Cerpen Sedih, Tanpa Kekasih - Apakah semua orang bisa bangkit dari kesedihan atau kepedihan yang melanda, terutama jika itu dikarenakan oleh cinta? Di cerita pendek singkat kali ini kita akan mendapatkan sajian hiburan yang tidak cukup baru namun pasti menghibur yaitu untuk cerpen cinta.
Cerpen cinta singkat kali ini merupakan cerita yang berisi tentang kepilua seseorang. Akan lebih panjang jika kita bicarakan mengenai isi dari cerpen ini, oleh karena itu akan lebih baik jika kita langsung membaca sendiri kisah sedihnya tersebut.
Sebagai salah satu cerpen cinta, cerita di cerpen berjudul "tanpa kekasih" ini mungkin sudah sering kita lihat atau bahkan mungkin sudah pernah kita rasakan.
Sebagai salah satu cerpen cinta, cerita di cerpen berjudul "tanpa kekasih" ini mungkin sudah sering kita lihat atau bahkan mungkin sudah pernah kita rasakan.
Yang kita harapkan, dengan membaca cerita ini mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah dan pembelajaran atas apa yang dikisahkan tersebut.
Semoga, hal buruk yang ada dalam cerita tidak akan pernah kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari. Dari pada penasaran dengan cerita pendek ini mari kita baca langsung ceritanya di bawah ini.
Setelah genap sebulan aku jadian dengan Adan, aku semakin yakin kalau aku nggak salah pilih dan benar-benar sudah menemukan belahan jiwaku, cinta sejatiku, cahaya hidupku, Adan adalah segalanya bagiku.
Cerpen Sedih, Tanpa Kekasih
Kumpulan Cerpen Singkat Terbaru
Aku mencinta dia dan akan selalu menyayangi dia untuk selamanya. Saat ini aku merasa puas karena penantian, dan usahaku selama ini berbuah kebahagiaan.
Telah sekian lama aku merasa menanti Adan menjadi milikku seutuhnya. Akhirnya, cerita cintaku saat ini sudah happy ending, tingal sekarang aku dan Adan yang menjalaninya.
Telah sekian lama aku merasa menanti Adan menjadi milikku seutuhnya. Akhirnya, cerita cintaku saat ini sudah happy ending, tingal sekarang aku dan Adan yang menjalaninya.
Dulu kami sering sekali bertengkar, hanya karena hal-hal kecil, kadang kami sampai ribut nggak menentu. Dulu sebagai teman, kami memang bukan teman yang cocok, kami saling menjatuhkan dan saling membenci.
Tapi sekarang, benar kata orang-orang, kalau kamu membenci seseorang janganlah kamu sampai terlalu, dan hasilnya sekarang perasaan itu menjadi kebalikan bagi aku dan Adan, justru kami sekarang saling mencintai dan menyayangi.
Tapi yang jelas, aku juga nggak mau kehilangan Adan, aku takut juga kalau aku terlalu mencintai dan menyayangi dia, bisa jadi aku dan dia akan terpisahkan.
“Hei Nita, kamu lagi ngapain? aku kangen deh sama kamu..”
“Halo Adan, kan baru kemarin kita ketemu, kamu gimana sih?”
“Nita, kamu baik-baik ya di sana, jaga diri kamu dan jangan pernah lupakan aku ya sayang.”
“Kamu ngomong apa sih Adan? Kamu ngigau ya?”
“Nggak, maksud aku yah kamu jangan macam-macam di sana, kan di kampus kamu banyak banget tuh cowok-cowok keren, ntar ada yang godain kamu lagi, trus kamu lupain aku.”
“Ha-ha.....ha-ha.... ya nggak dong sayang, aku nggak akan tergoda sama cowok-cowok di kampus ini, nggak ada yang kayak kamu di sini, dan yang aku mau tuh cuma kamu seorang.”
