Contoh Naskah Drama Tema Kelicikan dan Keserakahan – ceritanya nih kadang kasihan kalau ingat adik-adik atau rekan pelajar yang masih bingung dan tidak bisa membuat sendiri script atau teks drama yang dibutuhkan untuk belajar pementasan. Kadang bisa sampai berhari-hari mencari contoh yang pas dan sesuai kebutuhan. Itulah sebabnya kita akan memperbanyak contoh yang sudah ada.
Drama kali ini masih berhubungan dengan dengan cerita rakyat. Dan cerita rakyat kali ini akan diambil dari daerah Aceh.
Jadi, pada drama kita kali ini kita akan menggunakan salah satu kisah menarik dari cerita rakyat aceh. Cerita apa yang beruntung? Iya, kali ini judul yang kita ambil adalah cerita rakyat banta seudang, pernah dengar?
Ya, cerita rakyat tersebut juga sudah cukup dikenal di kalangan masyarakat. Cerita tersebut akan kita angkat menjadi sebuah naskah drama cerita rakyat yang dapat diperankan untuk 10 orang pemain. Sesuai dengan jumlah anak anggota kelompok tidak?
Meski sesuai dengan alurnya jumlah pemainnya hanya sepuluh orang namun jika dibutuhkan maka rekan semua bisa mengembangkannya lagi, bisa lebih banyak atau lebih sedikit.
Kalau dibutuhkan bisa dikembangkan untuk drama 12 orang, atau untuk drama 6 pemain atau 8 pemain juga bisa.
Naskah Drama Cerita Banta Seudang
Contoh Naskah Drama 10 Orang Pemain
Para Tokoh Pemain
1) Banta Seudang
2) Sang Raja
3) Sang Permaisuri
4) Pengawal
5) Adik Raja
6) Rakyat
7) Wali
8) Mak Toyo
9) Si Bungsu
10) Putri
Pada zaman dahulu, ada seorang raja yang memimpin wilayah Aceh. Sang Raja memimpin negeri dengan adil dan bijaksana. Ia didampingi oleh permaisuri yang cantik jelita dan berhati mulia. Sang Raja dan Permaisuri hidup berbahagia. Apalagi Permaisuri sedang mengandung anak pertama mereka.Calon penggantinya kelak telah lahir.
Raja : “Permaisuriku aku sangat bahagia sekali kau sedang mengandung anak yang kelak akan meneruskan tahtaku untuk memimpin bangsa ini”.
Permaisuri : “Iya kanda, mudah-mudahan bayi kita kelak menjadi bayi yang cantik kalaupun dia seorang perempuan dan tampan kalaupun dia seorang laki-laki, serta cerdas, dan berguna bagi masyarakat serta bangsannya”.
Raja : “Akupun berharap demikian dinda, semoga tuhan memberikan kepada kita anak yang cerdas dan berguna bagi bangsa dan negara”.
Raja : “Permasuri aku ingin berburu dan akan ku persembahkan hasil buruanku kepadamu”
Permaisuri : “Tapi kanda, anak kita akan terlahir kedunia tidak lama lagi. Dan aku ingin kanda menemaniku saat persalinan nanti.”
Raja : “Tenang saja aku akan kembali sebelum persalinan tiba”
Sang raja pun segera mempersiapkan peralatan untuk berburu dan berangkat ke hutan. Tak berapa lama setelah raja berangkat berburu mengalami pendarahan hebat dan mengharuskan untuk segera menjalani persalinan.Namun, malang nasib bagi sang Raja, karena ia tidak bisa melihat wajah tampan putranya. Kedua matanya buta terkena ranting kayu saat berburu di hutan.
Raja : “Aduh sakit, tidak mataku.!, mataku sakit (teriak raja)”.
Pengawal : “Ada apa baginda raja mengapa mata baginda..?” (Teriak pengawal dan menghampirinya, setelah dilihatnya ternyanta mata baginda raja berdarah karena tertusuk ranting)”.
