Cerpen berikut panjangnya 6 paragraf, jadi sangat singkat untuk dibaca di waktu santai. Meski begitu,
ceritanya cukup menarik dan menghibur khususnya untuk rekan-rekan pelajar. Inti
ceritanya yaitu tentang tiga orang pelajar yang ingin menghindari hukuman
karena tidak mengerjakan tugas. Mereka ingin bolos, akhirnya gagal. Jangan ditiru
ya, silahkan baca ceritanya berikut.
Waktu istirahat. Suarana begitu
riuh. Semua kantin sekolah penuh sesak dengan anak-anak yang sedang sarapan. Istirahat
pertama menjadi waktu yang paling sibuk di sekolah. Banyak anak yang belum
sempat sarapan hingga kantin sangat ramai. Narto, Hendar dan Rahmat duduk di
pojok kantin dengan raut muka tegang.
“Ndar, tugas kamu sudah selesai
belum?”, tanya Narto. “Ah sial, belum. Kamu sudah belum. Habis istirahat
pelajaran pak Madi ya. Waduh gimana ini?”, jawab Hendar dengan panik. Ia kemudian
menoleh pada Rahmat, “kamu udah kan Mat, sini pinjam tugas kamu”, Tanya Hendar.
“Boro-boro, tugasnya aja aku enggak tahu…?” jawab Rahmat.
Sejenak mereka bertiga beradu
pandang. Tak ada satupun dari mereka yang sudah mengerjakan tugas. Padahal, pak
Madi adalah guru yang killer, galak dan suka menghukum. Mereka pun menelan
ludah getir membayangkan hukuman yang akan mereka dapat.
“Bolos aja yuk, mumpung masih
istirahat…”, tiba-tiba Narto berkata setengah berteriak. “Hust… jangan
keras-keras”, jawab Hendar. “Iya nih, gimana. Kalau masuk kita pasti di hukum. Tahu
sendiri pak Madi seperti apa?”, timpal Rahmat. Sekali lagi, mereka beradu
pandang. Kali ini lewat tatapan mata, mereka masing-masing setuju untuk bolos
jam pelajaran pak Madi.
“Cabut…”, ucap Hendar. Tanpa dikomando,
mereka bertiga langsung menuju ke gerbang depan. Belum sampai di gerbang,
mereka bertiga berhenti. “Tas, bagaimana tas kita?”, tanya Rahmat. “Ah, sudah. Biarkan
saja, nanti kita masuk lagi. Lebih baik cepat keluar, keburu gerbang ditutup!,
jawab Hendar. Mereka pun langsung menuju ke gerbang. Sampai disana mereka
kaget. Gerbang tertutup rapat. Tak ada satpam, hanya guru piket.
“Ah, sial…” ucap Narto, “bagaimana
ini?” lanjutnya. “Kita lompat pagar aja, lewat belakang yang sepi…”, ucap
Rahmat. Mereka langsung menuju pagar belakang gedung C. Belum sampai disana, mereka
berpapasan dengan bapak kepala sekolah, “eh, sudah mau masuk, mau kemana kalian…?”,
tanya bapak kepala sekolah. “Anu… anu pak, mau mengambil sesuatu ketinggalan di
belakang”, jawab Narto terbata. “Iya pak…” ucap Rahmat menimpali. “Sudah,
sudah, nanti aja. Pelajaran sudah akan dimulai…”, ucap kepala sekolah. “Tapi
pak…”, jawab Narto lagi. “Enggak usah tapi-tapian, masuk sana ke kelas…”,
bentak kepala sekolah. Bapak kepala sekolah tahu bahwa mereka bertiga pasti
akan bolos. Akhirnya, dengan sangat terpaksa mereka harus masuk kelas. Rencana bolos
gagal mereka laksanakan.
--- Tamat ---
Nah, itu tadi hanya salah satu contoh dari berbagai cerita pendek yang ada di situs ini. Teman-teman pelajar sekalian bisa mendapatkan lebih banyak lagi kisah menarik lainnya. Itu tadi satu versi singkat yang disusun untuk belajar membuat karangan, yang lebih pendek juga ada.
Silahkan bagi yang masih ingin membaca kisah lainnya tinggal dicari melalui pencarian situs. Kalau berkenan, rekan semua juga bisa mengirimkan cerita ke situs ini kok. Hitung-hitung untuk latihan, benar tidak?
Ya sudah, silahkan dilanjutkan. Jangan lupa untuk membagikan cerita ini kepada rekan lain yang membutuhkan. Jangan lupa juga untuk menunggu kisah terbaru lain yang akan selalu menghibur rekan semua. Salam hangat dari kami, selamat menikmati.