Cerpen Sekolah, Banyak Tugas Malas Berangkat

Banyak tugas malas berangkat, rekan pelajar semua mungkin pernah mengalami hal itu ya. Bahkan untuk murid yang pandai sekalipun kadang juga bisa malas. Itu manusiawi, wajar saja dan tidak mengherankan.


Yang namanya proses belajar di sekolah memang ada banyak hal yang harus dihadapi. Perjalanan dalam mencari ilmu itu merupakan perjalanan yang panjang. 

Bohong kalau kita bilang tidak pernah merasa malas. Bohong kalau kita bilang bahwa kita tidak pernah tidak ingin berangkat sekolah. Ingin tidak masuk itu banyak alasannya dan itu wajar kok. 

Bisa saja kita malas karena belum mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Bisa saja kita malas karena mempunyai agenda lain. Bisa saja kita ingin tidak masuk karena bosan, malas atau lainnya. 

Seperti yang dikisahkan dalam cerpen pendidikan berikut ini. Cerpen sekolah ini mengangkat sebuah peristiwa atau kejadian yang bisa terjadi pada seorang murid sekolah. Seperti apa, mari kita baca selengkapnya. 

Banyak Tugas Malas Berangkat
Cerpen tentang Sekolah oleh Irma 

“Ah, baru tidur sebentar. Kenapa cepat benar sih sudah pagi!” gerutu Juno sambil mengusap-usap kedua matanya. “No…. sudah jam berapa ini…!” Dari dapur, terdengar suara ibunya berteriak, sudah setengah marah. 

“Iya… iya… sudah bangun dari tadi!” teriak Juno menyahut. Ia lantas beranjak dan duduk di depan meja belajarnya. Ditatapnya buku-buku yang berserakan di atas meja. 

Perlahan, kedua sikunya ia letakkan di atas meja. Dagunya segera bersandar di atas kedua telapak tangannya yang menengadah ke atas. 

Jarum tam terus bergulir, tak menghiraukan penat dan gelisah yang Juno rasakan. Lama, Juno sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri. Tak menyadari bahwa mentari sudah semakin tinggi. 

“Ah… aku tidak boleh kalah” Masih ada sedikit kewarasan dalam benak Juno. Ia sekuat tenaga berjuang mengalahkan rasa malas yang melilit. 

Tapi, semakin kuat ia berusaha, semakin berat beban yang ia rasakan. Otak yang terus diperas ternyata menyisakan letih pikiran yang berkepanjangan. Sampai akhirnya, ia pasrah. Menyerah. 

“Juno… mau berangkat sekolah enggak kamu!” 

“Iya bu… iya. Ini habis beresin buku-buku yang mau di bawa!” 

“Dari tadi pagi ngapain saja kamu itu. Letoi!” 

“Iya… iya…. Ini sudah selesai” 

Dengan berat hati, tanpa kemauan, Juno memaksakan diri berangkat sekolah. Demi menghindari ocehan dan amarah sang ibu. 

Langit mulai menyeringai terang dengan sinar mentari. Suasana halaman sekolah tampak mulai sepi. 

Juno memasuki halaman dengan sedikit tergesa-gesa. Kedua kakinya diseret, matanya tampak layu, tak bersemangat. 

Ia berada di depan kelas, tepat sedetik sebelum bel sekolah berbunyi. “Hari yang paling berat…!” gumam Juno sembari memasuki kelas. 

Di kelas, Juno lebih banyak diam. Ia hanya cari aman, pura-pura memperhatikan. Selebihnya, angan dan pikirannya terus saja terganggu dengan beban yang menumpuk. Ia melalui jam pelajaran di kelas tanpa arti, tanpa makna. 

---oOo--- 

Entah, hari ini menghasilkan satu judul tulisan saja sangat sulit. Malas, apa karena terpengaruh dengan tema yang sedang kita angkat ya? 

Ya, benar sekali. Rasa malas memang bisa menyerang siapa saja, kapan saja. Tidak terkecuali orang dewasa. Yang suka malas itu bukan hanya anak-anak, orang dewasa kadang juga tak bisa berkutik. 

Bedanya, orang dewasa lebih bisa membawa diri, lebih bisa mengendalikan. Wajar, namanya juga dewasa, sudah banyak makan asam garam kehidupan, benar tidak? 

Seperti pesan moral yang ada dalam cerita di atas, tugas kita sebagai generasi muda adalah untuk terus berusaha, berjuang tanpa henti. 

Satu dua kali malas itu wajar, tapi jangan sampai jadi kebiasaan. Kalau sedang butuh istirahat, tak masalah seharian tidur di rumah. Jangan istirahat kalau sakit saja, benar tidak? 

Yang terpenting bagi kita adalah belajar untuk mengelola atau mengendalikan rasa malas tersebut. Sudah, ya susah tapi bukan tidak bisa. 

Mudah-mudahan dengan adanya cerpen tentang sekolah di atas bisa memberikan kita motivasi dan membuat kita semangat lagi dalam belajar. Semoga saja kita tidak kalah dengan rasa malas. 

Semoga kita bisa terus berjuang, untuk menggapai cita-cita di masa yang akan datang. Kali ini itu saja dulu, silahkan dilanjutkan dengan beberapa cerpen singkat lainnya. 

Back To Top