Contoh Naskah Drama Broken Home 6 Orang – sebuah naskah yang dibuat
khusus dibuat dengan tema yang sangat penting. Mengangkat sebuah inspirasi dari
kisah hidup yang terjadi di tengah masyarakat. Mencoba menghibur sekaligus
memberikan peringatan dan nasehat akan pentingnya peran keluarga. Keluarga adalah
satu kesatuan yang saling mencintai dan menjaga.
Keluarga di bangun dari perasaan
cinta kasih dan ketulusan. Keluarga adalah tempat dimana ada rasa aman dari
sang ayah, kehangatan dari seorang ibu dan keceriaan dari anak-anaknya.
Sebuah keluarga akan timpang jika salah satu tak berperan atau bahkan tidak ada seperti yang terjadi saat sebuah keluarga menjadi broken home.
Sebuah keluarga akan timpang jika salah satu tak berperan atau bahkan tidak ada seperti yang terjadi saat sebuah keluarga menjadi broken home.
Naskah "mencoba bertahan" kali ini akan mengangkat
tema tersebut dengan sederhana dan natural. Tidak menonjolkan dramatisasi
melainkan menggambarkan sesuatu yang alami.
Adanya contoh naskah ini diharapkan bisa menjadi tambahan referensi bagi pengunjung dan pembaca yang sedang mencari contoh drama.
Dengan begitu maka akan semakin banyak naskah drama tentang korban broken home yang bisa kita pelajari disini.
Yang lain sudah dibagikan lebih dulu dan yang ini menyusul untuk melengkapi yang sudah ada. Semakin banyak maka akan semakin mudah menggunakan contoh tersebut.
Adanya contoh naskah ini diharapkan bisa menjadi tambahan referensi bagi pengunjung dan pembaca yang sedang mencari contoh drama.
Dengan begitu maka akan semakin banyak naskah drama tentang korban broken home yang bisa kita pelajari disini.
Yang lain sudah dibagikan lebih dulu dan yang ini menyusul untuk melengkapi yang sudah ada. Semakin banyak maka akan semakin mudah menggunakan contoh tersebut.
Bisa dijadikan sekedar bahan
bacaan hiburan, atau bisa juga untuk contoh membuat naskah drama. Atau bisa
juga dijadikan ide untuk dikembangkan lagi menjadi sebuah naskah yang lebih
sempurna. Untuk apapun itu, silahkan pelajari lebih dulu naskah selengkapnya di
bawah ini.
Mencoba Bertahan
Drama
Anak Keluarga Broken Home
Tokoh dan Penokohan
Bu Nani (Ibu yang penuh mimpi dan
angan-angan)
Kemala (Putri Bu Nani yang
pemurung, mudah menyerah)
Andi (Seorang sahabat yang setia
dan jujur)
Wijaya (Teman yang tegas dan suka
menolong)
Saputra (Teman yang jail,usil dan
centil)
Dian (Pendiam, pandai)
Tema:
Persahabatan Remaja
Pesan Moral:
Sesama teman atau sahabat
sebaiknya saling menyayangi dan saling mendukung. Teman bisa sangat berarti
bagi seseorang karena itu jadilah teman yang baik yang bisa saling membantu
sahabat yang membutuhkan.
Di sebuah desa terpencil, hidup seorang anak perempuan bernama Kemala yang
kehilangan semangat hidup. Keluarganya yang berantakan membuat ia kurang kasih
sayang, tidak memiliki tujuan hidup yang jelas.
Ia tinggal bersama ibu yang pergi pagi siang malam untuk membiayai
kehidupan mereka. Suatu sore, sang ibu memberikan nasehat agar anaknya selalu
rajin belajar …
Bu Nani: Nak, ibu kesiangan,
belum masak hanya sempat buat sarapan saja… (sambil
membereskan meja makan)
Kemala: Iya bu, tidak apa-apa… ya
sudah ibu sarapan dulu
Bu Nani: Iya sebentar, ibu mau
menyiapkan dagangan dulu. Kamu mandi dulu sana, nanti kita sarapan bareng. (melanjutkan pekerjaannya)
Kemala: Iya bu… aku mandi dulu (pergi mandi)
Beberapa saat kemudian …
Bu Nani: Lama benar, sudah belum
nak…
Kemala: Iya bu…. Lagi ganti baju…
Bu Nani: Ya sudah, buruan sudah
siang…
Kemala pun datang dan duduk didepan ibunya. Mereka akhirnya sarapan
berdua…
Kemala: Bu… kenapa sih ayah pergi
meninggalkan kita…
Bu Nani: Sudah nak, tidak usah
bahas itu lagi….
