Cerpen Singkat: Kau Selingkuh, Sakitnya Tuh Disini! - Hari ini ada sebuah kisah yang begitu mengusik dan ingin ku bagikan pada kalian. Sebuah kisah tragis, menyedihkan, dimana sebuah asmara harus diakhiri dengan duka lara akibat perselingkuhan.
Cerita ini akan memberikan pesan pada anda bahwa jangan pernah ada kata "selingkuh" jika anda ingin mendapatkan kedamaian cinta. Menjadi jujur dan tulis dalam bercinta akan membuat anda selalu bahagia.
Seperti jelas terlihat dari tema yang di usung oleh situs ini maka kisah yang akan anda nikmati ini juga merupakan cerpen singkat dimana anda bisa menyelesaikan ceritanya dalam sekali baca. Paparan adegan yang ada tidak terlalu rumit, bahasa yang digunakan juga biasa saja.
Seperti jelas terlihat dari tema yang di usung oleh situs ini maka kisah yang akan anda nikmati ini juga merupakan cerpen singkat dimana anda bisa menyelesaikan ceritanya dalam sekali baca. Paparan adegan yang ada tidak terlalu rumit, bahasa yang digunakan juga biasa saja.
Meski jauh dari kata bagus, mungkin, cerpen singkat tentang perselingkuhan ini akan menjadi salah satu hiburan anda di waktu senggang.
Dikisahkan ada sebuah lelaki mudah yang begitu kuat, tak pernah menyerah, tak pernah kalah dan tak pernah merasa tak bahagia.
Dikisahkan ada sebuah lelaki mudah yang begitu kuat, tak pernah menyerah, tak pernah kalah dan tak pernah merasa tak bahagia.
Lelaki itu pada satu waktu harus tunduk pada agungnya cinta, dia menyadari dan dia mengakui bahwa cinta merupakan hal terindah dalam hidup.
Namun, hidupnya berakhir tragis, semua kepercayaannya terkoyak dan kekuatannya pun hilang. Sebenarnya bagaimana cerita tersebut? Mari kita baca langsung di bawah ini.
Sebelumnya tak pernah sekalipun memikirkan dalam angan ku bahwa aku akan terjatuh, atau terluka atau bahkan hancur.
Kau Selingkuh, Sakitnya Tuh Disini!
Cerita Cerpen oleh Irma
Sebelumnya tak pernah sekalipun memikirkan dalam angan ku bahwa aku akan terjatuh, atau terluka atau bahkan hancur.
Hidupku benar-benar bahagia, aku tak pernah bersedih, aku tak pernah terluka dan aku salam sekali tak pernah merasa tak berdaya. Sampai pada saat aku bertemu dengan seseorang yang begitu aku cintai.
"Mall bukanlah tempat yang tepat untuk mencari jodoh", itulah jawaban adik ku ketika saat itu aku bercerita bahwa aku berkenalan dengan seorang wanita yang begitu cantik.
"Mall bukanlah tempat yang tepat untuk mencari jodoh", itulah jawaban adik ku ketika saat itu aku bercerita bahwa aku berkenalan dengan seorang wanita yang begitu cantik.
Aku hanya terdiam, aku masih ingat bagaimana gerak tubuhnya saat itu, aku bahkan tak sekalipun menghiraukan sindiran yang diberikan.
Aku begitu mengaguminya, dan sepertinya tak mau kehilangan momen aku pun meminta nomor ponsel miliknya.
Senjata andalan telah ku dapat, dengan itu belum sampai di rumah aku pun langsung menekan nomor pemberian tersebut. Perbincangan awal begitu cari, aku tak dapat menyembunyikan kekaguman ku pada dirinya.
"Hai, Audi... apa aku mengganggu mu?", seperti tak ada kalimat lain, itulah kalimat pertama yang aku ucapkan di ujung telepon. "Em....tidak, tidak sama sekali, aku bahkan baru saja akan menelpon kamu", jawab perempuan itu dengan lembut.
Senjata andalan telah ku dapat, dengan itu belum sampai di rumah aku pun langsung menekan nomor pemberian tersebut. Perbincangan awal begitu cari, aku tak dapat menyembunyikan kekaguman ku pada dirinya.
