Contohcerita.com - siap untuk menikmati karya puisi sederhana selanjutnya? Ada satu puisi baru dengan tema cinta dan kerinduan. Kebayang bagaimana suasana dalam larik puisi tersebut? Iya dong, namanya juga rindu, pasti perasaannya enggak karuan, benar tidak?
Dalam puisi kita kali ini kita akan menikmati suasana dan gambaran kerinduan seseorang pada kekasihnya. Di dalam kamarnya, ia menumpahkan begitu banyak perasaan yang serba tak menentu dan berkecamuk. Ah, apa benar begitu sih? Supaya lebih jelas lebih baik kita baca saja ya.
Bertanya pada Benda dan Sikap Langit
Puisi oleh Gunarto
Masih terdengar indah wajah si dia
Sayup lunglai dengan goresan luka diwajah itu
Menampakan kerinduan kepada hati seorang pujangga
Sudahlah aku sepertinya menggila.
Wahai desir pagi, embun rasa panas tak mau api
Ketika hati ini tak mau pada abu, akankah api yang kuambil.
Mega pada gambar hanya diam tanpa karsa
Coretan warna tak bermakna hanya dekap langkah.
Kurasa hanya sebuah derita saja aku mengeluh
Haruskah kusandarkan pada penguasa polite.
Terlalu cepat hati ini menilai persangkaanmu dinda
Kemana harus aku cari.
Rasa yang dulu ada dalam dekap langkah ini berdetak
Menyusuri relungnya, manisnya perkataanmu
Sudahku sadari kaulah dinda, yang dulu dulu dan dulu
Kering kesapaan hati.
Laluku jauh dalam kamar ini sendiri dan tak pasti
Sudah ya biarkan saja aku berkaca
Sebisanya kusadari tak mencelamu dalam hati
Tentu tak akan mengulang.
Sedih deh kalau sendirian di dalam kamar sementara perasaan dan pikiran melayang jauh entah kemana. Untuk semua yang sedang rindu pada sang kekasih, kenapa tidak segera menemuinya, menghubunginya atau sekedar berkirim pesan singkat?