bahan kue yang berserakan di dapur karena dia tak tega melihat ibunya kecapaian setelah lamanya membuat kue.

Kemudian dia bergegas mengambil air wudhu untuk shalat dzuhur. Dia anak yang sangat taat dengan agama, dia selalu tegar mendengar cacian dan bisikan orang tentang fisiknya yang tidak sempurna.

Adam tak pernah malu dengan kekurangannya, dan dia pun tak pernah mengeluh dengan keadaannya. Walaupun panas terik matahari menyengat kulitnya, dia tak pernah lelah menjunjung kotak kue yang amat berat. 

“Kue…kue…kue…!” serunya untuk menarik pelanggan.
“Hei! Anak cacat!!!” ejek salah satu temannya.
“Hei! Kau tuli juga rupanya, sudah buntung tuli pula, hahaha!!!” kata anak itu lagi. 

Adam hanya diam seakan tak mendengar apapun dan terus berjalan. Ia selalu ingat nasehat sang ibu bahwa Alloh tidak pernah memandang manusia dari fisik maupun kesempurnaannya melainkan hanya dari prilaku dan budi baik yang ia kerjakan. Nasehat itu benar-benar melekat dan bisa total mengendalikan jalan hidup Adam.

Pagi itu seperti biasa, Adam membantu ibunya dan segera berangkat ke sekolah. Dia mamakai seragam sekolah yang lusuh dan kusam dengan menenteng tas jeleknya.

Tangan yang lain mengapit tongkat tuanya yang selalu menemaninya kemanapun dia pergi. Sesampainya di sekolah dia pun langsung masuk ke kelasnya. 

“Ibu akan membagikan hasil ulangan Matematika kalian.” Kata guru Matematika Adam.
“Adam…” panggil guru tersebut.

“Kau memang cerdas.” Katanya lagi.
“Terimakasih Bu.” Kata Adam lalu kembali ke mejanya. 

“Dapat nilai berapa Dam?” Tanya Doni sahabat Adam sekaligus teman sebangku Adam.
“Alhamdullilah bagus.” Jawabnya sambil tersenyum.

“Coba aku lihat.” Kata Doni sembari menarik kertas yang sedang Adam lipat untuk dimasukkan ke dalam tasnya. 

“Selalu sempurna nilaimu, apa rahasiamu Dam?” Tanya Doni penasaran.
“Tentu saja selalu belajar, berusaha, dan selalu berdoa.” Jawabnya.

“Aku sudah melakukannya.” Kata Doni lagi.
“Berarti kau masih harus berusaha lebih keras lagi.” Nasehat Adam kepada sahabatnya itu. 

Adam memang selalu mendapatkan nilai bagus, tapi tak membuatnya mudah puas dengan semua itu. Akan tetapi dia terus berusaha untuk mempertahankan semua itu. Bukan cuma itu, bahkan dengan nilai yang paling bagus sekalipun Adam tak pernah sama sekali merasa sombong.

Ia percaya bahwa semua yang ada pada dirinya adalah anugrah yang patut di syukuri dan bukan di sombongkan. Begitulah setidaknya ibu Adam mengajarkannya. 

Dengan kecerdasannya itu pula Adam bisa melanjutkan sekolah hingga tingkat Universitas. Dia mendapat Beasiswa penuh karena kecerdasannya. Dia tak lagi merepotkan ibunya yang janda untuk mencari biaya sekolahnya. Dia bekerja dan kuliah, dia tinggal di kota dan berpisah dengan ibunya.

Sebenarnya dia tak ingin meninggalkan ibunya sendirian di rumah kecilnya yang ada di desa. Namun demi cita-cita dan untuk memperbaiki kehidupan yang lebih baik, dia harus berpisah dengan ibunya. Tak jarang dia merindukan sesosok ibunya, hampir setiap waktu dia selalu teringat wajah ibunya. 

Tak terasa waktu terus berjalan dan segala rintangan kehidupan telah dia jalani. Sekarang Adam sudah menjadi pengusaha sukses di kota. Dia membuka cabang usaha di mana-mana.

Ibunya pun berhasil dia bawa ke kota untuk tinggal di rumah hasil jerih payahnya selama ini. Dan dia juga bisa memberikan gelar Hj untuk ibu tercintanya.

Kesuksesan itu tak dia dapatkan dengan mudah, tetapi dengan kerja keras dan doa sehingga menjadi seperti sekarang.

Meskipun begitu dia pun tak pernah sombong dengan orang lain, dan dia selalu membantu sesama. Dia sekarang juga bisa berjalan layaknya orang normal, karena dia memakai kaki palsu yang berada di kaki kanannya.

Tak ada lagi orang yang mengejeknya karena kekurangannya dulu. Hidup Adam sekarang terasa indah, semua itu berkat kebaikan dan ketekunannya.

oOo

Jika ada sumur di ladang boleh kita bertemu lagi, esok masih akan ada banyak lagi cerpen terbaru lain yang akan kita baca bersama-sama.

Pastikan untuk terus berkunjung ke situs ini untuk mendapatkan berbagai cerita menarik, inspiratis dan penuh makna hanya di situs ini. Mudah-mudahan Cerita Pendek tentang Total Kendali Seseorang kali ini bisa berkenan di hati kita semua.

Tag : Cerpen, Ibu, Nasehat
Back To Top