"Hai, Audi... apa aku mengganggu mu?", seperti tak ada kalimat lain, itulah kalimat pertama yang aku ucapkan di ujung telepon. "Em....tidak, tidak sama sekali, aku bahkan baru saja akan menelpon kamu", jawab perempuan itu dengan lembut.
Terang saja, dengan hantaman kalimat tersebut aku semakin melambung. Suaranya sedikit serak, manis sekali seperti senyumnya. Kami pun berbincang bak sepasang kekasih.
Satu, dua, tiga, tak terasa sebulan sudah aku mengenal gadis itu, ya, Audi telah menjadi bagian dari setiap mimpiku.
Satu, dua, tiga, tak terasa sebulan sudah aku mengenal gadis itu, ya, Audi telah menjadi bagian dari setiap mimpiku.
Hampir setiap malam aku menelepon dia, bahkan sempat beberapa kali kami berduaan. Setelah yakin dengan apa yang aku rasakan dan setelah cukup pasti akan perasaannya padaku akhirnya aku memberanikan diri menyatakan cinta.
"Audi, a..a.. aku mencintaimu, apakah kau mau pacaran denganku?" Suaraku sedikit bergetar
"Em..kenapa kau butuh waktu begitu lama untuk mengatakan hal it? Bodoh, aku juga mencintaimu!!!"
Jantung ku seperti berhenti berdetak, tak bisa lagi ku bedakan nada senang dan nada marah dari bibirnya. Aku tertunduk dan segera memeluknya saat aku menyadari apa yang telah di katakan.
"Audi, a..a.. aku mencintaimu, apakah kau mau pacaran denganku?" Suaraku sedikit bergetar
"Em..kenapa kau butuh waktu begitu lama untuk mengatakan hal it? Bodoh, aku juga mencintaimu!!!"
Jantung ku seperti berhenti berdetak, tak bisa lagi ku bedakan nada senang dan nada marah dari bibirnya. Aku tertunduk dan segera memeluknya saat aku menyadari apa yang telah di katakan.
Hem, senangnya hari itu, dua benar-benar seperti dalam genggaman. Baru kali ini aku begitu merasa bahagia, begitu merasa bersemangat!
Kami pun menghabiskan banyak waktu bersama, memadu kasih, sebagai dua sejoli yang sedang kasmaran. Aku bahagia, dia bahagia, setidaknya itulah yang aku tahu.
Kami pun menghabiskan banyak waktu bersama, memadu kasih, sebagai dua sejoli yang sedang kasmaran. Aku bahagia, dia bahagia, setidaknya itulah yang aku tahu.
Tiga bulan waktu ku bersamanya begitu cepat, bulan depan aku berencana melamarnya, mengajaknya menuju jenjang yang lebih serius dan memperkenalkannya pada kedua orang tuaku.
Tapi aneh, saat aku mulai berfikir mengajaknya menikah tiba-tiba aku sedikit ragu, takut jikalau niat ini akan menghancurkan cinta kami.
Benar saja, setelah beberapa hari yang lalu aku mulai mengajak Audi untuk berkunjung ke rumah dia mulai aneh. Seperti ada sesuatu yang menahannya, aku tak tahu apa itu. Yang jelas dia tak begitu antusias. Aku merasakan hal aneh itu namun ku biarkan.
Pertama ku ajak dia menolak, dengan beberapa alasan yang akhirnya aku terima dengan lapang dada. Setelah beberapa hari satu dua alasan lain muncul manakala ku ajak dia berdua.
Benar saja, setelah beberapa hari yang lalu aku mulai mengajak Audi untuk berkunjung ke rumah dia mulai aneh. Seperti ada sesuatu yang menahannya, aku tak tahu apa itu. Yang jelas dia tak begitu antusias. Aku merasakan hal aneh itu namun ku biarkan.
Pertama ku ajak dia menolak, dengan beberapa alasan yang akhirnya aku terima dengan lapang dada. Setelah beberapa hari satu dua alasan lain muncul manakala ku ajak dia berdua.
Aku semakin curiga, dan semakin takut. Ku coba membujuknya untuk belanja, seperti biasanya yang sangat di sukai namun dia menolak. "Maaf mas, aku sedang ada kerjaan yang tidak bisa ditinggal". Itulah yang dia ucapkan.
Makin hari makin sulit, aku yang tak tahan dengan rasa rindu mencoba menjemput impian, menemui sang kekasih yang sedang bekerja. Tanpa janji aku datang ke kantor-nya, berniat menjemput namun...