Kemala: Tapi bu….
Bu Nani: Mungkin ayah benar, ibu
yang kurang bersyukur dan kurang sayang sama kalian hingga akhirnya ayah mu
pergi…
Kemala: Apa ayah akan kembali bu?
(dengan raut muka polos)
Bu Nani: Entahlah nak, ayah mu
mungkin akan kembali tapi ayah tidak akan hidup bersama kita lagi…
Kemala: Kenapa bu…?
Bu Nani: Sudah, sudah, kamu
selesaikan makan. Nanti kalau sudah besar ibu kasih tahu kamu. Yang penting
kamu jangan benci sama ayah ya. Dan, tetap semangat, yang rajin belajar, buat
ayah dan ibu bangga…
Kemala: Iya bu….
Bu Nani: Ya sudah, ibu pergi dulu
ya… sudah siang, kamu sekolah yang rajin ya. Ibu pulang malam, nanti kamu masak
sendiri ya, kalau tidak beli saja di warung…
Kemala: Iya bu….
Meski terlihat patu tapi Kemala tidak mengindahkan nasehat ibu,
semangatnya seolah telah hilang bersama perginya sosok ayah yang sangat ia
banggakan. Ia pun tak bersemangat belajar. Suatu hari ia ditegur oleh beberapa
sahabatnya…
Andi: Kemala, kenapa kamu di
kelas tadi diam saja, tumben…
Wijaya: Iya kenapa sih?
Kemala: Enggak kenapa-napa, lagi
malas saja!
Saputra: Malas kok dipelihara,
emang bisa dijual
Kemala: Sudah ah, malas…
Dian: Eh Mala, kamu mulai enggak
benar ya. Di kelas kamu tuh tidak memperhatikan guru. Dijelaskan justru mainan
kertas. Nanti kamu tidak bisa loh…
Saputra: Iya tuh… (sambil mengacak-acak rambut Kemala)
Kemala: Ih… apaan sih….
Wijaya: Mala, kamu itu tidak
boleh malas, kan dulu kamu selalu menasehati kita. Tapi akhir-akhir ini kamu
kelihatan tidak semangat begitu… Nanti aku ngambel loh… (mencoba menggoda)
Wijaya: Iya, kalau malas nanti
cantiknya hilang…
Dian: Eh, kalian ini… cari
kesempatan ya! (sambil cemberut)
Wijaya: Aduuh…. Ada yang iri nih…
Saputra: Sudah Dian cantik, mas
Wijaya hanya bercanda kok…
Kemala: Hei… kalian ini apa-apaan
sih… (pergi meninggalkan mereka)
Peran seorang ayah untuk anak perempuan memang begitu besar. Meski
memiliki teman-teman yang baik namun Kemala tetap merasa kesepian. Beberapa
hari kemudian, ia melamun membayangkan sang ayah …
Saputra: Hu….. ke kantin tidak
ajak-ajak, mana melamun sendiri lagi (sambil
mencubit tangan Kemala)
Andi: Iya tuh…. Enggak setia
kawan (sambil mengambil gelas minuman
milik Kemala)
Kemala: Eh… tu gelas mau dibawa
kemana…. Enak aja
Andi: Dari pada diminum lalat
karena ditinggal sibuk melamun! (sambil
meminum menghabiskan es milik Kemala)
Kemala: Andi……! (berteriak)
Dian: Sudah, sudah, kalian juga
sih, sekali-kali enggak usah godain kemala kenapa sih, kasihan dia…. (sambil sewot)
Wijaya: Iya…iya, maaf deh…
Saputra: Iya maaf ya Kemala, cuma
bercanda kok, habiskan kamu menyendiri terus…
Dian: Iya, kenapa sih Mala?
Kemala: Tahu ah, lagi enggak
semangat aja..
Wijaya: Pasti ada alasannya dong,
atau kamu sedang jatuh cinta ya, hayo kamu…
Kemala: Enak saja (melotot)
Dian: Eh, ngomong-ngomong,
bagaimana kabar keluarga di rumah, ibu sehat?
