Cerpen patah hati yang berjudul "Aku Lara", mau? Meski hanya sebuah cerita namun cerita pendek tema patah hati memang terkadang bisa membuat kita menangis, apalagi jika kisahnya begitu mengharukan dan romantis.
Untuk edisi cerpen cinta kali ini akan ada sebuah cerita yang mengisahkan kehidupan cinta seseorang yang ternyata harus kandas di telan bumi. Begitu besar pengorbanan, begitu besar kesetiaan dan begitu tulus cinta ternyata tak selalu mampu membuat seseorang mendapatkan orang yang disayangi.
Cerita ini menggambarkan bagaimana orang yang sedang patah hati, mulai dari bagaimana dia memperjuangkan cinta, mengabdikan ketulusan sampai akhirnya ia harus rela menelan pil pahit kehidupan.
Mungkin cerita pendek tentang cinta kali ini tidak terlalu bagus namun tentunya anda bisa mendapatkan pelajaran berharga dari pesan yang ada. Selain itu anda bisa menggunakan cerpen singkat ini sebagai bahan belajar.
Mungkin cerita pendek tentang cinta kali ini tidak terlalu bagus namun tentunya anda bisa mendapatkan pelajaran berharga dari pesan yang ada. Selain itu anda bisa menggunakan cerpen singkat ini sebagai bahan belajar.
Dengan bahasa yang sederhana dan alur cerita yang habis sekali baca Cerpen Patah Hati Singkat, berjudul "Aku Lara" ini bisa menjadi pilihan hiburan bagi anda yang suka membaca cerita pendek. Tak usah panjang lebar, silahkan langsung nikmati kisahnya berikut!
Aku Lara!
Oleh Irmajajil
Bintang yang bersinar terang ternyata tak mampu sedikitpun melepas gelap yang ada di hatiku, seperti tak ada lagi kehidupan aku menjalani hari demi hari tanpa gairah.
Tak kusangka, meski aku tak memberikan semuanya namun saat dia pergi semua yang ada ikut terbawa, semangat, keceriaan, harga diri, impian, harapan, tak ada lagi yang tersisa disini.
Tak kusangka, meski aku tak memberikan semuanya namun saat dia pergi semua yang ada ikut terbawa, semangat, keceriaan, harga diri, impian, harapan, tak ada lagi yang tersisa disini.
Wawan memang menjadi satu yang spesial di hatiku, aku mengenalnya tiga tahun yang lalu saat kami sedang bersama-sama mengikuti perjalanan wisata sekolah. Kami adalah guru pendamping dalam kegiatan study wisata sekolah yang diadakan di sekolah kami.
Pertemuan kami singkat tapi berkesan karena semenjak pertemuan itu ada beberapa pertemuan yang kebetulan terjadi yang memaksa kami bertatap muka dan beradu pandang. Kami tidak menyadari, rasa cinta tumbuh begitu cepat, meski perkenalan kami belum begitu lama.
Pertemuan kami singkat tapi berkesan karena semenjak pertemuan itu ada beberapa pertemuan yang kebetulan terjadi yang memaksa kami bertatap muka dan beradu pandang. Kami tidak menyadari, rasa cinta tumbuh begitu cepat, meski perkenalan kami belum begitu lama.
Beberapa bulan berselang kami mulai sering jalan berdua, menghabiskan akhir pekan meski hanya sekedar mengukur jalan atau mengitari beberapa toko buku.
Maklum, sebagai pendidik kami terbawa suasana sehingga kegiatan kami juga tak jauh dari pendidikan, buku dan hal lain seputar pekerjaan. Pernah suatu kali aku bergurau padanya mengenai hal itu.
Maklum, sebagai pendidik kami terbawa suasana sehingga kegiatan kami juga tak jauh dari pendidikan, buku dan hal lain seputar pekerjaan. Pernah suatu kali aku bergurau padanya mengenai hal itu.
"Bosan, tiap kali kita menghabiskan waktu di seputar pendidikan, kapan ya di ajak liburan yang lebih romantis", ucapkan suatu kali saat kami sedang duduk di taman kota.
"Hem, benar memang, aku belum mengajakmu berlibur karena takut mengganggu aktivitas mu", jawabnya pelan.
"Beberapa bulan ini kita tambah dekat, sudah ada rindu yang tumbuh di hatiku, apakah kamu akan membiarkannya terus seperti ini?" tanya ku memancing perasaannya
Saat itu dia hanya terdiam, seolah berusaha menyembunyikan perasaan yang ada di hatinya. Aku mulai khawatir, aku takut terjebak dalam perasaan yang tak berbalas.
