Cerpen singkat paling terbaru kali ini merupakan salah satu cerpen cinta yang cukup menarik. Dikisahkan ada seorang gadis yang merana dan kesepian karena ditinggal sang kekasih tanpa kabar dan berita. Tentu saja kisah seperti itu akan sangat menyedihkan, bayangkan saja memendam rindu setiap hari tanpa kejelasan.
Cukup tragis memang jika keadaan seperti itu. Tetapi akan cerpen terbaru berikut hanya berkisah tentang kesepian seseorang? Tidak ada yang tahu kalau belum membaca sendiri bagaimana ceritanya. Yang jelas cerpen kali ini merupakan cerpen cinta yang berakhir bahagia. Cerpen ini bisa menjadi penghibur di kala waktu senggang kita.
Jangan ragu, setelah membaca cerpen tersebut nanti anda juga bisa membaca kisah cinta romantis lain yang sudah disiapkan. Pokoknya sekali membaca cerita disini anda pasti tidak ingin berhenti. Pasalnya di situs contoh cerita ini ada banyak sekali kisah-kisah menarik yang bisa dibaca.
Cerpen adalah salah satu contoh cerita yang ada di situs ini. Selain cerita pendek ini masih banyak jenis cerita lain, sebut saja misalnya cerita sukses, cerita pengalaman cerita curhat dan lain sebagainya. Jadi anda tidak perlu bingung mencari bahan bacaan, asyik bukan?
Makanya, tidak usah terburu-buru, sekarang lebih baik coba anda telusuri lebih jauh isi dari situs ini. Nanti kalau cerita ini kurang berkenan anda bisa mencari yang lebih menarik. Tinggal dilihat saja judul yang bagus. Ya sudah, pokoknya yang penting dibaca saja dulu cerpen berikut, ya!
Jangan ragu, setelah membaca cerpen tersebut nanti anda juga bisa membaca kisah cinta romantis lain yang sudah disiapkan. Pokoknya sekali membaca cerita disini anda pasti tidak ingin berhenti. Pasalnya di situs contoh cerita ini ada banyak sekali kisah-kisah menarik yang bisa dibaca.
Cerpen adalah salah satu contoh cerita yang ada di situs ini. Selain cerita pendek ini masih banyak jenis cerita lain, sebut saja misalnya cerita sukses, cerita pengalaman cerita curhat dan lain sebagainya. Jadi anda tidak perlu bingung mencari bahan bacaan, asyik bukan?
Makanya, tidak usah terburu-buru, sekarang lebih baik coba anda telusuri lebih jauh isi dari situs ini. Nanti kalau cerita ini kurang berkenan anda bisa mencari yang lebih menarik. Tinggal dilihat saja judul yang bagus. Ya sudah, pokoknya yang penting dibaca saja dulu cerpen berikut, ya!
Di Belai Rindu
Cerpen Cinta Oleh Irma
Milla menatap lekat-lekat wajahnya di dalam cermin, bola
mata yang biasanya bening berubah menjadi merah darah, di kelilingi serabut
kulit yang bengkak. Semalam ia menghabiskan mimpi dengan mengurai air mata,
menangisi rindunya yang tak kunjung terobati. Di dingin malam itu Milla merasa
kesepian akut, tak mampu membendung air matanya.
Sudah satu tahun Milla berpisah dari kekasih yang bertanji
akan segera menikahinya. Sampai akhirnya ia lupa bagaimana indahnya memiliki
seorang kekasih. Hari-hari yang ia lalui begitu sepi dan sunyi, tanpa seorang
pun yang mampu menghibur.
Hal yang membuatnya semakin berat menahan rindu adalah
desakan kedua orang tuanya untuk segera menikah, dengan orang yang telah
meminangnya. “Kenapa engkau tak segera kembali Kang, aku disini menahan rindu”,
ucapnya dalam diam.
Pagi itu seperti biasa, terdengar pertengkaran-pertengkaran
kecil antara kedua orang tuanya. Semua tentu masalah pernikahan Milla, orang
tuanya tidak sanggup lagi menahan malu memiliki anak perawan yang masih lajang
di usianya yang sudah cukup dewasa.
Milla tidak memperdulikan perkataan mereka, apalagi para
tetangga, ia membenamkan perasaannya dengan kesibukannya sendiri. Ia terus
menahan rindu sembari mengkaji apakah benar sang kekasih yang jauh disana masih
mengingatnya.
Di butik yang ia miliki itu, ia mengurai air mata dan
perasaannya yang kalut, sedikit demi sedikit kepercayaannya pada cinta mulai
luntur. Kerinduannya akan belaian seorang kekasih membuatnya berpikir untuk
mengakhiri penantian panjang itu.
