Masih ada contoh cerpen pengalaman, judulnya "Anak Kost." Apakah anda memang sedang mencari cerita atau kisah-kisah hidup untuk inspirasi? Jika benar mungkin satu kisah berikut bisa menjadi bahan bacaan yang sesuai.
Kisah ini adalah sebuah kisah yang menggambarkan pengalaman remaja dalam menggapai impian yaitu saat sang remaja sedang menuntut ilmu di jenjang kuliah.
Cerpen pengalaman ini sangat menarik baik karena kisahnya yang lucu mengharukan dan inspiratif maupun karena gaya bahasa yang digunakan sangat sederhana. Bahasa yang digunakan di cerita ini merupakan bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti.
Sebenarnya tidak ada bedanya antara cerita fiksi dan cerita pengalaman kisah nyata karena dari keduanya kita bisa sama-sama mendapatkan hiburan dan juga pelajaran berharga.
Dalam cerita fiksi kita bisa menikmati khayalan dalam kisah-kisah menarik sedangkan dalam kisah pengalaman hidup kita bisa mendapatkan renungan akan makna perjalanan hidup dan bisa mengambil hikmah dari sebuah perjalanan hidup.
Sudah siap untuk membaca cerpen pengalaman tentang anak kos ini? Ceritanya ada di bawah tapi sebelum itu sempatkan juga untuk melihat beberapa cerita berikut:
1) Cerpen cinta hilangnya perasaan
2) Cerpen cinta hadir bayangmu
3) Cerpen lucu masih pengantin baru
4) Cerita cerita sedih nyata terbaru
5) Cerita pengalaman mengaji
Tentu saja disini ada banyak kisah seperti ini yang bisa kita baca. Mau tahu lebih banyak mengenai berbagai cerita dengan tema pengalaman? Anda bisa langsung menuju ke bagian kategori cerita pengalaman. Sekarang kita selesaikan dulu cerita pendek berjudul "anak kos" di bawah ini.
Pengalaman Anak Kos
Kumpulan Cerpen Terbaru
Selama kita belum dewasa, selama kita belum menikah dan memiliki keluarga sendiri, hidup adalah serentetan pengalaman berbagai kejadian yang harus kita sikapi dengan baik.
Berbagai hal yang kita alami dan kita lalui harus kita jadikan sebagai sarana belajar agar kelak kita bisa menggapai cita-cita menjadi orang yang sukses seperti yang diharapkan orang tua.
Banyak sekali penggalan kisah yang mewarnai jalan ini. Mulai dari dunia anak kecil yang tahunya hanya bermain, menginjak sekolah yang sudah diajari mandiri dan akhirnya sampai di masa kuliah yang sudah waktunya membuktikan jati diri.
Lulus sekolah menengah dan lanjut ke jenjang pendidikan lebih tinggi, meski masih bergantung pada orang tua kita sudah mulai dewasa, dianggap dewasa dan mulai menjadi dewasa yang sebenarnya.
Lihat saja aku, berbekal berbagai fasilitas dan kemudahan yang disediakan orang tua aku bersekolah, lulus sekolah menengah pertama lalu melanjutkan ke jenjang SMA. Beberapa tahun di SMA, dengan berbagai beban belajar yang seabreg, dengan hasil yang tidak seberapa akhirnya aku menyelesaikan masa sekolahku.
"Hei, lulus ini loe pada mau lanjut kemana nih?"
"Entahlah, yang jelas gue sepertinya tidak akan disini, maklum"
"Ya, kalo loe mah pasti, bokap loe kan pasti udah punya seribu rencana buat anak kesayangannya, beda dengan aku"
Beberapa percakapan itu masih sesekali terngiang di telingaku dengan jelas, bahkan bau spidol yang ada di baju seragam sekolahku pun terasa belum kering benar dan aku sudah menyelesaikan segala urusan pendaftaran kuliah. "Aku sekarang mahasiswa cui" gumamku dalam hati.
Akhirnya s udah sebulan ini aku resmi menjadi anak bapak ibu kos, sebuah pengalaman baru yang mau tidak mau harus aku jalani, demi ayah dan ibu, demi cita-citaku. Kebayangkan, bagaimana jauh dari orang tua?
Ternyata, rasanya tuh sesuatu banget ya. Yang biasanya tiap bangun tidur udah ada sarapan, tiap laper tinggal makan, sekarang enggak. Harus nyari makan sendiri, bayar sendiri.