Untungnya semua itu tak terjadi, akhir pekan ini dia mengajak aku liburan, menghabiskan akhir pekan di salah satu pantai terindah yang ada di daerah kami.
Untungnya semua itu tak terjadi, akhir pekan ini dia mengajak aku liburan, menghabiskan akhir pekan di salah satu pantai terindah yang ada di daerah kami.
Itu adalah hari paling bahagia yang pernah aku rasakan, saat itulah akhirnya Wawan menyatakan cinta sucinya padaku. "Aku mencintaimu, aku ingin selamanya denganmu", ucapnya tegas, "apakah engkau bersedia menjadi pendamping ku?" tanya Wawan selanjutnya.
Dengan hati yang berdebar kencang aku hanya bisa menganggukkan kepalaku, tak ada kata yang bisa terucap.
Dengan hati yang berdebar kencang aku hanya bisa menganggukkan kepalaku, tak ada kata yang bisa terucap.
Sejak saat itu hari yang ku lewati selalu bahagia, dua seperti milik kita berdua, benar kata orang-orang yang mengatakan hal itu.
Kehidupan yang aku rasakan seperti telah sempurna, dia menjemput ku setiap pagi, mengantar ku pulang, memberikan kejutan saat malam minggu datang, aku benar-benar bahagia saat itu.
Kehidupan yang aku rasakan seperti telah sempurna, dia menjemput ku setiap pagi, mengantar ku pulang, memberikan kejutan saat malam minggu datang, aku benar-benar bahagia saat itu.
Siapa sangka hubungan yang begitu indah tersebut berakhir dengan cepat, semua berawal dari perasaanku yang gelisah.
Aku merasa semua yang dia lakukan hanya sandiwara, pasalnya suatu hari aku pernah memergoki dia berjalan dengan wanita lain, mesra seperti saat kami berdua. Saat itu aku tak terbakar cemburu, aku mengatasi semua perasaan itu dan mencari tahu siapa sebenarnya wanita yang bersamanya tersebut.
Aku merasa semua yang dia lakukan hanya sandiwara, pasalnya suatu hari aku pernah memergoki dia berjalan dengan wanita lain, mesra seperti saat kami berdua. Saat itu aku tak terbakar cemburu, aku mengatasi semua perasaan itu dan mencari tahu siapa sebenarnya wanita yang bersamanya tersebut.
Di tengah kegelisahan itu aku sadar bahwa memang ada sesuatu yang janggal pada dirinya. Aku ingat, setiap kali dia mengantar ku pulang dia seperti selalu tergesa ingin pergi.
Pernah sekali aku mangajaknya menemani ku sampai malam namun dia menolak, "tidak baik malam-malam berduaan terlalu lama", kalimat itu yang terucap. Sopan, bijak, baik sekali jaman sekarang masih ada lelaki yang bisa berkata demikian namun sayang semua itu ada alasannya.
Pernah sekali aku mangajaknya menemani ku sampai malam namun dia menolak, "tidak baik malam-malam berduaan terlalu lama", kalimat itu yang terucap. Sopan, bijak, baik sekali jaman sekarang masih ada lelaki yang bisa berkata demikian namun sayang semua itu ada alasannya.
Aku hampir melupakan apa yang pernah aku lihat karena dia begitu pandai memanjakan ku, memperlakukan ku dengan baik.
Tapi, pagi itu aku berangkat pagi ke sekolah karena harus menyelesaikan banyak pekerjaan, tak sengaja kulihat Wawan menggandeng seorang wanita yang menggendong seorang anak kecil.
Aku tak yakin itu Wawan, aku mencoba melihat lebih dekat, dan ternyata benar dia adalah Wawan - seorang lelaki yang telah menjadi separuh hidupku.
Tapi, pagi itu aku berangkat pagi ke sekolah karena harus menyelesaikan banyak pekerjaan, tak sengaja kulihat Wawan menggandeng seorang wanita yang menggendong seorang anak kecil.
Aku tak yakin itu Wawan, aku mencoba melihat lebih dekat, dan ternyata benar dia adalah Wawan - seorang lelaki yang telah menjadi separuh hidupku.
Seketika itu hatiku hancur, tapi aku tak mau dia tahu sebelum semuanya pasti. Sore itu seperti biasa mengantar ku pulang, aku mencoba mengajak Wawan masuk, karena setengah di paksa akhirnya dia masuk ke rumahku.
Ini kali pertama dia duduk di ruang tamu itu. Kami tak berbicara banyak, ku perhatikan dalam-dalam wajahnya, benar, ternyata dia menyembunyikan sesuatu. Terlihat jelas ada kegelisahan pada dirinya.