Pengawal : (Pengawal begitu panik dan segera mencari dedaunan obat untuk luka sang raja dan mengobatinya untuk menghilangkan rasa sakitnya).
Raja : “Bawa aku pulang ke istana(Sambil terus merintih kesakitan)”.
Pengawal :”Siap baginda( Memapahnya menaikan ke kuda dan membawa ke istana).
Pengawal membawa raja pulang keistana dengan menunggangi kuda.setelah tiba di istana anaknya sudah terlahir kedunia dan di berinama banta saundang. Dan tahta kerajaan ia serahkan untuk sementara kepada adik kandungnya. Namun, sang Adik yang baru diangkat menjadi raja itu sangat licik dan serakah. Ia sengaja mengasingkan keluarga Raja agar ia dapat selamanya berkuasa.
Raja : “Adinda karena Banta saundang masih bayi dan tidak mungkin untuk memimpi kerajaan ini maka untuk saat ini kaulah yang menggantikanku memimpin kerajaan ini, apakah kau siap adinda memimpin kerajaan ini untuk sementara”.
Adik raja : “Saya siap kanda untuk menggantikan kakanda menjadi pemimpin di kerajaan ini (Bukan sementara tetapi selamannya (Ucap hati jahat adik raja) hahah)”.
Raja:”Wahai rakyatku mulai sekarang adiku ini akan menggantikanku menjadi raja di kerjaan ini untuk sementara waktu, dan bila putraku sudah besar maka dialah yang nanti akan meneruskan. Berilah hormat kepada raja baru kita ini”.
Rakyat:”(Memberi sorak bahagia menyambut raja baru tersebu)”.
Setelah di nobatkan menjadi raja dan langsung mengasingan raja dan permaisuri beserta anaknya yang baru lahir. Setiap hari, adik Raja mengirimkan satu tabung bambu beras bersama ikan dan sayuran sebagai jatah makan. Kehidupan Raja dan keluarganya yang dulu berkecukupan berubah menjadi kekurangan. Mereka bergantung kepada pemberian adiknya. Namun demikian, sang Raja dan Permaisuri tetap bersabar. Mereka yakin, siapa yang berbuat jahat, suatu saat akan menerima hukumannya.
Permaisuri : “Kanda, bersabarlah pasti siapa yang berbuat jahat, suatu saat akan menerima hukumannya”.
Raja : “Iya permaisuriku aku yakin itu suatu saat nanti pasti akan menerima hukumanya”.
Waktu terus berlalu. Banta Seudang tumbuh menjadi remaja yang tampan. Ia pun mulai bertanya-tanya kepada ibunya tentang siapa yang memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari, padahal ayahnya buta.
Banta saudang : “Ibu…ibu.. siapa yang memenuhi kebutuhan kita setiap harinya padahal ayah buta dan tidak bisa bekerja”.
Permaisuri : “Seseorang yang sangat baik yang memberi makan kita tiap harinya”.
Banta saundang : “Ibu aku ingin menemuinya bu..?”.
Permaisuri : “Iya anaku suatu saat nanti kamu akan bertemu.”
Pada suatu hari, sang Ibu bersama Banta Seudang pergi menghadap sang Raja. Di hadapan Raja, sang Ibu memohon kepada Raja untuk membantu Banta Seudang agar bisa bersekolah. Namun, permohonan sang Ibu ditolak oleh sang Raja.
Permaisuri : “Raja, sudikah kiranya raja membantu hamba untuk anaku banta saundang agar bisa sekolah”.
Adik raja : “tidak bisa..! apakah kebutuhanmu yang tiap harinya ku kiriminkan kepadamu itu kurang.
Permaisuri : (Rasa sedih dan kecewa terpancar di wajahnya)
Banta saundang : (Mencoba menghibur ibunya, dengan terus memberikan senyuman polos nan lucu)
Suatu ketika Banta saundang berinisiatif untuk mencari obat mata untuk ayahnya. Agar bisa mencari nafkah. Pada suatu hari, Banta Seudang menyampaikan niatnya kepada ibunya.