“Non Milla, bagaimana kabarnya…”
“Baik, baik silahkan masuk…”
“Iya terima kasih Non, oh iya kenalkan ini calon suami
saya….”
Kunjungan-kunjungan seperti itu selalu membuatnya pahit,
tapi ia terus saja tersenyum menyembunyikan getir yang ia rasakan. Bahkan untuk
gadis di bawah usianya sudah banyak yang menikah. Ia benar-benar diburu
perasaan yang tak menentu.
Melihat lelaki itu, ia langsung teringat akan kekasihnya Martono,
wajahnya yang tegas benar-benar mirip, alis matanya yang tebal, senyumnya yang
manis, “Ah, aku tidak bisa terus seperti ini”, gumamnya dalam hati.
“Hei, Milla jangan melamun terus… nanti dagangan kamu
diambil orang!”, ucap Ratna membuyarkan lamunannya. “Eh, kamu Rat, dari mana
saja?”, jawabnya singkat.
“Biasa, anak gadis…” ucap Ratna sambil tersenyum kecil, “eh,
besok ikut aku ya, kita nonton”, ucap Ratna lagi.
“Nonton apaan, terus siapa yang jaga butik?”, jawab Milla
“Halah… sekali-kali ini, tutup juga enggak apa-apa, biar
enggak stres Mill”, ucap Ratna
Akhirnya, karena terus dibujuk dan dirayu, Milla tidak bisa
menolak ajakan Ratna untuk nonton. Hari minggu itu akhirnya ia menghabiskan
waktu bersama sang sahabat. Setelah selesai nonton, Ratna pun mengajak Milla
santai sejenak di café sebelum mereka pulang.
Disana, rupanya Ratna sudah janji dengan dua orang sahabat
dekatnya. Akhirnya mereka berempat santai sambil menikmati secangkir kopi di
café itu.
Awal perkenalan Milla dengan sahabat barunya membawa angin
segar di pikiran. Milla tak lagi begitu mengingat Martono yang jauh disana. Satu
dua hari mereka pun semakin akrab dan semakin dekat. Ratna yang memang sengaja
memperkenalkan Milla pada temannya itu pun bisa tersenyum senang melihat Milla
yang ceria.
Waktu berlalu, hari berganti, kedekatan Milla dengan teman
barunya pun semakin mesra. Sampai pada suatu hari Ridwan berniat mengungkapkan
perasaan suka pada Milla. Namun karena masih ragu ia meminta pendapat dari
Ratna.
“Sudahlah, maju terus, aku yakin Milla juga suka sama kamu”,
ucap Ratna yang dimintai pendapat oleh sahabatnya. Tapi sebelum itu, Ratna
mengingatkan pada Ridwan bahwa Milla memiliki seorang kekasih yang bekerja jauh
di negeri orang dan tidak ada kabarnya sejak lama.
Mendengar cerita Ratna akhirnya Ridwan mengurungkan niatnya.
Ia tidak mau merusak hubungannya dengan Milla yang sudah begitu dekat. Sampai
akhirnya ketika ia berkunjung di rumah Milla ia didesak untuk melamar Milla
oleh kedua orang tuanya.
“Nak, ibu lihat kamu suka sama Milla ya?”
“Ah, ibu bisa saja…”
“Iya tidak apa-apa Nak, ibu juga tahu kok… kalau kamu suka
sama Milla lebih baik kamu segera meminang dia, kasihan dia menunggu kekasih
yang entah kemana rimbanya”.
“Tapi bu…”
“Ya, memang ibu tidak bisa menjamin dia akan menerimamu,
tapi ibu berharap dengan kamu mengutarakan isi hati kamu Milla bisa sadar dan
terbuka…”
Akhirnya, dengan restu kedua orang tua Milla, Ridwan pun
akhirnya menyatakan cintanya kepada Milla, Cerpen Singkat Terbaru, Di Belai Rindu.
Milla yang masih mengingat jelas wajah kekasihnya tidak bisa berkata apa-apa, ia hanya diam. “Kamu tidak harus menjawab sekarang Milla, aku akan menunggu sampai kapanpun kamu siap”, ucap Ridwan yang melihat keraguan dalam diri Milla.
Milla yang masih mengingat jelas wajah kekasihnya tidak bisa berkata apa-apa, ia hanya diam. “Kamu tidak harus menjawab sekarang Milla, aku akan menunggu sampai kapanpun kamu siap”, ucap Ridwan yang melihat keraguan dalam diri Milla.
Satu minggu berlalu tanpa kejelasan, akhirnya dengan nasehat
sang ibu, Milla pun memutuskan untuk menerima pinangan Ridwan. Tiga hari
kemudian Ridwan pun langsung melamar Milla dan mengajaknya menikah.
--- Tamat ---