“Hei, kamu udah pintar ngegombal yah, siapa yang ajarin, ayo ngaku?”“Adan, kamu apaan sih?! Udah deh, aku mau kamu kasih aku kepercayaan untuk berteman dengan teman-temanku. Asal kamu tau aku berterima kasih banget selama ini sama Tuhan karena aku udah bisa memiliki kamu.”
“Hei Nita, kamu lagi ngapain? aku kangen deh sama kamu..”
“Halo Adan, kan baru kemarin kita ketemu, kamu gimana sih?”
“Nita, kamu baik-baik ya di sana, jaga diri kamu dan jangan pernah lupakan aku ya sayang.”
“Kamu ngomong apa sih Adan? Kamu ngigau ya?”
“Nggak, maksud aku yah kamu jangan macam-macam di sana, kan di kampus kamu banyak banget tuh cowok-cowok keren, ntar ada yang godain kamu lagi, trus kamu lupain aku.”
“Ha-ha.....ha-ha.... ya nggak dong sayang, aku nggak akan tergoda sama cowok-cowok di kampus ini, nggak ada yang kayak kamu di sini, dan yang aku mau tuh cuma kamu seorang.”
“Hei, kamu udah pintar ngegombal yah, siapa yang ajarin, ayo ngaku?”“Adan, kamu apaan sih?! Udah deh, aku mau kamu kasih aku kepercayaan untuk berteman dengan teman-temanku. Asal kamu tau aku berterima kasih banget selama ini sama Tuhan karena aku udah bisa memiliki kamu.”
“Iya Nita, dan asal kamu tau juga cintaku lebih besar dari yang pernah kamu bayangkan selama ini.”
Satu hal inilah yang selalu ditakutkan Adan, dia selalu bilang aku akan tergoda oleh cowok-cowok di kampus, sementara aku nggak begitu? Justru akulah yang paling takut Adan yang akan berpaling dariku, dia akan pergi meninggalkanku selamanya, dan cintanya hilang untukku.
Satu hal inilah yang selalu ditakutkan Adan, dia selalu bilang aku akan tergoda oleh cowok-cowok di kampus, sementara aku nggak begitu? Justru akulah yang paling takut Adan yang akan berpaling dariku, dia akan pergi meninggalkanku selamanya, dan cintanya hilang untukku.
Adan sekarang kerja di salah satu perusahaan asing terkemuka di kota ini, sebagai cowok kalau kita melihatnya dengan kesan pertama, dia adalah cowok yang diimpi-impikan semua cewek, karena Adan punya segalanya, dengan modal wajah yang tampan, prilaku yang baik, kerja yang mapan, akupun takut dia akan pergi dariku, kalau seandainya ada cewek yang lebih menarik dariku, lebih sederajat dengan dia.
Adan menggenggam tanganku erat sekali, aku merasakan kenyamanan saat dia memegang tanganku. Aku merasakan cintanya begitu kuat untukku.
Adan menggenggam tanganku erat sekali, aku merasakan kenyamanan saat dia memegang tanganku. Aku merasakan cintanya begitu kuat untukku.
Saat kami masuk ke sebuah toko buku, Adan bilang dia akan membelikan aku sebuah buku sastra yang dulu sudah pernah dibacanya dan sekrang dia ingin aku juga membaca buku itu.
Setelah Adan membayar buku tersebut, Adan langsung menyerahkannya padaku. Aku kaget membaca sinopsisnya, ternyata buku itu berisi tentang kekuatan cinta yang tulus, yang akhirnya terpisahkan oleh maut, dan bagaimana sakitnya hati seorang kekasih saat menghadapi peristiwa kematian itu.
“Adan, kenapa kamu kasih aku buku kayak gini?”
