Cerpen, Jodohku Datang di Masa Liburan

Cerpen tentang Jodoh - Suasana yang cerah, ini kali pertamaku datang di desa yang masih mempunyai pemandangan yang begitu asri. Tetapi sebenarnya bukanlah desa tujuanku, tetapi destinasi yang ada di desa ini yang menjadi tujuan utama.

Cerpen, Jodohku Datang di Masa Liburan
Contoh Cerpen tentang Jodoh

Tetapi pemandangan desa yang masih asri juga menjadi daya tarik tersendiri bagiku ketika bermukim di penginapan sederhana yang terletak satu kilo dari destinasi wisata alam yang akan ku datangi.

Ini adalah desa Kelinci, yang merupakan dataran tinggi berhiaskan tanaman hijau yang tertata rapih, serta sungai jernih yang mengalir tanpa saling mendahului.

Musim libur seperti inilah banyak para wisatawan lokal maupun manca negara yang datang untuk berlibur dan berwisata di sini.

Di sinilah ada salah satu destinasi air terjun yang sangat indah, yang menjadi tujuan utama para wisatawan ketika berlibur di desa Kelinci ini. 

Air terjun tersebut adalah air terjun sumo ilang. Meski masyarakat setempat selalu mengkaitkan tempat tersebut dengan hal mistis, tetapi cerita mistis tersebut tidak mengurangi jumlah wisatawan yang datang.

Dan hari ini aku akan mendatangi air terjun Sumo Ilang tersebut sendirian, karena memang aku berangkat dari kota sendiri tanpa teman. 

Karena semua temanku rata-rata pulang ke kampung halamannya masing-masing, sedangkan aku yang kerja dan bersekolah di kota memilih untuk berlibur ketika hari libur datang.

Di desa Kelincilah aku menghabiskan waktu liburanku, hingga nanti akhirnya waktu libur usai. Aku yang sudah dalam keadaan segar, dan wewangian yang sedikit melekat di pakaianku, serta pakaian santai untuk berjalan-jalan, siap untuk pergi ke air terjun sumo ilang.

Aku menggunakan motor yang aku sewa dari penginapan, karena memang medan tidak memungkinkan bila harus menggunakan mobil.

Medan hanya bisa dicapai dengan menggunakan motor ataupun sepeda. Karena hanya ada motor di sini maka yang kupergunakan adalah motor.

Motor Rx- King mulai ku pacu melintasi jalan sempit pedesaan yang naik dan turun. Sementara di tengah jalan aku bertemu dengan seorang gadis yang nampak berjalan sendirian.

Sekilas dari belakang dia adalah gadis yang cantik, kulitnya putih, rambutnya hitam bergelombang dan tidak terlalu panjang serta tinggi.

Aku segera memelankan laju motorku dan berjalan mengiringinya di sampingnya sambil bertanya "Hey mau kemana" – Tanyaku sambil melihatnya ternyata memang dia gadis yang cantik.

Dia melihatku sambil tersenyum,"Aku mau ke air terjun, boleh aku menumpang.?" – Ungkapnya mempelihatkan gigi kelincinya.

"Tentu saja, aku juga hendak pergi ke air terjun" – Berhenti dan mempersilahkan gadis cantik tersebut menumpang motorku.

"Oh iya..?" – Ungkapnya berjalan melewati belakang motorku dan duduk di belakangku.

"Iya, sepertinya kau bukan orang sini..?" – tanyaku sambil mulai berjalan dengan suara cukup keras dari kenalpot motor dua tak ini.

"Ya kau benar, aku dari kota dan sedang berlibur di sini" – berbisik pelan di samping belakang kupingku.

"Kau sendirian..?, mana temanmu, keluargamu..?" – Tanyaku lagi sambil mengurangi kecepatan melintasi turunan.

"Aku tidak bersama mereka, karena memang aku ke sini ingin menghabiskan liburanku sendiri" Jawabnya sambil memegang punggungku menahan posisi ketika di turunan.

"Kau asli orang sini..?" – Tanyannya penasaran dengan wajah tersenyum.

"Bukan, aku juga dari kota, akupun sendiri ke sini, karena memang tidak ada teman" – Jawabku sederhana.