Banta seudang : “Ibu , izinkan banta untuk pergi mencari obat untuk ayah. Agar kelak ayah bisa menari nafkah untuk kita dan saya bisa sekolah”.
Permasuri : “Pergilah nak, dan temukan obat itu untuk ayahmu, doaku merestuimu nak (Sambil mengulurkan tangannya kepada anaknnya”.
Singkat cerita, Banta Seudang sampai di sebuah hutan. Dan ia bretemu seorang Wali. Lalu Banta Seudang bercerita kepada wali, bahwa ia ingin mencari obat bagi ayahnya yang buta. Wali itu menyarankan untuk mengambil bunga bangkawali yang terdapat di sebuah kolam sebagai obat bagi ayah Banta.
Wali : “Siapa kamu nak kenapa kau sampai ada dihutan ini.
Banta seudang :”Aku banta seudang tuan, aku disini ingin mencari obat untuk ayah saya yang sedang buta, apakah tuan bisa membantu saya menunjukan dimana saya harus mencari obat untuk ayah saya..?”.
Wali :”kalau begitu kau pergilah kehutan sebelah utara. Dan carila bunga bangkawali ditengah hutan sana”.
Banta seudang : “Terimakasih tuan atas informasinya dan saya hendak ingin melanjutkan perjalanan saya untuk mendapatkan bunga bangkawali tersebut”.
Wali:”Pergilah anak muda semoga kau bisa selamat sampai tujuan”.
Maka segera berangkatlah banta menuju hutan yang dimaksud oleh wali itu. Rupanya di tengah hutan itu terdapat sebuah taman yang indah dengan sebuah kolam berair jernih dan sebuah gubuk sederhana. Di dalam gubuk itu tinggal Mak Toyo, penjaga taman itu.
Banta seudang : “Sungguh indah sekali hutan ini.(Berjalan menyusuri taman di tengah hutan dan di lihatlah sebuah gubuk dan di hampirinya)”.
Banta seudang : “Permisi …permisi”.
Mak toyo :”Ia… ada apakah nak kemari”.
Banta seundang : “Aku banta seudang. Aku kemari ingin mencari bunga bangkawali untuk mengobati ayah saya yang sedang buta. Bolehkah saya menginap di sini..?”.
Mak toyo :”Iya nak, kau boleh tinggal di sini”.
Mak toyo banyak bercerita tentang hidupnya dan taman di tengah hutan yang sebenarnya, taman itu milik seorang raja. Yang memiliki tujuh putri yang semuanya berparas cantik. Konon, setiap putri itu memiliki baju ajaib. Bila baju itu dikenakan maka bisa terbang seperti burung. Suatu jumat, banta melihat tujuh putri yang sedang mandi di kolam dan terpesona akan kecantikanya.
Banta seudang : “Siapa itu mak yang tengah mandi”.
Mak toyo :“Itu anak dari pemilik taman ini”.
Banta seudang : (menganggukan kepalannya.)
Saat mereka beristirahat, Mak Toyo turun ke kolam, kemudian menepuk air tiga kali. Tiba-tiba muncul bunga bangkawali.
Mak toyo :”Ayo nak ikutlah denganku”.
Banta seudang :”kemana mak”.
Mak toyo :”Ikuti saja aku”.
Banta seudang :”mak ngapain turun kekolam”.
Mak toyo : “(terdiam) lalu menepuk air kolam tiga kali. (Tiba-tiba muncul bunga bangkawali), ini yang kau cari, ini adalah bunga bangkawali, bawalah dan obati ayahmu itu dengan bunga ini”.
Banta seudang :”Iya mak, terimakasih mak”.
