Setiap orang tua tentu ingin memiliki anak yang baik dan sholehah. Tidak terkecuali dengan keluarga Aminudin yang hidup serba kekurangan. Keluarga ini hidup dari bertani dan buruh kepada orang orang yang membutuhkan tenaganya di desanya.
Kehidupan mereka sangat sederhana dan tidak terlalu tersentuh dengan kemewahan seperti para pejabat yang korup.
Setiap hari ia pergi bertani,dan berladang demi anak dan istrinya yang juga seorang buruh tani yang sangat tekun.
Aminudin memiliki istri bernama Rusminah, dengan 3 orang anak yang masih kecil kecil dan masih sekolah. Anak yang pertama bernama lia, dan yang kedua bernama evi dan riko. Ketiga anaknya sangat baik dan lugu.
Lia yang saat ini duduk di bangku kelas lima SD terkadang sepulang sekolah berjualan kerupuk keliling kampung namun terkadang juga berjualan bakso goreng.
Setiap hari ia berjualan sampai sampai sang ayah dan ibu tidak mengetahui bahwa anaknya rajin sekali menabung.
Rata rata penghasilannya 14.000 dalam satu hari. Dari hasil itu lia biasa menyisihkan uang 10.000 untuk di tabung. Suatu ketika, sang ayah Aminudin mendapat tawaran untuk berjualan siomay, namun ia tidak memiliki modal seperserpun.
Namun alat alat untuk berjualan katanya sudah disediakan oleh juragan somai di desanya. Berceritalah Aminudin kepada istrinya bahwa juragan Arjun menawarkan untuk berjualan somai.
Namun ia mengatakan tidak memiliki modal. Tidak disangka Lia mendengar pembicaraan kedua orang tuanya. Dan langsung menuju kamar untuk memecahkan celengan.
Tidak disangka celengan lia saat dipecah dan dihitung jumlah uangnya berjumlah 1.3 juta. Ia lalu memberikan uang tabungannya kepada sang ayah untuk dipakai berjualan somai. (Gunarto)