"Oh ya, kau tidak membawa kekasimu..?" – Tanyanya dengan nada genit.
"Tidak, aku tidak mempunyai seorang kekasih" – Jawabku tanpa ekspresi tersenyum maupun sedih.

"Kita belum berkenalan, siapa namamu..?" – Tanyannya membisik di samping belakang kupingku.
"Namaku Rehan, namamu siapa..?" – Tanyaku kepada gadis cantik yang berada di belakangku.

"Aku Sarah" Jawabnya dengan suara sangat lembut dan meleleh di dalam hatiku.

Tak kalam kemudian aku sampai di tempat tujuan dan ku mulai turun dari kendaraanku, berjalan menuruni bukit untuk bisa sampai ke air terjun.

"Wah Rehan kau dengar itu suara air terjun" – Ungkapnya mendengar air terjun begitu bahagia.
"Ya kau benar, kita hanya tinggal melewati turunan ini untuk bisa sampai ke air terjun" – Ungkapku.

Kami sampai di sungai yang mengalir tidak terlalu deras karena terhalang oleh bebatuan yang tersusun rapih yang biasa digunakan sebagai jembatan untuk mencapai air terjun. 

Sementara itu ku lihat di sebelah kanan air terjun yang sangat deras nan indah. Tidak banyak orang di sini aku hanya melihat 4 orang laki-laku dan dua prempuan yang nampak sekilas berumur dua puluh tahunan.

Aku dan sarah langsung berjalan melewati bebatuan untuk bisa berenang di bawah air terjun tepat. Kami saling bergandengan karena Sarah nampak ketakutan ketika melintasi bebatuan yang tidak rata tersebut.

Aku begitu betah berlama-lama menggenggam tangannya, tangannya begitu halus, lembut, hingga menimbulkan ketertarikan, cinta dalam fikiranku. 

Ya mungkin ini kali pertamaku bertemu dengannya tetapi hati ini sudah ada ketertarikan kepadanya, mungkin karena dia adalah orang yang mengasyikan, dan cantik.

Setelah sampai tepat di bawah air terjun, Sarah langsung berenang di bawah air terjun. Sementara aku juga mengikutinya berenang tepat di bawah air terjun. 

Kepala kami di hujani air yang tidak seberapa banyak ini, tetapi cukup panas ketika mengenai kepala. Kami menjaga jarak dari turunnya air terjun dan lebih memilih untuk berenang di sekitar air terjun.

"Airnya segar banged" – Ungkap Sarah nampak begitu bahagia menikmati dinginnya dan segarnya air terjun.

"Kau benar kita tidak akan menemui air sejernih dan menyegarkan ini di kota, mari menyelam" – teriaku dan menenggelamkan diri sementara Sarah juga menenggelamkan diri.

Kami menyelam, dan ku buka mataku di dalam air yang buram, nampak dia menahan nafas dan berterbangan gelembung dari nafasnya yang bocor. Hingga tak lama kemudian kepalanya keluar dari air.

"Hah hah" ungkapnya sedikit sesak karena terlalu lama menahan nafas.

Kami begitu puas menikmati air yang jernih lagi dingin ini dengan bercanda tawa dan berenang bersama.

Hingga badan kami kemudian lelah, dan sudah terlalu dingin kami menyudahi menikmati air jernih dengan air terjun yang indah ini.

Kami kembali ke parkiran dan kemudian beranjak untuk pulang. Aku mengantarkan sarah ke penginapannya tanpa mampir, karena sadar tubuh ini semakin dingin dan membutuhkan pakaian hangat. 

Tetapi setidaknya adanya sarah di sini menambah kebahagiaanku menjalani liburan kali ini. Hati ini sedikit yakin bahwa dialah memang jodohku, aku akan memperjuangkannya, namun sebelum itu tentu kita butuh pendekatan.

Tuhan aku hanya bisa berharap bahwa aku hanya ingin dipersatukan dengan gadis yang sudah ku anggap sebagai jodohku. Restuilah langkahku untuk mendapatkan hatinya, karena hati ini begitu yakin dialah jodohku. (Arif Purwanto)

---oOo---

Back To Top