Betapa senang hati Banta. Ia ingin segera pulang. Namun sebelumnya, ia ingin menikahi salah satu putri Raja. Maka Banta menunda kepulangannya. Hari Jumat berikutnya, ketujuh putri Raja itu kembali mandi di kolam. Saat mereka mandi itulah, diam diam Banta mencuri salah satu baju terbang mereka yang tergeletak di atas batu. Saat ketujuh putri itu ingin pulang, mereka kebingungan karena baju terbang si Bungsu hilang sehingga tak bisa pulang. Terpaksa si Bungsu tinggal bersama Mak Toyo.
Si bungsu :”Selendangku mana?”
Putri : “Memang dimana kamu meletakaya..?”.
Si bungsu :”Di sini bersama selendang kalian (Mencari bersama sama hingga menjelang sore)”.
Putri : “Hari sudah semakin gelap dengan sangat terpaksa kami harus pulang”.
Si bungsu : “Tapi bagaimana denganku..?”.
Putri :”Maaf adikku kami harus meninggakanmu di sini”.
Akhirnya si bungsu tinggal bersama mak toyo. Setelah beberapa lama tinggal di rumah Mak Toyo, si Bungsu jatuh cinta pada Banta yang baik hati itu. Demikian pula Banta. Keduanya kemudian menikah. Beberapa hari setelah menikahan, Banta mengajak si Bungsu dan Mak Toyo menemui orangtuanya. Tak lupa, bunga bangkawali untuk obat ayahnya.
Banta seudang :“Wahai istriku maukah kamu menemaniku untuk menemui kedua orang tuaku”.
Si bungsu :”Tapi bagaimana dengan mak toyo”.
Banta seudang :”Tentu saja mak toyo akan ikut dengan kita”.
Lalu pergilah mereka untuk menemui orangtua banta seudang. Dan Kedatangan Banta disambut gembira oleh Raja dan Permaisuri. Banta segera mengambil semangkuk air. Bunga bangkawali ia rendam di dalamnya, kemudian airnya dikompreskan ke wajah sang Ayah. Tak lama kemudian, ayahnya dapat melihat kembali.Keesokan harinya, ayah Banta datang ke istana menemui adiknya.
Adik raja : “(Melihat kedatangan kakaknya yang tidak buta lagi, sang Adik amat gugup. Ia juga merasa bersalah karena telah menelantarkan kakak beserta keluarganya itu). Maafkan kesalahanku kakanda atas perbuatanku kepadamu”.
Raja : “Awalnya aku begitu kecewa denganmu tetapi lambat laun aku bisa memaafkanmu“.
Adk raja :” Aku sangat menyesal kakanda telah berbuat demikian aku tidak berguna, ini kakanda aku serahkan tampu kemimpinanku kepadamu”.
Raja:”Sudahlah, aku sudah memaafkanmu dan berikanlah tahta kepemimpinan ini kepada putraku karena dialah yang berhak atas kekuasaan ini”.
Akhirnya ayah Banta pun kembali menjadi raja. Banta hidup berbahagia bersama ayah ibu beserta istrinya dan Mak Toyo. Beberapa waktu kemudian Banta dilantik menjadi raja menggantikan ayahnya. Ia memimpin negeri dengan adil dan bijaksana.
---Tamat---
Dengan naskah drama 10 orang tema kelicikan di atas maka diharapkan rekan pelajar semua bisa belajar lebih semangat. Ingat ya, yang di atas diambil dari kisah cerita rakyat dan tentunya bisa disesuaikan lagi dengan kebutuhan yang ada.
Mungkin jumlahnya bisa disesuaikan atau percakapan dan dialognya bisa dimodifikasi. Rekan pelajar semua bisa menggunakan contoh di atas sebagai dasar untuk pengembangan berikutnya.
Satu yang sulit dirubah mungkin mengenai tema dan alur ceritanya. Tapi itu tidak usah dirubah karena kalau dirubah ya sama saja membuat naskah baru, benar tidak? Dari pada buat yang baru lebih baik cari ide dari beberapa contoh lain yang sudah disiapkan dibawah.