Cerita Pesta Malam Tahun Baru di Kampus

Contoh cerita tentang pesta tahun baru. Semilir angin berhembus lembut membelai rambut Mery. Rambutnya terurai oleh hembusan angina yang lembut, mengusik wajah mungilnya. Matanya menyipit lurus kedepan menatap sosok pria yang sudah lama ia kagumi.


Pria yang sudah membuat hatinya bertekuk lutut. Pria yang juga sudah dia tolak perasaannya. Dibawah pohon yang rindang didepan ruang kelas perkuliahan, Mery mengagumi sekaligus menyesal karena telah menolak sosok pria itu.

“Ooey!! Ngelamun aja lo!! Haha.” Ucap Devi sambil menepuk pundak Mery.
“Apaan sih lo devil, ngagetin gue aja.” Jawab Mery.

“Hahah lagi ngeliatin apaan lo? Si Evan? Haha dasar, kemaren lo tolak, sekarang lo nyesel. Gimana si lo ini.” Ucap Devi cukup panjang.
“Aduuuh Devil, jangan lo ingetin gue deh. Gue ngga mau nginget-nginget kejadian itu lagi.” Protes Mery.

“Ya lagian lo aneh si. Lo udah tau kalo lo juga cinta sama Evan, ngapain lo tolak coba?” Omel Devi. Mery hanya termenung sambil melihat ke bawah. Kakinya ia gerak-gerakan karena sudah mulai merasa gelisah.

“Takut sakit hati? Apa takut dikhianatin?” Ucap Devi lagi. Mery mengangkat wajahnya. Kakinya berhenti bergerak-gerak. Ia hanya mengangguk melihat wajah Devi. Tidak banyak kata yang bisa ia keluarkan.

“Hii dasar. Kalo ngga mau sakit hati jangan jatuh cinta! Udah ah yuk masuk kelas, dosen bentar lagi dateng nih.” Ucap Devi sambil menarik tangan Mery. Mery hanya pasrah mengikuti langkah Devi. 

Mereka berdua duduk di bangku paling depan sembari menunggu dosen datang. Tidak lama setelah mereka masuk, Evan ikut masuk ke dalam kelas. Dia sama sekali tidak menoleh kea rah Mery. 

Mungkin karena sakit hati karena sudah ditolak, hubunan Evan dan Mery jadi tidak sedekat dulu. Mata Mery menatap lekat kearah Evan yang sedang berjalan. Tidak dia biarkan sedikitpun pandangannya teralihkan dari seorang Evan. 

Seorang pria tampan dengan postur tubuh tinggi dan juga lesung pipit di pipinya ketika dia tersenyum. Perasaan menyesal kembali menyelimuti hati Mery setiap kali dia melihat sosok Evan. 

Ingin sekali rasanya Mery meminta maaf pada Evan dan kemudian menyatakan cinta padanya. Tapi besarnya rasa takut Mery dan bayangan masa lalunya membuat langkahnya untuk menjadi kekasih Evan harus terhenti.

Usai kelas perkuliahan selesai, Mery dan Devi berjalan menuju kantin seperti biasanya. Di kantin sudah ada Evan dan teman-temannya yang lain yang sudah lebih cepat langkahnya sampai ke kantin. 

Mery dan Devi memilih meja yang sedikit jauh dari meja Evan dan teman-temannya berkumpul. Devi tau kalau meja mereka dekat sudah pasti temannya ini akan tambah larut dalam kegalauan.

“Lo masih galau?” Tanya Devi.
“Dikit si.” Jawab Mery datar.
“Aduuh udah deh lo jangan mikirin dia lagi. Ngga tega gue ngeliatnya.”
“Ya elo jangan ngingetin gue sama dia dong.”

“Bukannya ngingetin Mery syantiks. Tapi lo nya aja yang tiap hari ngeliatin dia sambil bengong.” Ucap Devi panjang. Mery hanya terdiam karena matanya masih fokus lekat menatap ke arah Evan.

“Tu kaan..” Ucap Devi lagi.
“Ahh..ehh.. apa lo ngomong apa?” ucap Mery
“Kagak, tadi teh botol gue ada alkoholnya!.” Ucap Devi ketus.
“Ahaha aduh Devil sayaang.. maap ya, tadi lagi fokus hehe.” Ucap Mery sambil tertawa.

“Iya, iya. Oh iya, malam tahun baru lo mau kemana?” Tanya Devi.
“Ngga tau ini mau kemana. Lo sendiri?”

