Kisah Hantu Penghuni Kuburan Tua MENGERIKAN

Kisah Hantu Penghuni Kuburan Tua MENGERIKAN - Bicara tentang kuburan saja sudah menakutkan, apalagi ditambah dengan kata “hantu”, tambah menyeramkan deh, benar tidak? Ya, namanya cerita cerpen horor biasanya akan mengambil tema yang seram dan menakutkan. Bahkan, kadang alur cerita yang diambil tidak begitu dipertimbangkan, yang penting seram.


Lalu, apakah cerpen singkat tentang hantu berikut ini ceritanya tidak menarik? Bisa saja menarik dan bisa saja membosankan. Tetapi yang jelas, sebagai unsur utama dalam sebuah cerpen hantu tentu saja ketegangan dan rasa takut yang besar. Entah itu didapat dari kejadian maupun penuturan sang tokoh.

Cerpen berjudul “hantu penghuni kuburan tua” berikut ini akan menjadi hiburan tersendiri yang cukup bagus untuk dinikmati. Apalagi diakhir pekan saat bersantai bersama orang terkasih, cerpen singkat bisa menjadi pilihan yang bijak.

Sudah banyak memang kisah-kisah misteri dan kisah hantu yang kita bagikan. Tapi mudah-mudahan saja rekan pembaca semua tidak bosan. Semoga juga, karya cerita pendek sederhana berikut ini bisa menjadi tambahan hiburan bagi pembaca semua, silahkan dinikmati.

Hantu Penghuni Kuburan Tua
Cerpen tentang Hantu Kuburan

“Mas harun!... tok tok tok tok. Mas harun!” Suara Sumi terdengar begitu keras di depan rumah Harun. Wajahnya tampak begitu panik dan ketakutan. Di pagi yang begitu cerah, dia merasa kan sesuatu yang berbeda.

Dari wajahnya, nampak sekali dia tidak bisa merasakan indahnya pagi hari. Wajahnya justru tampak begitu kelam dan dan sedih.

“Tok..tok..tok.. Mas Harun tolong buka pintunya dong mas, ada berita duka ini.” Ucap Sumi sambil terus mengetuk pintu rumah Harun.

“Kreeek… Ada apa si Sumi, pagi-pagi kok udah ribut.” Ucap Harun sambil mengucek-ngucek matanya. Tanpa ada sepatah kata pun, Sumi langsung memeluk Harun dan menangis dipelukannya.

Harun yang kaget dan bingung dengan kondisi ini pun hanya bisa diam terpaku melihat gadis cantik ini menangis dipelukannya.
“Mas Roni.. Mas Roni mas…” Ucap Sumi terisak-isak. Dia terus mengeratkan pelukannya kepada Harun.

“Ada apa sama mas Roni mi, ada apa. Tenang dulu dong terus ceritain pelan-pelan.” Ucap harun berusaha menenangkan Sumi. Tangannya memegang kedua pundak Sumi dan kemudian melepaskan pelukan Sumi.

“Tadi pagi mas Roni ditemukan udah tewas mas. Dia ditemuin tewas dengan kondisi yang mengenaskan. Ada bambu yang menancap dijantung mas Roni. Dan matanya dan dari mulutnya ada banyak banget darah yang keluar. Kepala pecah seperti sudah dihantam batu besar.” Ucap Sumi yang masih terisak.

“Dimana mi..dimana… Terus sama siapa?” Tanya Harun yang terus memegangi pundak Sumi.

“Di depan kuburan tua itu mas. Dia ditemuin tewas sama di depan kuburan itu sama mayat mbak Minah.” Ucap Sumi lagi. Harun hanya terdiam mendengar cerita Sumi. Tidak banyak kata yang bisa keluar dari mulut Harun. Dia pun langsung menarik Sumi kedalam pelukannya dan berusaha menenangkan Sumi.

Sumi adalah gadis cantik yang sudah tiga tahun menjadi kekasih Harun. Sementara Roni yang ditemukan tewas hari ini, adalah satu-satunya kakak Sumi. Hubungan Roni dan Harun sudah sangat akrab.

Semenjak Harun menjadi kekasih Sumi, Harun jadi sering main bersama Roni. Bahkan kedekatan mereka sudah seperti saudara kandung. Hati Harun terasa hancur ketika mendengar kabar ini.

Sebelum Roni mati, beberapa hari yang lalu sudah ada beberapa mayat yang ditemukan di depan kuburan tua itu. Kebanyakan dari mereka adalah penduduk sekitar. Kuburan tua itu memang sudah di klaim sebagai kuburan angker yang mengerikan.

Penghuni kuburan itu seolah tak pernah lelah mencari korban. Kuburan itu memang berada terpencil di tengah hutan dan jauh dari letak kuburan-kuburan lainnya. Namun meskipu begitu, tetap banyak orang yang melintasi jalur kuburan itu karena itu adalah jalur satu-satunya menuju kota.

Setelah mendengar kabar kematian Roni, Harun pun langsung bersiap-siap dan bergegas melayat ke rumahnya. Dia sempat ikut mengurus mayat Roni dan juga ikut memandikannya.

