Tambahan untuk cerpen singkat, judulnya "Aku Semangat Belajar" Seorang sahabat secara khusus meminta sebuah referensi untuk cerita pendek singkat dengan tema pendidikan atau pelajar. Karena ia belum bisa mendapatkan bahan referensi untuk cerpen yang dibutuhkan untuk analisis.
Secara khusus ia meminta satu buah cerpen yaitu cerpen dengan judul "cerpen aku semangat belajar". Khusus untuk permintaan tersebut maka situs ini akan memberikan sebuah cerita pendek yang ia butuhkan.
Seperti ciri cerita yang dibagikan disini, cerpen singkat yang satu ini juga ditulis dengan bahasa yang cukup sederhana hingga mudah dipahami. Selain itu alur ceritanya tidak begitu kompleks hanya terdiri dari satu alur saja.
Namun seperti yang lain cerpen ini juga cukup bagus untuk dijadikan bahan bacaan hiburan bagi kita yang hobi membaca cerpen.
Namun seperti yang lain cerpen ini juga cukup bagus untuk dijadikan bahan bacaan hiburan bagi kita yang hobi membaca cerpen.
1) Cerpen singkat cinta antar provinsi
2) Cerpen singkat kisah cinta luwit
3) Cerpen singkat cinta atau cinta
4) Kisah cinta ihsan dan rubby
Seperti tertera pada judul, kisahnya tentang kehidupan pelajar dalam menjalani aktivitas sekolah. Apa dan bagaimana isi dari cerpen tentang pendidikan tersebut, mari kita baca langsung cerita selengkapnya di bawah ini. Tapi sebelum itu baca juga:
Aku Semangat Belajar
Cerpen singkat oleh Irmajajil
Semangat atau motivasi bisa datang dari mana saja dan kapan saja, begitulah kata orang, tapi memang benar aku sudah merasakannya sendiri.
Di tengah ketidaknyamanan, di tengah ketidakpastian bahkan bisa timbul semangat dan dorongan untuk terus maju dan berjuang, itulah yang aku rasakan ketika aku sedang berjuang untuk persiapan kelulusan sekolah.
Meski sedang dirundung banyak masalah namun alhamdulillah, Alloh telah memberikan ketegaran sehingga terus saja aku semangat belajar tanpa peduli hal lain.
Di tengah ketidaknyamanan, di tengah ketidakpastian bahkan bisa timbul semangat dan dorongan untuk terus maju dan berjuang, itulah yang aku rasakan ketika aku sedang berjuang untuk persiapan kelulusan sekolah.
Meski sedang dirundung banyak masalah namun alhamdulillah, Alloh telah memberikan ketegaran sehingga terus saja aku semangat belajar tanpa peduli hal lain.
Suasana kehidupanku sedang tidak ramah kala itu, aku sedang menghadapi masalah yang sangat berat. Masalah itu adalah masalah yang terjadi pada kedua orang tuaku.
"Sudahlah, kalau memang kau tidak bisa dipercaya lagi lebih baik aku pergi" teriak ayahku
"Oke, jika itu maumu hari ini juga, detik ini juga aku minta cerai!" jawab ibuku yang sepertinya tak mau kalah keras.
Itu adalah hari dimana akhirnya kehidupanku di rundung kesedihan dan rasa yang tidak karuan. Tiga bulan dari kejadian itu akhirnya kedua orang tuaku bercerai. Aku sama sekali tak bisa berbuat banyak, aku tidak bisa berbuat apa - apa kecuali menangis.
"Ya alloh, kuatkanlah hatiku, berikanlah dukunganku agar aku bisa melalui semuanya dengan baik sampai pada kelulusan ini", hatiku merintih seraya mengucap doa. Saat itu, selain harus menghadapi kepedihan itu entah kenapa aku juga tidak bisa lepas dari memikirkan sekolahku.
"Ya alloh, kuatkanlah hatiku, berikanlah dukunganku agar aku bisa melalui semuanya dengan baik sampai pada kelulusan ini", hatiku merintih seraya mengucap doa. Saat itu, selain harus menghadapi kepedihan itu entah kenapa aku juga tidak bisa lepas dari memikirkan sekolahku.
Ditengah kepasrahan akan nasib yang sudah tidak bisa aku lihat gambarnya aku masih berharap bahwa alloh memberiku kekuatan untuk menyelesaikan sekolahku yang tinggal beberapa hari lagi.
"Hilangkanlah segala perasaan buruk ini ya alloh, biarkan aku menyelesaikan sekolahku dengan tenang..."
