Jual Beli Motor Second Warisan Ayah - Pada tanggal 11 September tahun kemarin terjadi suatu akad jual beli motor second antara ayahanda aku dengan pak Agus. Ayahanda aku ingin menjual motor supra x 125 dengan harga 7jt nego keluaran tahun 2008.
Atau tukar tombok dengan motor gestrek. Mengapa ayah aku ingin menjual motornya dan ganti motor grandong atau motor gestrek, karena separo uangnya juga untuj DP beli motor metic .
Namun akhirnya akad dan nyang-nyangan antara ayah aku dengan pak agus menghasilkan keputusan yang dimana harga motor yang ayah aku turun menjadi Rp. 6500.000, dan waktu itu juga ayah aku membeki motor gerandong motor supra keluaran pertama dengah harga Rp. 1.200.000.
Dan sisa uang dari penjualan motor ayah aku sesudah membeli motor gerandong sisanya untuk men-DP motor BEAT. Aku sebagai anak laki - laki paling besar di keluarga, aku me-modip motor tersebut.
Motor second itu yang ayahku beli untuk dirombak menjadi motor gestrek yang kuat dan lebih mantep sentekannya. Hari demi hari berjalan ayahku sering gersulo karena motornya yang baru beliau beli malah sering rusak.
Setelah itu, karena sering mengeluh terus, ayah aku suruh jual lagi motor yang baru ia beli. Ia aku suruh beli lagi yang agak bagusan dikit.
Ayahku menyetujui itu namun ayah aku tidak menjual motor tersebut dan membeli motor legenda yang sudah di modif di buat motor trek.
Motor yang pertama ayah aku beli sampai sekarang ngangkrak di rumah enggak pernah di urusin sampe jadi kelihatan jamuren, tadinya sih udah di tawarin ke orang orang namun belum laku terjual juga,..
Motor beat yang di bemi dari deler itu untuk adik aku sekolah. Adik aku sekolah kagak mau dianterin pinginnya motor beat dan berangkat sendiri. Jadi ya uang dari penjualan motor supra x ayah handa aku di belikan untuk 2 motor 1.
Motor itu untuk keperluan mengangkat bahan berat seperti karet, kelapa sawit, dan untuk ke sawah. Yang ke 2 motor khusus untuk jalan jalan mungkin dan untuk keperluan adik aku sekolah..
Sebenarnya prinsip ayah aku tidak suka sama namanya motor ataupun barang lainnya yang beranasial second. Tapi berhubung uang tidak memadai dan juga motor bekas itu juga kan untuk pekerjaan di ladang jadi ayah aku mau membeli motor second.
Tapi motor yang ini juuga boros sekali jadi ayah handa aku kecewa dan masih saja sering gersulo kalo motornya sering mogok dan rusak.
Yang bikin boros motor tersebut adalah kampas rem dan busi-nya. Kalo busi itu 3 hari sampek 1 minggu itu pasti ganti busi dan enggak telat dari busi baru.
Ayah sering banget dersulo "ikilah kongkonane mamakmu tuku motor seconan mesti tiap dino rusak wae, ora pernah bosen motor iki kon rusak."
Tapi sampai sekarang pun ayah aku masih make motor bekas-nya. Beliau mau beli yang baru tanggungan bayaran motor beat aja belum lunas.
Jadi ya terpaksa. Sampai sekarang ayah aku masih memakai motor yang sering rusak. Walau hampir setiap minggu rusaknya dia sabar dan wiles sekarang, karena banyak tanggungan jadi sekarang dia menerima dengan lapang dada.
---☺☺☺---