Kemala: Sehat…
Dian: Bagaimana dengan ayah kamu,
dia tidak pernah menjenguk kamu ya
Kemala: Tahu….! (cemberut)
Wijaya: Sudahlah, yuk lebih baik
kita jalan-jalan saja…
Andi: Oh iya, katanya kan hari
ini Wijaya akan traktir kita, hore….
Wijaya: Halah, mau kamu ya….!
Semakin hari Kemala semakin lupa belajar. Di rumah ia hanya makan dan
tidur, ia tidak pernah lagi mau belajar dan mengerjakan tugas.
Dian: Mala, mana tugas kamu,
punya aku yang nomor satu belum, susah, bantu sih..
Kemala: Belum… (melempar buku tugas ke meja)
Dian: Apa…. Tugas kamu kok belum
semua….? (sangat heran dan kecewa)
Andi: Apa….. Mala, kamu ini
bagaimana sih, tugas kok belum dikerjakan begitu?
Wijaya: Kamu sibuk ya Mala sampai
tidak sempat mengerjakan tugas
Kemala: Enggak, malas saja…!
Saputra: Waduh….. bagaimana ini… (bingung)
Dian: Kemala…. Kamu ini
benar-benar sudah lupa belajar ya. Mau sekolah selamanya…! (dengan nada kesal)
Kemala: Memang aku pikirkan…..! (sambil mengambil buku tugas di tangan Dian)
Waktu berlalu, tiga bulan kemudian Kemala jadi sering bolos sekolah.
Teman-temannya pun mencari Kemala di rumahnya dan menasehatinya untuk berangkat
sekolah.
Andi: Assalamu’alaikum Kemala….. (mengetuk pintu)
Kemala: (Membuka pintu dan kaget) Eh…ngapain kalian ke sini
Wijaya: Mau jenguk sahabat sejati
dong…. Iya enggak Put?
Saputra: Iya dong….
Dian: Eh, jangan lebai deh…. (mengambil duduk disamping Kemala). Eh,
kenapa kamu tadi tidak masuk sekolah, kamu ditanya oleh pak guru…
Kemala: Suka-suka aku dong, mau
sekolah atau tidak….
Wijaya: Oh… aku tahu, Kemala mau
membuat bangga ayah dan ibunya kalau dia dapat peringat paling bawah… pasti
ibunya senang kalau dia tinggal kelas.
Andi: Hush… kamu ini bicara apa
sih!
Wijaya: Ya abisnya, kita tidak
dianggap oleh Kemala….
Saputra: Mala, kamu sudah
beberapa hari ini tidak masuk, kamu harus masuk sekolah. Kalau tidak kamu bisa
dikeluarkan.
Dian: Benar Mala, besok masuk ya…
ayo dong, aku kangen sahabatku yang pintar dan cerewet seperti dulu…
Kemala: Sudahlah jangan brisik,
kalau kalian ke sini hanya untuk menggurui aku lebih baik kalian pulang. Pulang
sana! (membentak)
Teman-temannya tidak menyerah, mereka kembali menemui kemala dan
mencoba membujuknya dengan cara lain.
Dian: Hai Mala… jumpa lagi dengan
aku..
Kemala: Ap….
Andi: Eits, jangan sewot dulu,
kami ke sini untuk bersenang – senang, bukan untuk membicarakan sekolah…
Wijaya: Iya, sekali-kali kan
enggak apa-apa…
Saputra: Iya, bolehkan…? (dengan wajah memelas)
Kemala: Iih… memang kalian mau
apa sih…
Dian: Bikin petis, nonton, beli
bakso buaya… apa aja deh… kalau enggak ajari aku merayu cowok, he he he….
Andi: Uh… mulai deh genitnya,
kalau Wijaya sih tidak usah di rayu lagi…
Saputra: Iya tuh…. Aku aja deh
yang di rayu hi…hi… hi… (tersenyum
seperti kuda)
Kemala: Apaan sih…
Wijaya: Iya kemala, pokoknya kita
mau senang-senang aja di sini, kita main apa kek… Petak umpet juga boleh…
Dian: Asyik… yang kalah traktir
bakso gembrot!
Wijaya, Saputra, Andi: Hu…..
Kemala pun mulai cair, tidak bisa dipungkiri kehadiran teman-temannya
bisa sedikit mengobati kesepian dan kegundahan hatinya. Ia pun rindu suasana
kelas dan canda tawa yang ada. Ia memutuskan untuk berangkat sekolah…
Andi: Asyik…. Kekasihku datang….