Segera dia minta undur diri, aku berusaha mencegah, "aku masih ingin berdua bersamamu, tinggallah sejenak", semakin ku tahan semakin terlihat jelas gurat kekhawatiran di wajahnya. Akhirnya aku membiarkannya pergi.
Ini kali pertama dia duduk di ruang tamu itu. Kami tak berbicara banyak, ku perhatikan dalam-dalam wajahnya, benar, ternyata dia menyembunyikan sesuatu. Terlihat jelas ada kegelisahan pada dirinya.
Segera dia minta undur diri, aku berusaha mencegah, "aku masih ingin berdua bersamamu, tinggallah sejenak", semakin ku tahan semakin terlihat jelas gurat kekhawatiran di wajahnya. Akhirnya aku membiarkannya pergi.
Tak puas, aku membuntuti nya sampai ke rumahnya, selama ini aku belum pernah diajak ke rumahnya.
Aku nekat membuntuti dia karena ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi dan siapa wanita yang bersamanya itu. Dia berhenti di sebuah rumah kecil yang sederhana tapi cukup ter urus, seorang wanita membukakan pintu diikuti teriakan seorang anak dari dalam rumah. "Ayah, ayah pulang bawa apa?"
Aku nekat membuntuti dia karena ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi dan siapa wanita yang bersamanya itu. Dia berhenti di sebuah rumah kecil yang sederhana tapi cukup ter urus, seorang wanita membukakan pintu diikuti teriakan seorang anak dari dalam rumah. "Ayah, ayah pulang bawa apa?"
Bukan kata putus yang menghancurkan cintaku, bukan perselingkuhan yang membuatku patah hati, ternyata, lelaki yang selama ini aku cinta telah berkeluarga. Hancur rasanya hatiku, lara ini seperti tak mungkin terobati.
Usai sudah cinta
Yang selama ini kita banggakan
Keluhku berujung duka
Yang tak pernah sedikitpun tuk aku bayangkan
Biarlah berlalu
Lepaskanlah dusta
Yang selama ini ada dan membatasi
Salah ku mungkin, aku tak pernah menanyakan hal itu padanya, tapi kenapa dia tega membohongi aku seperti itu. Aku sudah memberikan cintaku padanya, kesetiaan, kenapa? Aku sama sekali tak sanggup menahan duka ini. Aku tak bisa menghapus luka hati dan duka lara ini sendiri, aku...
Tak mampu ternyata ku ukur dalamnya hati lelaki bahkan yang selama ini menghabiskan waktu lebih banyak bersamaku. Akhirnya aku memberanikan diri mencari tahu status Wawan yang sebenarnya.
Berbekal beberapa kenalan akhirnya aku tahu memang Wawan telah memiliki seorang istri dan satu orang anak. Mereka bahagia meski Wawan harus berjuang menyembuhkan penyakit kanker yang di derita istrinya. Tak mampu aku tahan air mata ini, aku pergi, menjauh...
Berbekal beberapa kenalan akhirnya aku tahu memang Wawan telah memiliki seorang istri dan satu orang anak. Mereka bahagia meski Wawan harus berjuang menyembuhkan penyakit kanker yang di derita istrinya. Tak mampu aku tahan air mata ini, aku pergi, menjauh...
Cukuplah sudah air mata ini
Menetes tersiah dan menyakiti hati
Bersemayam kelak di palung terdalammu
Usai sudah cinta
Yang selama ini kita banggakan
Keluhku berujung duka
Yang tak pernah sedikitpun tuk aku bayangkan
Tanpa sepatah kata, tanpa tangis di depannya, aku langsung pindah ke kota lain, aku tak ingin terus di hantui perasaan yang menyakitkan ini. Ku tinggalkan Wawan dengan sejuta kenangan, pahit akhir cinta yang ku rasakan bersamanya. Tak mau lagi aku patah hati!!
oOo
Jika di baca dengan serius cerpen patah hati, Aku Lara di atas ternyata begitu mengharukan meski di tulis dengan gaya penceritaan yang sederhana. Semoga satu cerpen berjudul "lara" di atas bisa menjadi hiburan anda semua.
Silahkan baca juga beberapa cerita menyentuh lainnya di bagian bawah, anda bisa mendapatkan banyak cerpen tema patah hati seperti ini. Mudah-mudahan bisa menjadi bahan kajian dan dapat diambil hikmatnya bagi kehidupan kita. Jangan lupa berkunjung lagi besok!