"Hilangkanlah segala perasaan buruk ini ya alloh, biarkan aku menyelesaikan sekolahku dengan tenang..."
"Hai, ngelamun aja... dari pada bengong mending bantuin aku yuk, aku ada pesanan banyak nih", tiba-tiba Andien membuyarkan lamunanku.
"Eh.... iya ndien, ada apa?" jawabku sambil terbata
"Heeei..... kan aku sudah bilang, bantuin aku nyiapin pesanan yuk, banyak order nih.." jawab Andien.
Andien adalah sahabatku yang paling baik, entah mengapa apa saja yang ia minta dariku pasti aku tidak bisa menolak, seperti ketika ia meminku membantunya menyiapkan pesanan kue yang di dapat.
Maklum, Andien adalah anak yang super, selain sekolah ia juga menyempatkan diri mencari uang, ia membuka jasa pembuatan kue ulang tahun. Kepandaiannya membuat kue ulang tahun membuat ia sering kali kerepotan melayani pesanan kue yang masuk. Dan akulah satu-satunya orang yang sering dimintai bantuan.
Maklum, Andien adalah anak yang super, selain sekolah ia juga menyempatkan diri mencari uang, ia membuka jasa pembuatan kue ulang tahun. Kepandaiannya membuat kue ulang tahun membuat ia sering kali kerepotan melayani pesanan kue yang masuk. Dan akulah satu-satunya orang yang sering dimintai bantuan.
Selalu saja ada jalan, "alloh memang maha tahu apa yang dibutuhkan umatnya", gumamku dalam hati.
Andien lah aku akhirnya mendapatkan jalan dan sedikit ketenangan. Sebagai sahabat rupanya Andien tahu benar apa yang sedang aku hadapi, meski ia sama sekali tak pernah bertanya atau menasehati namun terlihat bahwa ia peduli padaku.
Andien lah aku akhirnya mendapatkan jalan dan sedikit ketenangan. Sebagai sahabat rupanya Andien tahu benar apa yang sedang aku hadapi, meski ia sama sekali tak pernah bertanya atau menasehati namun terlihat bahwa ia peduli padaku.
"Hei, nih jatah kamu minggu ini...." teriak Andien sambil menyodorkan amplop kepadaku.
"Apa nih ndien?" tanyaku polos
"Itu ucapan terima kasihku karena kamu sudah selalu mau membantuku menyiapkan pesanan kue yang ku dapat", jawab Andien, "sekarang usahaku lebih maju, hasilnya banyak dan itu semua berkat bantuanmu" lanjutnya....
"Emmm...." jawabku singkat
"Oh ya, selain menjadi asisten kepercayaanku kamu juga masih wajib semangat belajar lho, awas kalau malas, gaji kamu bisa aku potong tinggal setengah..." Andien nyerocos tak henti.
"Hem.... oke deh, siap bos!!" jawabku sambil tersenyum
Tak terasa, kebersamaan dan kesibukanku dengan Andien mengalihkan perhatianku pada berbagai masalah yang sedang aku hadapi di rumah. Aku sendiri tak menyangka, Andien yang anaknya super cuek itu bisa memberikan dorongan dan motivasi padaku.
Dia sepertinya selalu tahu kapan harus memberikan nasehat dan kapan harus diam. Buktinya perkataannya siang tadi benar-benar membekas, kini aku kembali sadar bahwa impianku masih jauh dan aku masih harus menghadapi ujian dengan kelulusan beberapa bulan lagi.
Dia sepertinya selalu tahu kapan harus memberikan nasehat dan kapan harus diam. Buktinya perkataannya siang tadi benar-benar membekas, kini aku kembali sadar bahwa impianku masih jauh dan aku masih harus menghadapi ujian dengan kelulusan beberapa bulan lagi.
Tadinya, sebelum masalah keluarga membelit aku bercita-cita ingin menjadi seorang dokter, ayah sudah setuju dan ibu pun merestuinya dengan catatan aku tidak boleh malas belajar.
"Apapun cita-citamu ayah dan ibu mendukung sepanjang kamu selalu serius, tekun dan semangat" kata ibuku pada suatu malam.
"Benar, mau jadi apa aja kamu akan ayah dukung", ayahku ikut menimpali perkataan ibu.
Itulah saat dimana aku menetapkan pilihan bahwa aku akan terus rajin dan semangat belajar untuk menggapai cita-citaku. Aku tidak akan pernah menyerah apapun yang terjadi. Namun semenjak ayah dan ibu berpisah aku tak pernah lagi membicarakan hal itu.