Wijaya: Hush… enak saja, itu kan
pujaan hatiku…
Saputra: We….maksud kalian apa,
sudah tidak menghargai aku ya…
Dian: Alah, kalian ini bisa aja, kalau
semua sama Kemala terus aku sama siapa dong…. (cembetut)
Saputra: Sama tiang bendeha…. Ha
ha ha… (tertawa terpingkal-pingkal..)
Dian: Uhh…jahat, jahat… sudah
yuk, masuk aja, pusing meladeni mereka
Kemala: (tersenyum geli) iya…
Berkat kebersamaan dengan para sahabat, akhirnya Kemala sadar. Suatu
malam ia minta maaf karena beberapa waktu lalu ia sering membolos. Sang ibu pun
mengerti dan kembali memberi semangat untuk putrinya.
Kemala: Bu…. Ibu baru pulang ya…
Bu Nani: Iya nak, ibu letih
benar…
Kemala: Sini bu, aku pijit…
Bu Nani: Iya, makasih ya nak…
tumben…
Kemala: Iya bu, kasihan ibu
banting tulang untuk Kemala
Bu Nani: Jangan bilang begitu
Nak, sudah kewajiban ibu, apalagi ayah kamu tidak ada..
Kemala: Bu…
Bu Nani: Iya Nak, ada apa…”
Kemala: Maafkan Kemala ya Bu….?
Bu Nani: Maaf untuk apa Nak…?
Kemala: Kemarin-kemarin Kemala
tidak semangat belajar, bahkan beberapa hari Kemala pernah bolos sekolah…
Bu Nani: Oh… iya sudah, ibu sudah
tahu kok. Ibu mengerti Nak, ibu tidak menyalahkan kamu… Itu semua salah ibu…
yang penting kamu sekarang sudah sadar kesalahan itu…
Kemala: Loh, ibu tahu dari mana
kalau aku sering bolos…
Bu Nani: Dari teman-teman kamu…
mereka menemui ibu di gerai dan menceritakan semua. Akhirnya ibu minta tolong
sama mereka untuk menemani kamu..
Kemala: Jadi, mereka…
Bu Nani: Iya… mereka cerita sama
ibu…
Kemala: Uh… awas ya mereka….
Bu Nani: Ya sudahlah, ibu senang
sekali kamu sekarang sudah sadar…
Kemala: Iya bu… Kemala janji
tidak akan seperti itu lagi.
Bu Nani: Iya, untuk masa depan
kamu ya Nak, buat ibu dan ayah bangga. Semoga, dengan ilmu yang kamu dapat,
kamu bisa menjadi orang yang lebih baik kelak…
Kemala: terima kasih ya bu… (memeluk ibunya)
Begitulah, kekuatan cinta, kasih sayang dan persahabatan bisa mengobati
luka hati yang sangat perih. Bahkan Kemala yang sudah tidak punya tujuan hidup
pun bisa bangkit kembali. Broken home tidak lagi menjadi penghalang untuk
menggapai mimpi.
---
oOo ---
Bagaimana, bagus tidak cerita contoh drama broken home 6 orang, mencoba bertahan di atas? Bagus dong, ada yang lucu, ada yang serius, menegangkan dan
mengharukan.
Yang terpenting akhir kisah (ending) drama tersebut bahagia jadi tidak akan membuat kita sedih dan penasaran. Bagi rekan yang membutuhkan drama tentang broken home bisa menggunakan drama di atas.
Yang terpenting akhir kisah (ending) drama tersebut bahagia jadi tidak akan membuat kita sedih dan penasaran. Bagi rekan yang membutuhkan drama tentang broken home bisa menggunakan drama di atas.
Atau kalau tidak, rekan semua
bisa mempelajari beberapa contoh drama lain yang sudah disiapkan dibagian
bawah.
Tinggal dicari saja mana yang cocok dengan jumlah pemain yang akan menggunakannya. Atau bisa juga dengan membuat naskah sendiri berdasarkan ide dari cerita yang sudah ada.
Tinggal dicari saja mana yang cocok dengan jumlah pemain yang akan menggunakannya. Atau bisa juga dengan membuat naskah sendiri berdasarkan ide dari cerita yang sudah ada.