Kakak, Mau Dong Hadiah Ipad Mini Murah! - Perkembangan teknologi semakin hari semakin bertambah pesat.
Kini segala sesuatunya bisa di lakukan dengan sangat mudah. Terlebih untuk
mencari informasi. Tinggal ketik, klik, dan ketemu deh informasi yang mau kita
cari.
Kita tak perlu lagi menyimpan dan membaca banyak-banyak buku
untuk mengakses informasi. Hanya dengan menggunakan satu buah perangkat ponsel
kecil pun kita seolah sudah bisa mendapatkan segalanya.
Tapi sayang seribu sayang. Entah aku yang kudet, atau memang
aku yang terlalu norak. Di saat dunia informasi secanggih sekarang, aku justru
tidak memiliki ponsel yang keren. Ponsel terbaik yang bisa membantuku mengakses
segala informasi dan juga memudahkanku untuk berkomunikasi. Ini menyedeihkan.
Sangat sangat sangat menyedihkan.
Saat ini di kelas ku sedang tidak ada guru. Dan hampir semua
teman-temanku sibuk dengan ponselnya sendiri-sendiri. Ada yang sibuk bbman, ada
yang sibuk youtuban, dan bahkan ada juga yang sibuk bbman lewat youtube-njirr!
Menyedihkan, saat semua teman-temanku sibuk dengan ponsel
mereka masing-masing, aku hanya bisa duduk di pojok sendirian. Melamunkan nasib
hidup yang tak kunjung membaik.
Sebenarnya beberapa hari yang lalu atau lebih tepatnya
sekitar tiga minggu yang lalu aku masih memiliki ponsel seperti mereka.
Namun sayang seribu sayang, ponselku terjatuh lalu rusak dan
sampai sekarang tak bisa di pakai lagi. Jadi, sekarang aku hanya bisa melongo
di dalam kelas. Duduk sendiri meratapi sedihnya kehidupan.
“Oeeey! Jangan ngelamun mulu dong Din.” Suara Ratna
tiba-tiba mengusik lamunanku.
“Apaan si Rat,” Ucapku ketus.
“Haha lo ngapain si ngelamun mulu. Sedih ya ngga punya
handphone lagi?” Ucapnya lagi penuh selidik. Aku menatap tajam ke arahnya.
Berharap dia akan bisa mengerti apa yang tengah aku rasakan sekarang.
“Huuuu dasar, gitu aja lemes. Nih gue ada brosur handphone
nih. Lo pilih aja handphone yang lo suka di situ. Harganya murah-murah kok.
Jangan minta beliin sama gue tapi ya.” Ucapnya sembari cengengesan.
Masih dengan tubuh yang terasa sangat lemas aku pun meraih
brosur pemberian Ratna. Ku baca satu persatu jenis produk yang ada di sana.
Barang-barangnya memang tampak begitu menarik dan menggiurkan. Tapi harganya,
huft, ini sama sekali bukan harga yang pantas untuk sebuah handphone.
Aku membalik satu-persatu lembaran yang ada di produk itu.
dan saat membaliknya, tiba-tiba mataku tertarik pada sebuah produk yang berasal
dari perusahaan berlogo apel. Di sana tertulis Ipad Mini. Dan harganya, hm… ini
baru pantas di sebut dengan harga ponsel.
***
Saat aku sudah pulang sekolah, aku segera berlari menyusuri
jalanan. Aku ingin sekali bisa cepat-cepat sampai rumah. Begitu aku tiba di
rumahku. Tak ada hal lain atau pun orang lain yang aku cari selain kakakku.
Ku telusuri segala sudut rumah sembai meneriakan namanya.
Tapi sayang, aku sama sekali tidak menemukan sosoknya. Di dapur, di kamar,di
WC, sudah ku telusuri semua ruangan yang ada di rumahku. Tapi tak sedikit pun
sosok kakakku muncul.
“Ngapain si Din teriak-teriak. Kakakmu itu belum pulang.”
Ucap ibuku yang masih asik dengan televisinya. Hah, ini terasa menjengkelkan.
Aku sudah berlari-lari seperti ini. dan begitu aku sampai rumah kakakku malah
tidak ada di rumah.
Dengan lemas aku pun masuk ke dalam kamarku. Ku taruh tas
dan sepatu lalu kurebahkan tubuhku di atas ranjang. Entah kenapa hari ini aku
merasa sangat lemas.
“Tok..tok..tok…” “Din.. din.. kamu nyariin kakak? Ada
apa?” Suara kakaku tiba-tiba terdengar dari luar kamarku. Aku pun langsung
bangkit dan beranjak dari ranjangku. Rasa lemas yang tadi sempat menghinggapiku
kini telah menguap dengan cepat. Ku buka pintu kamarku dan segera ku tarik
kakakku ke dalam kamar.
“Aduuuh… ada apa si Din, narik-narik gini.” Protes kakakku.
“Ini kak, ada hape murah. Beliin ya kak. Sumpah murah banget kok. Ini kan
tanggal muda. Kakak pasti udah gajian kan.” Ucapku sembari memberikan brosur
dari Ratna padanya.
“Mana coba liat..”Ucap Kakakku sembari membaca brosur itu.
“Hm.. iya iya deh.. kakak bakal beliin. Tapi ada saratnya.”
Lanjut kakaku lagi.
“Apa kak?”
“Minggu depan kan UTS, kamu harus bisa bawa nilai minimal
sembilan puluh ke kakak. Kalo kamu bisa,
kakak bakal langsung beliin kamu Ipad mini.” Aku langsung manyun mendengarnya.
Tapi tak masalah, selama masih ada harapan dan kemauan, pasti ada jalan.
“Hm… yaudah deh iya kak.” Ucapku lemas. Kakaku pun segera
keluar dari kamarku setelah sebelumnya mengacak-ngacak rambutku asal.
Hah, ternyata untuk bisa mendapatkan sesuatu yang kita
inginkan, kita memang harus berusaha. Sekecil dan semuarah apa pun itu. tapi baiklah, aku akan berusaha dan
akan ku buktikan pada kakaku bahwa aku bisa mendapatkan nilai Sembilan. Dan
setelah itu, Ipad mini akan menjadi milikku!
---oOo---