Dengan ibu pun aku hanya berbicara ala kadarnya saja. Pernah suatu kali ibuku tiba-tiba menghampiriku yang sedang melamun dan berkata "jangan menyerah".
Ibu seolah tahu apa yang sedang ada dalam hatiku, meski tidak secara langsung ibu ternyata ingin menguatkan aku untuk terus menggapai apa yang aku impikan.
Dengan berbagai kesibukan di sekolah dan kesibukan dengan dunia Andien yang malah semakin menumpuk aku harus benar-benar bekerja keras. Setelah usai sekolah aku hanya sempat istirahat sebentar dan harus langsung menuju rumah Andien untuk menyiapkan semua pesanan kue.
Maklum, sekarang pesanan kue Andien tidak hanya datang dari teman sekolah melainkan dari orang umum juga.
Karena itulah, setelah istirahat sebentar aku langsung meluncur ke rumah Andien sembari membawa beberapa lembar buku catatan. Harus cepat ke rumah Andien, kalau tidak ia pasti akan menerorku dengan ribuan sms.
Maklum, sekarang pesanan kue Andien tidak hanya datang dari teman sekolah melainkan dari orang umum juga.
Karena itulah, setelah istirahat sebentar aku langsung meluncur ke rumah Andien sembari membawa beberapa lembar buku catatan. Harus cepat ke rumah Andien, kalau tidak ia pasti akan menerorku dengan ribuan sms.
Alhamdulillah, semakin hari aku mendapatkan uang yang semakin banyak dari Andien atas semua pekerjaan yang aku kerjakan. Kini tak sadar semangatku mulai tumbuh lagi, entah mengapa aku tiba-tiba yakin bahwa cita-citaku bisa terwujud. Entah karena dukungan sahabat atau ridho alloh, entah aku kurang tahu.
"Andien, minggu depan kita sudah ujian, apa orderan akan jalan terus?" tanyaku
"Iya benar, tidak usah khawatir udah aku jadwal kok, kita mulai stop terima order lima hari sebelum ujian..." jawabnya
"Apa, gila kamu ya, emangnya kita gak perlu belajar?" tanyaku setengah sewot
"Eits, tenang, bukankah selama ini tidak rajin belajar? buat kue kan cuma sambilan saja bukan, intinya setiap sore kita selalu belajar bersama?? benarkan??" jawabnya
"Ya iya sih..." jawabku singkat
"Kenapa, masih ragu sama kemampuan kita?" jawabnya
"Hei, jangan sombong nona, masih ada langit di atas langit..."
"Ah, kalau itu pasti, kan kita sudah berusaha, sisanya tinggal kita serahkan saja pada alloh..." lanjutnya dengan raut muka serius
"Kamu benar ndien, semoga alloh memberikan jalan terbaik.."
"Amin... amin ya robb..."
Dengan bekal 5 hari libur akhirnya aku dan Andien mantap untuk mengikuti ujian sekolah. Libur yang direncanakan Andien memang cukup masuk akal pasalnya tiga hari pertama kita gunakan untuk melakukan pemantapan pelajaran, satu hari kita gunakan untuk penyegaran dan satu hari untuk memanjakan diri dan istirahat total.
Ide Andien memang jitu sampai pada waktunya kami menghadapi ujian kami begitu semangat dan begitu segar serta siap berjuang.
Ide Andien memang jitu sampai pada waktunya kami menghadapi ujian kami begitu semangat dan begitu segar serta siap berjuang.
Beberapa hari ujian akhirnya selesai, hasilnya belum keluar namun idenya kami berdua mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Di sela-sela hati yang berdebar menunggu hasil ujian kami mendapatkan kejutan yang sama sekali tak pernah kami bayangkan sebelumnya.
Ternyata kami berdua diterima perguruan tinggi tanpa tes melalui jalur prestasi. Aku diterima di jurusan kedokteran di universitas negeri terkenal dan Andien diterima di jurusan S1 tata boga di luar negeri. Kami benar-benar mendapatkan apa yang kami impikan.
Ternyata, dengan kerja keras, semangat dan perasaan optimis akhirnya kami bisa mendapatkan apa yang kami inginkan. Aku benar-benar bersyukur atas apa yang alloh berikan, dengan aku semangat belajar tak mengenal lelah akhirnya aku bisa melanjutkan studi di kedokteran.
--- Tamat ---