Wanita Nekad Bangun Sekolah Gratis

Tak Kunjung Diterima Jadi Guru, Wanita Ini Nekad Bangun Sekolah Gratis – Miftahul Khoiriyah, sang wanita cacat dengan satu kaki sukses membangun SMP gratis untuk kalangan anak yatim dan kurang mampu. 


Anda pasti penasaran bagaimana seorang wanita cacat, tanpa memiliki modal bisa mewujudkan keinginannya membangun sekolah gratis.

Satu hal yang menarik tentang kisah suksesnya membangun sekolah adalah kenyataan bahwa Miftahul Khoiriyah hanya memiliki satu kaki, fisiknya tak sempurna. Belum lagi kalau melihat kenyataan bahwa ia juga tidak memiliki apa-apa untuk membangun sebuah sekolah.

Kisah hidup Miftahul Khoiriyah awalnya tidak perih. Maksudnya, wanita sukses ini tidak lahir dalam keadaan cacat. Ia terpaksa kehilangan satu kakinya ketika masih berusia 16 tahun. Ketika itu ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas.

Ceritanya, wanita yang punya sekolah gratis ini mengalami kecelakaan saat masih sekolah di MAN Mojokerto. Seperti yang ia ceritakan diacara Kick Andy, salah satu kakinya hancur dan harus diamputasi.

Kala itu, Miftahul Khoiriyah mencoba menghindari kendaraan sampai akhirnya terjatuh dan kakinya terlindas kendaraan lain.ia pun akhirnya menerima kenyataan pahit kehilangan satu kaki di usia yang masih sangat muda. 

Setelah kecelakaan itu, waktu terus berjalan. Miftahul Khoiriyah melanjutkan hidup dan tidak menyesali nasib. Beruntung ia selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sayang dan peduli dengan dirinya. 

Dari saat sekolah, bahkan sampai ketika ia melanjutkan ke perguruan tinggi, semua sahabatnya tidak ada yang memandang sebelah mata karena ia cacat. Seiring waktu, mimpi dan keinginannya terus tumbuh.

Wanita lulusan S1 pendidikan Matematika ini dari kecil memang ingin menjadi seorang guru. Itu jelas dari jurusan yang ia ambil ketika di perguruan tinggi. Begitu inginnya ia menjadi guru, belum lulus kuliah ia sudah mulai mencari pekerjaan, melamar menjadi guru di sekolah-sekolah.

Harapan tak kunjung terwujud. Dari masih kuliah sampai akhirnya ia lulus taka da satu sekolahpun yang mau menerima ia menjadi guru. Waktu itu, ia masih menggunakan tongkat, mungkin karena itulah ia tidak kunjung diterima jadi guru.

Sampai akhirnya ia menikah dengan salah satu teman sekolahnya dulu. Gagasan untuk mendirikan sebuah sekolah gratis datang dari sang suami. “Dari pada mondar mandir melamar jadi guru, kenapa tidak membuka sekolah saja”, begitu kurang lebih saran dari sang suami.

Tentu tidak mudah bagi Miftahul Khoiriyah untuk mewujudkan keinginannya mendirikan sebuah sekolah, apalagi gratis. Ia tidak memiliki modal. Tidak ada lahan, tidak ada pula biaya yang akan digunakan untuk membangun gedung. Bagaimana akhirnya ia bisa berhasil membangun gedung sekolah?

Niat yang diiringi dengan usaha dan doa yang tulus ternyata mampu membuat cita-cita dan mimpi terwujud. Keinginan Miftahul Khoiriyah untuk mendirikan sebuah sekolah tingkat SMP pun mulai berjalan.

Ia mendapatkan lokasi untuk membangun sekolah. Orang tuanya mewakafkan sebagian tanah miliknya untuk membangun sekolah. Lalu modal untuk mendirikan gedungnya dari mana? Untuk membuat gedung sekolah, bertingkat, itu kan membutuhkan uang yang banyak bukan?

Proses terus berjalan, untuk mendirikan gedung sekolah yang bisa dikatakan cukup bagus, Miftahul Khoiriyah akhirnya mendapatkan banyak sumbangan dari donatur. Menurutnya, dalam hal ini pemerintah juga ikut andil dalam mewujudkan keinginan tersebut. Hingga akhirnya, saat ini sekolah gratis tersebut telah berjalan.

Dengan sekolah gratis yang ia dirikan, Miftahul Khoiriyah kini bisa mendedikasikan hidupnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Apalagi menurutnya ilmu yang bermanfaat adalah amal yang tidak terputus bahkan sampai mati. 

Saat ini, keinginan dan cita-citanya menjadi guru telah terwujud. Dengan bantuan BOS dari pemerintah, ia menjalankan SMP Islam Miftahul Khoir tersebut dengan gratis. Sungguh sebuah kisah yang sangat menginspirasi bukan?

Apa yang bisa dipetik dari kisah tersebut adalah pertama, meski kita memiliki kekurangan kita tidak boleh menyerah dan kalah. Semua orang pasti punya kekurangan, apapun itu, karenanya, sebaiknya kita tatap hari esok dengan penuh percaya diri.

Kedua, niat yang baik bisa mendatangkan kebaikan pada diri kita sendiri. Miftahul Khoiriyah yang begitu ingin menjadi guru, meski sebagian juga karena penghidupan, akhirnya memiliki kesempatan untuk berguna bagi masyarakat banyak. Mendirikan sebuah sekolah gratis, sebuah kebanggan bukan?

Back To Top