Dia tidak bisa berbohong dan menutupi kesedihan hatinya. Meski sudah berusaha sekuat tenaga, dia tetap saja tidak mampu menahan air matanya jatuh menetes membasahi pipi.

Hatinya benar-benar terpukul atas kejadian ini. Salah satu orang terdekat sekaligus calon kakak iparnya telah menjadi korban keganasan hantu penghuni kuburan tua. Setelah selesai dimandikan, mayat Roni pun langsung di kafani dan kemudian sudah siap diantar menuju pemakaman.

Sumi yang sangat terpukul atas kejadian ini tak henti-hentinya menangis histeris dan terus memanggil-manggil nama kakaknya. Sesekali dia pingsan karena tak kuat menahan shocknya. Alhasil Harun pun menjadi satu-satunya oran yang sibuk mengurus Sumi.

Setelah mayat Roni dimakamkan, semua pelayat dan sanak keluarga perlahan mulai meninggalkan tempat pemakaman. Sampai hanya tersisa Harun dan Sumi di depan makam Roni yang masih merah tanahnya.

Perlahan Harun maju perlahan dan kemudian memegang patok nisan Roni. Dia tak bisa menyembunyikan air mata dibalik matanya. Sumi yang henti-henti nya menangis pun hanya bisa memegangi dan mengelus pundak Harun.

“Sudah mas.. sudah.. kita harus ikhlas..” Ucap Summi sambil terus mengelus pundak kekasihnya.

“Iya dek, aku ikhlas, tapi aku tetep harus bales dendam.” Ucap Harun.
“Balas dendam gimana mas.” Ucap Sumi lagi yang masih terisak. Harun pun hanya tediam dan terus terus menitikan air matanya.

***

Malam hari pun akhirnya tiba. Setelah lelah seharian menangis, Harun kini duduk termenung di teras rumahnya. Dia masih tidak habis fikir dan masih tidak terima atas apa yang telah menimpa sahabat sekaligus calon kakak iparnya.

Entah apa yang ada dipikirkannya, tiba-tiba Roni pergi ke belakang mengambil sebuah cangkul dan kemudian pergi meninggalkan rumah. Dia berjalan lurus melintasi jalur arah ke kota. Di wajahnya tampak sebuah amarah yang begitu besar.

Cukup lama dia berjalan, akhirnya sampai lah ia di depan sebuah makam tua yang terkenal akan keangkerannya.

“Dasar makam busuk!! Aku tidak akan membiarkanmu merenggut korban lagi!! Aku akan menghancurkan makammu!! Keluarlah jika memang kau itu berani!!” Harun berteriak lantang sambil mengayunkan cangkulnya kearah makam.

Cuaca yang tadinya cerah tiba-tiba saja berubah menjadi mendung. Halilintar tampak menggelegar di langit. Rintik hujanpun ikut mengiringi kerasnya halilintar. Air hujan turun begitu deras tanpa memberikan pertanda berupa gerimis atau pun rintik.

Harun seolah tanpa ampun terus mengayunkan cangkulnya tanpa berhenti. Dimatanya, makam itu bagaikan musuh bebuyutan dengan dendam yang tak kunjung terbalas setelah ribuan tahun. Dia terus berteriak meluapkan seluruh amarahnya. Cukup lama ia mengayunkan cangkulnya, si setan penunggu makam tak kunjung muncul dihadapan Harun.

“Dimana kau hah?! Dimana?! Tunjukan wujudmu sekarang juga!!.” Harun berteriak keras menantang setan penjaga makam. Tubuhnya berputar-putar terus sembari mencari sosok yang begitu ingin dia habisi.

Saat sedang berteriak, tiba-tiba sebuah tombak bambu yang entah dari mana datangnya melesat tepat di dada Harun. Menusuk dan menembus tepat di jantungnya.

“Aaaaaaargh!!!” teriak Harun keras. Cangkul yang sedari tadi digenggamnya pun langsung terjatuh. Matanya terbelalak seperti mau keluar.

Dari mulutnya keluar darah segar yang tampak begitu banyak dan encer. Belum selesai sampi disitu, tiba-tiba sebuah batu besar melayang tepat mengenai bagian belakang kepala Harun. Harun pun seketika langsung tergeletak lemas didepan makam.

Matanya terus terbelalak melihat keatas di tengah kematiannya. Dari kejauahan, muncul seseorang dengan baju yang sudah compang-camping. Dia berjalan menghampiri tubuh Harun yang sudah terbujur lemas tak berdaya. Ditatapnya tubuh Harun dari atas dengan tatapan sinis.

“Sii..si..siapa kau?” ucap Harun terbata-bata.
“Aku adalah musuhmu. Dendam keluargaku tidak akan pernah berakhir.” Ucap pria itu. Sambil menancapkan tombak bambu tepat di mulut Harun menembus sampai ke belakang kepalanya.

---oOo---

Tag : Cerpen, Hantu, Horor
Back To Top