Tiap bangun tidur tuh kan haus banget ya, kalo dirumah itu tinggal nuang atau buka kulkas doang, abis itu haus ilang ketelen. Tapi kalo jadi anak kos itu harus ngeluarin tenaga dulu, uang juga sih tentunya. Tiap selesai makan minum, ditodong, buat bayar maksudnya. Ah, seringkali malas menyeret kaki buat kewarung, atau ngluarin kertas berharga dari dompet buat bayar.
"Berapa bu?"
"Nasi ayam sepuluh ribu es jus lima ribu, jadi semua lima belas ribu Non..."
"Ini bu, sama minta sekalian bungkisan satu lagi jus melon-nya"
Percakapan seperti itu sering sekali terjadi dalam satu minggu, atau setidaknya tiga kali dalam satu hari karena aku harus tetap mengurus badanku.
Tapi, yang miris tuh tanggal tua men, tau kan apa maksud-nya? Namanya juga anak kos jadi ambil uang di ATM pas tanggal muda, tengah bulan udah abis aja, tanggal tua tinggal clingak clinguk gitu.
"La kalau sudah dalam posisi seperti itu, tau gak solusi jitunya apa?"
"Nah solusinya adalah mari berpuasa. Selain bertujuan utama ibadah, sekalian juga hemat brai, ha a a..."
"Ikuti saran yang ini aja, biar jadi anak kos yang selamat. "
"Muke gile loe, masa puasa niatnya seperti itu?!!"
"Sudah tak apa-apa, tiap hari Senin dan Kamis puasa aja, entah tanggal muda, tua, janda, duda, apapun itu. Karena kalau puasa pas tanggal tua nih, tujuan utamanya tuh (biasanya) karena bokek, bukan ibadah –jlebb. Jadi puasa tiap Senin dan Kamis tanpa pandang buluh, enakan duit sisa daripada kurang, serius deh gue nggak bohong"
Itu adalah pengalaman pertama yang aku alami atas berkat nasehat dan saran dari sesama penguni kos yang menderita. Alhasil, meski dengan sedikit susah payah ternyata bisa juga.
SMA adalah masa pencarian jati diri, dan saat jadi anak kuliahan itu udah nemu jati diri. Jadi tinggal nguatin jati diri aja. Kalo punya pertahanan yang kuat, maka segala hal negatif nggak mempan sama kamu, mental deh semuanya.
Sebaliknya ya, kalo nggak punya jati diri yang kuat, maka .... begitulah, nggak perlu diterusin kalian juga paham. Jadi, saat SMA dan sebelum SMA itu perlu dibangun pondasi yang kuat. Biar nggak roboh ditengah jalan.
Jadi anak kos itu, beneran ngajarin hidup itu kayak apa. Nggak ada yang gratis, nggak ada yang peduliin lo udah makan apa belum, nggak ada yang nanyain lo lagi sakit apa nggak, cuma orang tua yang beneran peduli.
Tapi nggak mau ngrepotin orang tua pastinya kalau ada apa-apa, nggak mau bikin khawatir keluarga nun jauh dimato itu. Dan kalo pacar nanyain gitu sih, mungkin itu cuma buat formalitas aja sih, eh?
Lingkungan hidup juga udah berbeda banget, tidak seperti yang ada biasanya di rumah kita. Berbeda bahasa, kebiasaan, agama, pokoknya semua sudah berbeda, seperti badan ini yang terlihat semakin seksi, he e e e....
Sekali lagi, dikota perantauan ini nggak ada yang jagain - kita harus melakukan semuanya sendiri. Karena itu, mau kluyuran tiap malem aja ortu nggak akan ngerti, tergantung kita adalah anak yang bisa dipercaya sama orang tua atau tidak.
Kalau punya pondasi yang kuat, nggak akan terbawa arus negatif, apalagi sampai terjerumus dalam hal-hal yang hanya akan menghancurkan masa depan. Ingat benar pesan mama, "kami percaya sama kamu nak, kami yakin kamu tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan kami.
Kamu bisa saja melakukan banyak hal tanpa sepengetahuan kami tapi kami yakin kamu adalah anak yang tertanggung jawab dan akan selalu membanggakan kami".
--- Tamat ---
Bagaimana, bagus bukan Cerpen Pengalaman, Anak Kos di atas? Tentu saja, selain kisah tersebut masih banyak loh kisah lain yang juga seru-seru, mau!
Bisa-bisa, semua gratis dan semua untuk anda yang sudah dengan senang hati selalu menjadi pengunjung setia situs ini. Jangan lupa bagikan juga ceritamu melalui kolom kirim cerpen ya...