Kekerasan di Dunia Pendidikan Semakin Meningkat, Apa yang Harus Dilakukan?

Publik akhir akhir ini banyak digegerkan oleh kekerasan yang terjadi di sekolah dan kampus. Anehnya kekerasan itu juga dilakukan oleh teman mereka sendiri. Mereka beralasan bahwa kekerasan yang mereka lakukan adalah bagian dari pembinaan di sekolah maupun kampus mereka.


Seperti kekerasan anggota Mapala UII yang terjadi beberapa waktu lalu. Para pelaku beranggapan bahwa memang sudah menjadi kebiasaan alam pengkaderan anggota.

Tidak banyak yang tahu bahwa sebenarnya mereka melakukan itu sebagai bentuk dendam yang sudah diturunkan dari seniornya.

Para psikolog beranggapan bahwa biasanya kekerasan yang terjadi dalam lingkup organisasi adalah bentuk refleksi dari kebiasaan organisasi.

Bentuk bentuk arogansi yang menggunakan seni semi militer biasanya sangat sering terjadi seperti Mapala dan resimen mahasiswa. Jika fisik tidak kuat maka yang terjadi adalah kematian. Seperti yang dialami oleh mahasiswa Universitas Sriwijaya.

Ada baiknya kampus dan sekolah mengkomunikasikan setiap kegiatan yang akan dilakukan agar tidak terjadi kekerasan - kekerasan seperti ini lagi.

Organisasi yang memiliki seni semi militer biasanya tidak mau di intervensi oleh pihak kampus dan sekolah.

Pramuka misalnya juga sering terjadi kekerasan dan perpeloncoan yang bisa mengakibatkan penganiayaan.

Selanjutnya yang bisa dilakukan kampus yaitu dengan membentuk satuan tugas untuk mengawasi semua organisasi yang menyeleweng dari dasar dasarnya.

Kampus juga harus menyediakan sarana dan prasarana yang memadai agar bakat dan minat yang dimiliki oleh masing masing bisa dimanfaatkan secara maksimal. Perlu sebuah kebijakan yang baik jika organisasi kampus mau berkembang dan maju tanpa kekerasan. (Gunarto)

Back To Top