“Nita, aku pengen banget kamu baca buku ini, karena kalau kamu baca buku ini, kamu bakal lebih mengerti lagi apa itu cinta sejati, kamu akan merasakan betapa sangat berartinya orang yang mencintai kamu, pokoknya ceritanya bagus deh, kamu pasti nggak bakalan nyesal kalau baca buku ini, dan setelah membacanya, aku juga yakin kamu akan semakin sayang sama aku, he-he... he-he ...”
“Ih, kamu!! Ke-GR-an banget sih kamu, masa cuma gara-gara baca buku ini aku bisa semakin sayang sama kamu.”
“Eh, benaran, percaya deh sama aku. Kalau nggak, ntar kamu boleh musuhin aku lagi deh kayak dulu.”
“Adan!! Kamu ngomong apaan sih, ya udah-udah, aku baca bukunya, kamu kira aku bakalan senang yah kalau kita musuhan lagi.”
Adan aneh sekali hari ini. Tadi siang dia ngomong yang nggak-nggak di telpon, dan malam ini dia juga menyuruhku membaca buku yang isinya aneh, tentang kematian.
“Adan, kenapa kamu kasih aku buku kayak gini?”
“Nita, aku pengen banget kamu baca buku ini, karena kalau kamu baca buku ini, kamu bakal lebih mengerti lagi apa itu cinta sejati, kamu akan merasakan betapa sangat berartinya orang yang mencintai kamu, pokoknya ceritanya bagus deh, kamu pasti nggak bakalan nyesal kalau baca buku ini, dan setelah membacanya, aku juga yakin kamu akan semakin sayang sama aku, he-he... he-he ...”
“Ih, kamu!! Ke-GR-an banget sih kamu, masa cuma gara-gara baca buku ini aku bisa semakin sayang sama kamu.”
“Eh, benaran, percaya deh sama aku. Kalau nggak, ntar kamu boleh musuhin aku lagi deh kayak dulu.”
“Adan!! Kamu ngomong apaan sih, ya udah-udah, aku baca bukunya, kamu kira aku bakalan senang yah kalau kita musuhan lagi.”
Adan aneh sekali hari ini. Tadi siang dia ngomong yang nggak-nggak di telpon, dan malam ini dia juga menyuruhku membaca buku yang isinya aneh, tentang kematian.
Tiba-tiba saja jantungku berdegup kencang, kata kematian terasa terngiang-ngiang di telingaku. Entah kenapa aku semakin ketakutan, takut akan kematian, takut akan kehilangan. Peganganku semakin aku kuatkan ke pinggang Adan, aku peluk pungungnya dan aku sandarkan wajahku ke sana.
Aku merasakan lagi kalau aku bersama Adan, saat ini mungkin Adan sedang tersenyum karena dia merasakan cintaku besar untuknya.
Sambil mengenderai motornya, sesekali dia menoleh ke belakang untuk melihatku, Adan seperti orang yang was-was. Aneh, di sepanjang jalan aku terus kepikiran.
Sambil mengenderai motornya, sesekali dia menoleh ke belakang untuk melihatku, Adan seperti orang yang was-was. Aneh, di sepanjang jalan aku terus kepikiran.
Akhirnya bunyi keras dan goncangan hebat membuat aku kaget, nggak hanya goncangan, tapi sakit yang luar biasa di kepalaku, aku merasakan pusing serasa dunia ini berputar sangat kencang sekali, penglihatanku kabur, aku berusaha untuk menyadarkan diriku sendiri, apa yang sebenarnya terjadi.
Tiba-tiba aku melihat Adan yang sedang tidur di jalanan, samar-samar aku melihat dia seolah-olah tidur nyenyak, aku merasa mimpi, mana mungkin Adan tidur di jalan, perasaan baru tadi aku boncengan dengan dia.
Aku berjalan mendekati dia, tapi orang-orang yang ramai lebih dulu menghampiri dia, aku semakin kesakitan, aku nggak kuat lagi dan akhirnya yang aku lihat hanya kegelapan.
“Nita, kamu nggak apa-apa sayang, ini Mama.”
