Let it be my way, aku rela hidup
miskin dan kekurangan asalkan kamu tidak korupsi pak, itu adalah ucapan tegas
dari Aisyah, seorang ibu rumah tangga idealis yang suaminya bekerja sebagai
kepala sekolah.
Aisyah tak henti-hentinya
mengingatkan sang suami untuk tetap jujur dan bertanggungjawab atas amanah yang
diterima sebagai kepala sekolah. Bahkan saat suaminya tergiur dengan kesempatan
untuk berbuat curang.
Lagi pula, untuk apa semua itu
pak, yang sudah ada saja jauh dari cukup. Coba lihat ibu, ibu bahagia,
anak-anak juga tercukupi semua kebutuhannya, bapak tidak ingin keluarga bapak
menanggung malu dan dosa karena keserakahan bukan?
Kalimat-kalimat seperti itu
sering sekali berbenturan dengan kebutuhan, tapi Aisyah tidak pernah
mengizinkan sedikitpun suaminya tercinta terjerumus.
“Bapak tidak perlu
mengkhawatirkan aku dan anak-anak. Meski serba pas-pasan, aku yakin Alloh pasti
akan selalu membantu kita. Alloh pasti akan menuntun jalanku, jalan keluarga
kita untuk tetap bersyukur pak”, ucap Aisyah
Pernah suatu ketika Aisyah dan
suaminya berdebat hebat mengenai kebutuhan hidup. Saat itu, anak pertama mereka
butuh uang bayaran untuk sekolah sementara mereka tidak ada uang.
Di lain sisi, sang suami ingin
Aisyah menggunakan uang milik sekolah untuk kebutuhan itu. “Sudah, pakai uang
ini saja, gampang nanti diakalin”, ucapnya.
“Tidak” adalah jawaban tegas yang
diberikan Aisyah. “Kalau bapak bersikeras seperti itu lebih baik anak-anak
tidak usah sekolah”, jawab Aisyah dengan nada tinggi.
Aisyah pun memutuskan untuk
memberikan peringatan keras kepada sang suami agar tidak pernah berpikir
tentang hal konyol dan dosa seperti itu lagi. “Asal bapak tetap lurus, ibu akan
bantu sekuat tenaga, ibu akan ikut berjuang”, ucapnya mencoba menenangkan sang
suami.
“Bapak tidak tahu ya, usaha ibu
dengan ibu-ibu pkk sudah mulai berjalan. Bahkan hasil kerajinan kita sudah
mulai dipesan dari luar kota. Insyaalloh pak, semua akan baik-baik saja. Biarkan
jalan lurus ini menjadi prinsip hidup kita pak.”