Kapan Makan Enak, Puisi tentang Kemanusiaan

Puisi kemanusiaan kali ini akan bernuansa sedih dan pilu. Jelas, judulnya saja sudah begitu, mudah ditebak bukan? Tapi, kita tidak tahu bagaimana detail penulis menggambarkannya. Mesti kita ikuti, siapa tahu seru.

Puisi tentang Kemanusiaan
Contoh Puisi tentang Kemanusiaan: Kapan Makan Enak
Judulnya “kapan makan enak”, merinding juga kalau mendengar hal itu. Yang terbayang dipikiran adalah suatu kondisi ekonomi yang sangat memprihatinkan. 

Kurang makan atau mungkin tidak pernah merasakan makanan yang layak. Sungguh sedih kalau membayangkan hal itu.

Siapa tahu, ada yang sedang mempelajari contoh puisi kemanusiaan beserta pengarangnya jadi yang ini juga bisa dijadikan pelengkap. 

Tapi sebelum itu, wajib dilihat juga nih beberapa karya lain yang sudah disiapkan. Silahkan dilihat ya. Salah satunya semoga bisa menjadi tambahan yang akan kita baca kali ini.

4) Puisi sosial kemanusiaan
5) Puisi tentang kemanusiaan pmr
6) Puisi tema kemanusiaan singkat
7) Puisi kemanusiaan palang merah
8) Puisi kemanusiaan karya chairil anwar
9) Puisi bertema kemanusiaan beserta pengarangnya

Semakin banyak variasi memang semakin menarik ya. Jadi tidak bosan kita membaca berbagai bacaan yang ada. Seperti puisi kali ini, tema saja tapi cerita didalamnya beda.

Rekan yang sudah melihat beberapa judul di atas bisa langsung ke bawah. Berikut ini yang dari tadi kita bahas. Sebuah puisi kemanusiaan yang mengangkat tema kehidupan. Yuk kita nikmati.

Kapan Makan Enak
Puisi tentang Kemanusiaan oleh Irma

Duhai lapar berhentilah
Enyah dari hidupku
Sejenak
Sesaat

Lihat tubuhku kurus kering
Menahan perih berkelanjutan
Andai aku tak hidup
Aku tak makan

Bukan ingkar tak bersyukur
Satu kali nasi aking
Kadang jagung 
Kadang ikan asin

Makan enak mustahil
Tak kuasa tak usaha
Nyatanya tak bisa
Sekedar sekali setahun

Indahnya rumah makan
Lauk beragam 
Tak ku jejakkan
Kaki di emperan

Kapan
Kapan ikan pindang
Kapan semur rending
Makan enak berasa angan

Ada berapa bait puisi di atas? Benar sekali, ada 6 bait. Tidak panjang bukan? Cukuplah untuk sedar bahan bacaan dan latihan. Bisa untuk contoh dan bisa juga untuk analisis. 

Karya di atas memang masih jauh dari sempurna. Bahkan mungkin kurang cocok juga kalau dikatakan puisi. Apapun itu, yang perlu diingat adalah semangat belajar kita. Contoh di atas hanya untuk sarana saja.

Sedikit kita bahas dulu yuk isi puisinya. Puisi 6 bait di atas mengangkat tema yang sangat menyentuh hati. Sosial kemanusiaan, yang diangkat merupakan fenomena yang mungkin ada di sekitar kita.

Lihat keluh kesah yang ada disetiap diksinya. Rasakan bagaimana kesedihan yang ingin digambarkan penulisnya. Sungguh sesuatu yang seharusnya menjadi perhatian kita bersama.

Hal lain yang bisa diambil, kita patutnya bersyukur atas setiap anugrah yang kita rasakan. Meski kita menderita, dibelahan bumi lain mungkin saja masih ada orang lain yang lebih sengsara.

Selalu bersyukur adalah jalan terbaik untuk menjalani takdir. Rasa syukur kita akan meringankan cobaan dan ujian yang sedang dihadapi. Mudah-mudahan ada hikmah dibalik kisah tersebut.

Ya sudah, kita cukupkan saja sampai disini. Semoga puisi tentang kemanusiaan di atas bisa menjadi sarana belajar bagi kita semua yang membutuhkan. Lain waktu kita sambung lagi dengan yang baru. Terima kasih.

Back To Top