Aku pandangi wajah Mama. Dia seperti orang yang ketakutan, aku melihat sekelilingku, tiba-tiba aku baru sadar, selintas kejadian tadi malam teringat lagi olehku.
“Ma, Adan mana? Dia baik-baik aja kan?”“Nita, nanti aja, kamu istirahat dulu, kamu masih sakit sayang.”
“Nggak Ma, Nita nggak merasa sakit apa-apa, sekarang Nita mau lihat Adan, dimana dia Ma?”
“Nita, luka kamu belum kering betul, tadi kamu terus-terusan ngigau kalau kamu ngerasain sakit.”
“Ma, Nita nggak ngerasa sakit, benaran, nggak tau kenapa Nita ngerasa sehat dan kuat Ma, sekarang pokoknya Nita mau ketemu Adan, pasti saat ini dia butuhin Nita banget.”
“Nita, saat ini Adan nggak butuh siapa-siapa lagi, dia udah aman Nita, dia udah tenang di sana, sekarang udah bahagia dengan kehidupannya sendiri, ada yang menjaga dia di sana.”
“Nita, kamu nggak apa-apa sayang, ini Mama.”
Aku pandangi wajah Mama. Dia seperti orang yang ketakutan, aku melihat sekelilingku, tiba-tiba aku baru sadar, selintas kejadian tadi malam teringat lagi olehku.
“Ma, Adan mana? Dia baik-baik aja kan?”“Nita, nanti aja, kamu istirahat dulu, kamu masih sakit sayang.”
“Nggak Ma, Nita nggak merasa sakit apa-apa, sekarang Nita mau lihat Adan, dimana dia Ma?”
“Nita, luka kamu belum kering betul, tadi kamu terus-terusan ngigau kalau kamu ngerasain sakit.”
“Ma, Nita nggak ngerasa sakit, benaran, nggak tau kenapa Nita ngerasa sehat dan kuat Ma, sekarang pokoknya Nita mau ketemu Adan, pasti saat ini dia butuhin Nita banget.”
“Nita, saat ini Adan nggak butuh siapa-siapa lagi, dia udah aman Nita, dia udah tenang di sana, sekarang udah bahagia dengan kehidupannya sendiri, ada yang menjaga dia di sana.”
“Apa? Apa Ma, maksud Mama? Mama bohong!! Nita nggak percaya, nggak mungkin, nggak mungkin itu terjadi sama Adan, dia udah janji Ma nggak akan pernah ninggalin Nita, dia sayang Nita, Nita sayang Adan Ma .... nggak, nggak mungkin....
Teriakanku membuat semua suster datang ke tempatku, mereka berusaha menenangkanku, tapi aku nggak bisa, air mataku mengalir terus tiada hentinya, salah seorang suster baru saja akan memberiku suntikan penenang, tapi cepat-cepat aku elakkan.
“Tolong jangan suster, saat ini aku nggak butuh itu, aku hanya ingin menangis, aku nggak rela, aku marah sama Adan, kenapa dia berani pergi ninggalin aku, padahal dulu dia udah janji nggak akan pernah pergi dariku, tapi kenapa Adan bohong, kenapa sekarang justru dia pergi selamanya, dan aku tau dia nggak akan pernah kembali lagi kan untukku? Kenapa kamu tinggalin aku Adan?”
“Nita, ini udah takdirnya, waktu Adan udah habis di dunia, kamu jangan pernah marah sama Adan sayang. Kamu harus yakin kalau sekarang Adan udah bahagia di sana.”
“Ma, kenapa justru Adan, kenapa buka Nita aja yang ada di sana? Nita mau kok Ma, Menggantikan Adan, karena Nita sayang sama Adan Ma, atau biarkan Nita untuk bersama dia sekarang, Nita pengen menyusul dia Ma, Nita nggak mau hidup di dunia ini tanpa dia, percuma Ma, percuma kalau nggak ada Adan di sini, hidup Nita nggak ada arti apa-apa.”
