Kisah Soekarno yang Marah Atas Tragedi Jenazah PKI Muslim yang Ditelantarkan

Sosok presiden Soekarno sudah menjadi sosok yang sangat karismatik dan memikat semua orang yang mendengarkan pidatonya. Ada banyak cerita dan legenda dikalangan rakyat Indonesia ketika membicarakan dan berdiskusi masalah kehebatan dan kehidupan bapak bangsa yang satu ini.


Namun dari berbagai versi cerita yang banyak diperbincangkan oleh kalangan masyarakat luas ada satu cerita menarik ketika soekarno marah ketika banyak jenazah anggota pki yang beragama islam yang tidak terurus.

Bung karno saat berpidato di depan para mahasiswa islam mengatakan dan mempertanyakan mengapa para aktivis mahasiswa banyak membiarkan jenazah pki.

Padahal saat itu banyak dari jenazah itu adalah jenazah yang beragama islam. Bukankah allah mengampuni dosa dosa orang yang tersesat pikirannya ketika ia masih berada dalam islam.

Iman dan politik itu sangatlah bertolak belakang. Terkadang seseorang yang memiliki iman yang kuat, tetapi berbeda aliran politik gampang dicap munafik dan kafir.

Seperti yang terjadi di Jakarta akhir akhir ini. Dikabarkan, jenazah nenek Hindun tidak di shalatkan karena di musolah katanya tertempel banner larangan menyolatkan untuk pendukung penista agama.

Padahal setiap orang muslim pada dasarnya adalah bersaudara. Walaupun berbeda pilihan politik itu adalah hak masing masing.

Bung Karno mengatakan tindakan menyolatkan jenazah merupakan tindakan yang fardhu kifayah, artinya kewajiban yang harus dilakukan oleh sebagian orang yang lain.

Kasus atau isu yang terjadi pada nenek Hindun adalah kasus seperti yang terjadi pada masa pemberontakan PKI.

Dimana ada banyak jenazah anggota PKI yang beragama islam tidak di shalatkan bahkan banyak diterlantarkan.

Ini sungguh ironis, bencana kemanusiaan mulai menerpa akal akal kemanusiaan bangsa Indonesia. Walaupun berbeda agama pun seharusnya jenazah diurus dengan layak sebagai bukti memanusiakan manusia. Apalagi jenazah yang beragama islam. (Gunarto)

Back To Top