Makin hari makin sulit, aku yang tak tahan dengan rasa rindu mencoba menjemput impian, menemui sang kekasih yang sedang bekerja. Tanpa janji aku datang ke kantor-nya, berniat menjemput namun...
Sakitnya tuh di sini didalam hatiku
Sakitnya tuh di sini melihat kau selingkuh
Sakitnya tuh di sini pas kena hatiku
Sakitnya tuh di sini kau menduakan aku
Teganya hatimu....
Permainkan cintaku
Sadisnya caramu.....
Mengkhianati aku
Sakitnya hatiku
Hancurnya jiwaku
Di depan mataku...
Kau sedang bercumbu
Hati ku mendadak hancur, entah siapa yang di gandeng dengan mesra. Aku mendapati Audi - wanita yang sangat aku kasihi berjalan berdua dengan seorang lelaki, memasuki mobil dan melaju cepat tepat di depanku.
"Mungkin aku salah lihat", gumamku dalam hati.
Meski aku mencoba untuk menghibur diri namun aku benar-benar terbakar. Aku benar-benar kalap, tak ada satu es pun yang bisa mendinginkan isi kepalaku.
Meski aku mencoba untuk menghibur diri namun aku benar-benar terbakar. Aku benar-benar kalap, tak ada satu es pun yang bisa mendinginkan isi kepalaku.
Dadaku bergemuruh, aku tak tahu apa yang harus dilakukan. "Tapi aku bukan orang bodoh, esok akan ku temui dia!", hatiku berteriak lantang.
Esok hari aku menemui Audi si jantung hati, di tempat kerja tidak ada, beberapa rekan mengatakan hari ini di izin tidak masuk kerja. Aku langsung melaju menuju kediamannya. Tak butuh waktu lama, aku sampai tepat di depan teras rumah yang dia tinggali. Tapi, lagu itu pun berlanjut!
Esok hari aku menemui Audi si jantung hati, di tempat kerja tidak ada, beberapa rekan mengatakan hari ini di izin tidak masuk kerja. Aku langsung melaju menuju kediamannya. Tak butuh waktu lama, aku sampai tepat di depan teras rumah yang dia tinggali. Tapi, lagu itu pun berlanjut!
Sakitnya tuh di sini didalam hatiku
Sakitnya tuh di sini melihat kau selingkuh
Sakitnya tuh di sini pas kena hatiku
Sakitnya tuh di sini kau menduakan aku
Sakit… Sakit… Sakitnya tuh di sini...
Sakit… Sakit… Sakitnya tuh di sini...
Teganya hatimu....
Permainkan cintaku
Sadisnya caramu.....
Mengkhianati aku
Sakitnya hatiku
Hancurnya jiwaku
Di depan mataku...
Kau sedang bercumbu
Sakitnya tuh di sini didalam hatiku
Sakitnya tuh di sini melihat kau selingkuh
Sakitnya tuh di sini pas kena hatiku
Sakitnya tuh di sini kau menduakan aku
Sakitnya tuh di sini didalam hatiku
Sakitnya tuh di sini melihat kau selingkuh
Sakitnya tuh di sini pas kena hatiku
Sakitnya tuh di sini kau menduakan aku
Sakit… Sakit… Sakitnya tuh di sini...
Sakit… Sakit… Sakitnya tuh di sini...
Berlatar lagu perih itu aku mengetuk pintu rumahnya, dia menoleh dan terkejut. Dia langsung berdiri dan berlari menuju ke pintu namun aku langsung saja berlalu.
Aku tak kan berkata-kata dan aku juga tak ingin mendengarkan apapun darinya. Teruntuk Audi jantung hatiku, "kau selingkuh, sakitnya tu disini!!". Aku berlalu membawa kepedihan, terpuruk dan tak berdaya.
Tak ada lagi canda, tak ada lagi cinta, semua telah berlalu. Aku, Audi dan dirinya, membekas dalam hati tak mungkin ku lupakan.
Sekian
Jangan sampai cerita dalam cerpen cinta tentang kau selingkuh tersebut terjadi pada anda. Mudah-mudahan bisa menjadi hiburan untuk waktu luang anda. Ingatlah, jika ingin bahagia maka jujurlah, jangan sakiti orang lain dengan pengkhianatan.