Dengan cepat suster-suster itu memegang seluruh tubuhku, dan sesaat kemudian aku tertidur, di alam mimpi Adan datang padaku.
Dengan pakaian yang serba putih Adan tersenyum padaku, dia berjalan mendekatiku, dia kelihatan senang sekali, seolah-olah dia mendapatkan kebahagiaan yang baru, yang tiada duanya di dunia, melihat Adan terus-terusan tersenyum, rasanya aku ingin sekali ikut bersama dia, ikut merasakan kebahagiaan yang dia rasakan saat ini.
Aku berusaha memeluknya dan menggenggam tangannya, dia membalas pelukanku, dia mendekapku, kembali aku meerasakan kenyamanan bersamanya, aku merasakan dia memberiku kekuatan, ketegaran, dia membelai rambutku dengan penuh rasa sayang, tapi pelan-pelan dia melepaskanku, dia justru menjauh dariku, semakin jauh, jauh dan hilang dari penglihatanku.
Saat aku sadar, aku menangis lagi, aku bukan menangis karena menahan sakit pada kepalaku, tapi aku menangis karena hatiku yang terasa amat sakit.
Saat aku sadar, aku menangis lagi, aku bukan menangis karena menahan sakit pada kepalaku, tapi aku menangis karena hatiku yang terasa amat sakit.
Sekarang dunia bagiku terasa kelam, hujan nggak hanya membasahi bumi, tapi hujan membasahi kehidupanku, hatiku seolah-olah nggak berhenti menangis, menangisi orang yang telah pergi untuk selama-lamanya, dia nggak akan pernah kembali lagi.
Tiba-tiba mataku tertuju pada buku yang ada di atas meja, aku baru ingat kalau itu adalah buku yang dibelikan Adan kemarin.
Tiba-tiba mataku tertuju pada buku yang ada di atas meja, aku baru ingat kalau itu adalah buku yang dibelikan Adan kemarin.
Aku buka satu demi satu halaman buku itu, beberapa menit kemudian aku tenggelam dalam ceritanya. Aku menangis membaca buku itu, sekilas aku seolah-olah melihat wajah Adan tersenyum di langit yang mendung di luar sana.
Entah kenapa sekarang aku kembali merasakan kekuatan itu, kekuatan cinta yang diberikan oleh Adan, aku merasakan dia ada di dekatku, merangkulku, menenangkanku, aku dapat merasakan cinta dan sayangnya.
Entah kenapa sekarang aku kembali merasakan kekuatan itu, kekuatan cinta yang diberikan oleh Adan, aku merasakan dia ada di dekatku, merangkulku, menenangkanku, aku dapat merasakan cinta dan sayangnya.
Adan, aku sangat mencintai dan menyayangi kamu, aku yakin kamu bahagia di sana, walaupun kamu sudah pergi dari kehidupanku, tapi kamu nggak akan pernah pergi dari hatiku, kamu abadi untukku, Adan. Aku akan buktikan, kematianmu nggak akan pernah mengakhiri cintaku.
Selain Cerpen Sedih, Tanpa Kekasih ini tentu masih ada cerita-cerita menarik lainnya yang bisa kita baca. Pokoknya kalau rajin berkunjung ke situs ini tidak akan kurang bacaan khususnya untuk cerita pendek.
oOo
Selain Cerpen Sedih, Tanpa Kekasih ini tentu masih ada cerita-cerita menarik lainnya yang bisa kita baca. Pokoknya kalau rajin berkunjung ke situs ini tidak akan kurang bacaan khususnya untuk cerita pendek.
Bagi yang sudah sering berkunjung kami ucapkan terima kasih banyak atas kepercayaan dan kesetiaannya menjadi pembaca tetap situs ini. Itu saja, selamat menikmati kisahnya.