Ada Pocong di Jendela, Cerpen Horor Lucu

Contoh cerpen horor yang lucu tentang pocong berikut ini bikin merinding. Baru membaca judulnya saja sudah membayangkan yang tidak-tidak. Kalau tidak berani lebih baik tidak usah membacanya ya. Takut kalau sampai kebawa mimpi.


Kan jadi repot kalau gara-gara cerpen kita jadi tidak bisa tidur nyenyak. Benar tidak? Tapi, yang sudah biasa tentu akan jadi hiburan yang menarik nih. Apalagi di suasana sepi saat terjebak di rumah dan tidak bisa pergi kemana-mana.

Membaca cerpen lucu, cerpen misteri atau yang cerpen hantu juga bisa menjadi hiburan yang menarik. Tidak percaya, silahkan ikuti cerita menarik ini ya. Tidak panjang kok. Lima atau sepuluh menit selesai.

Ada Pocong di Jendela
Cerpen Horor Lucu

Sinarnya mulai menyusut mulai membentuk mega berwarna merah di ufuk barat. Aku dan temanku yang bernama Dani. mulai berjalan pulang dengan membawa satu kandi rumput.

Dani adalah seorang tunawicara dan tunarungu. Langkah demi langkah aku berjalan menyusuri jalan, melewati perkebunan sawit dan pepohonan bambu yang terlalu lebat.

Bulu kuduk ku mulai berdiri, badan terasa merinding, pikiran jadi tidak karuan seperti ada yang mengikuti dibelakang. Tiba – tiba langkah temanku si Dani berhenti melihat ke arah pepohonan bambu yang berada disisi kanan jalan. 

Dia berteriak “baba babaduu” sambil menunjuk kearah pohon bambu. Aku hanya terdiam, aku tidak tahu apa yang dia maksut.

Aku berjalan mengarah padanya melihat kearah yang dia tunjuk. Dengan bahasa isarat aku menanyakan apa yang dia lihat. Dia malah mengangkat kedua tangannya di atas kepala, dia ingin mengatakan kalau dia melihat pocong. 

Tapi karena aku tidak tahu aku diam saja. Tiba – tiba dia lari terbirit – birit, aku pun ikut lari juga, sambil teriak “ada pocong, ada pocong”. 

Keesokan harinya, aku dan Dani disuruh temanku menemani dirumahnya, ibu dan bapaknya pergi ketempat saudaranya selama tiga hari. Dia adalah Sani, dia anak tunggal anak dari bapak Danu dan ibu Ani. 

Rumahnya lumayan besar banyak ruangan yang tidak terpakai. Ada salah satu ruangan yang bisa membuat bulu kuduk berdiri jika melihatnya. Aku menanyakan pada Sani “san, itu ruangan apa sih, kok suasananya mistis banget”. 

Dengan nada santai dia menjawab “oww itu, aku juga tidak tahu, kata bapak ku itu ruangan rahasia”. 

Mendengar jawaban Sani aku semakin penasaran, aku bertanya dalam hati “apa itu ruangan untuk penyembahan mahluk halus”. Semakin banyak aku berangan – angan, menerka – nerka ruangan apakah itu. 

Malam pun tiba, detak jarum jam pun berbunyi suasana sunyi mencekam. Tiba – tiba terlihat bayangan putih melintasi jendela. Aku sempat kaget, tapi karena Sani diam saja aku tidak jadi teriak. “San, kamu tidak takut apa tinggal sendiri dirumah sebesar ini” dengan nada gemetar. Dengan enteng Sani menjawabb”tidak lah, aku sudah biasa”.

Tidak ada angin tidak ada hujan Dani temanku yang bisu berteriak “baba baabbuu” sambil menunjuk ke arah jendela. Aku dan Sani kaget sampai lompat keatas kursi. 

Ternyata sekarang Dani tidak berbohong. Dia melihat pocong didepan jendela, aku dan sani pun melihatnya, seketika kita bertiga lari terbirit – birit menuju kamar Sani.

Setelah menunggu kira – kira lima menit aku kembali keluar untuk melihat pocongnya masih ada atau tidak. Aku lihat kesana kemari tidak ada yang mencurigakan. 

Tiba – tiba “astahfirulloh” aku mendekati pocong tersebut. Ternyata pocong tersebut mau masuk ke rumah Sani, tapi karena tangannya terikat dia tidak bisa mengetuk jendala. 

Aku menyarankan untuk masuk lewat pintu saja. Setelah itu aku pergi kekamar Sani. Aku menyuruhnya keluar “aman, semua terkendali” kata ku. Akhirnya Sani dan Dani keluar dari kamar kembali keruang tamu. 

Sesampainya di kamar tamu, terdengar suara “dug, dug, dug” di depan pintu. Kami bertiga bersama – sama menuju pintu. Lalu kami buka pintunya. “waaaa, poc poc, pocooong” teriak kami berdua. Kalo Dani “babaduuu baabduu”.

Kita lari lagi kekamar Sani. Sesampainya dikamar aku baru teringat kalau pocong tersebut mau masuk kerumah Sani, tapi karena tangannya terikat pocong tersebut mengetok pintu dengan kepalanya. 

Pasti kalian bertanya – tanya, kenapa pocong tersebut mau masuk kerumah Sani?. Mau tahu jawabannya, tanya sendiri pada pocongnya... sekian terimakasih

---oOo---

Back To Top