“Ya elah, jomblo kayak gue mah kagak ada acara. Palingan juga ke kampus ikut ngerayain ulang tahun bareng anak-anak.”

“Emang malem tahun baru ini dikampus ada acara?”
“Ya ada dong neng. Acaranya khusus dibikin buat menampung para jomblo kayak kita gini.”
“Oooh gitu. Yaudah deh gue ikut lo aja.” Ucap Mery dengan senyum yang sumringah.

Malam tahun baru yang ditunggu pun akhirnya tiba. Tampak Devy dan Mery sedang duduk di kursi yang sudah disediakan panitia kampus. Acara tambah ramai ketika para musisi kampus memainkan musiknya di atas panggung. 

Persiapan penyalaan kembang api pun sudah mulai riuh ketika sudah memasuki pukul 10 malam. Saat sedang duduk, Mery dikejutkan oleh suara yang datang dari panggung. 

Suara itu ternyata datang dari pria yang begitu ia kagumi. Siapa lagi kalau bukan Evan. Dengan penuh penghayatan Evan menyanyikan lagu dari Bruno Mars. 

Seolah lagunya hanya ditujukan untuk Mery seorang. Mata Mery berbinar ketika melihat Evan bernyanyi diatas panggung. Terlebih ketika tak sengaja mata mereka bertemu. Ada cinta yang bisa mereka rasakan. 

Begitu Evan selesai bernyanyi, dia langsung turun dari panggung dan berjalan ke arah Devi dan Mery. 

Dia duduk di samping Mery tanpa ada sepatah kata pun yang terucap. Suasana terasa hening untuk waktu yang cukup lama. 

“Kok lo dateng kesini juga?” Ucap Mery memecah keheningan.
“Iya lah, acara ini kan dibikin emang buat para Jomblo.” Jawab Evan.
“Oooh lo masih jomblo, kirain udah dapet pacar.” Ucap Mery dengan pandangan yang masih lurus ke depan.

“Masih belum nemu yang pas Mer.” Ucap Evan lirih.
“Maaf ya fan.” Ucap Mery begitu lirih. Dia menoleh kea rah Evan. Kini wajah pria yang dia kagumi tampak begitu dekat dengan mukanya.

“Eh Dev, gue ajakin Merry pergi dulu ya bentar.” Ucap Evan tiba-tiba dan langsung bangkit sembari menarik tangan Mery. Devi hanya bisa melongo melihat temannya ditarik oleh Evan. 

Mery pun tak bisa berbuat banyak selain pasrah dengan tarikan tangan Evan. Mereka berdua berjalan menuju tempat yang cukup sepi dan jauh dari keramaian.

“Kamu mau ngapain van?” Tanya Mery sembari menghentikan langkahnya. Evan berbalik dan kemudian menatap mata Mery lekat. Jantung Mery berdesir lembut. Ia bisa merasakan keteduhan dari mata Evan.

“Aku mau nembak kamu lagi.” Ucap Evan lirih. Mery hanya terdiam melihat perlakuan pria yang ia kagumi ini.

“Aku sadar aku masih belum bisa ngilangin rasa ini sama kamu Mer. Sempet kepikiran buat nyerah atas penolakan kamu kemarin. 

Tapi, rasa cinta ku sama kamu bikin aku lebih memilih memutuskan untuk terus berjuang dari pada harus menyerah. Aku sayang kamu Mer.” Ucap Evan tulus pada Mery. 

Tangannya memegang pundak Mery. Dan matanya tak sekali pun teralihkan dari mata Mery. Suasana terasa hening untuk sejenak. Mata mereka beradu untuk waktu yang lama. Saling mengagumi keindahan pahatan tangan Tuhan.

“Aku juga sayang kamu Van.” Tiba-tiba kejujuran keluar dari mulut mungil Merry. Tanpa bisa dikontrol, mulut Mery mengeluarkan kata-kata yang membuat hati Evan berbunga-bunga. 

“Makasih Mer.” Ucap Evan lirih. Tangannya menarik Mery masuk kedalam dekapannya. Evan memeluk erat tubuh Mery dan dirasakannya cinta yang tulus. Tepat pukul 00:01 dikampus ini, Evan dan Mery bisa merasakan indahnya cinta. 

Bisingnya suara kembang api yang berterbangan ke udara tidak mampu mengusik kedamain hati mereka. Di malam tahun baru ini, Mereka membuat langkah awal untuk menuju masa depan yang indah.

---Tamat---

Back To Top