Kue Ulang Tahun, Karya yang Memuaskan Hati, Pagi ini aku dan ibu hendak membuat kue ulang tahun yang nantinya kue tersebut akan dijual ke tetanggaku.
Sebagaimana layaknya anak perempuan pada umumnya selalu ada di dapur bersama ibunya begitu juga aku yang sering sekali membantu ibuku.
Mula-mula kami menyiapkan bahan-bahan untuk membuat kue ulang tahun ada trigu, ada telur, margarin, dan bahan tambahan lainnya.
Serta perlengkapan lainnya berupa oven yang berfungsi untuk memanggang roti yang sudah di buat.
Aku dan ibuku membuat adonan roti kemudian di bentuk bertingkat dan di masukan ke dalam oven.
Baru setelah roti di panggang, baru diberi hiasan berupa krim dan pernak-pernik kue agar terkesan lebih indah.
"Wah kok bagus si ma" ucapku kepada mamaku.
"Iya dong" ucap mamaku sambil menghias kue.
Dari situ aku menjadi merasa ingin membuat kue sendiri, mungkin nanti setelah mamaku selesai membuat kue akan bereksperimen.
Setelah roti milik mamaku selesai dihias roti dimasukan ke dalam kotak yang terbuat dari kertas.
"Aku mau coba buat sendiri boleh ya ma" ucapku kepada mamaku.
"Emang bisa" ucap mamaku.
"Bisa".
Aku langsung memulai membuat roti sementara itu ibuku mengantarkan kue tersebut kepada tetanggaku yang kebetulah hari ini ada pesta ulang tahun.
Satu jam lebih berselang dan mamaku belum juga kembali dari mengantarkan kue kepada tetanggaku.
Sementara itu kue yang aku buat sedang tahap pengovenan dan hampir selesai baru setelah itu dirias.
Aku langsung merias kue tanpa ibuku, kali ini kue akan ku rias secara lain dari pada yang telah dibuat oleh ibuku.
Tak lama kemudian ibuku pulang, dan aku sudah selesai merias kue.
"Wow ini kamu yang buat..?" ucap mamaku.
"Iya dong".
"Tampilannya si bagus coba rasanya" ucap mamaku dan mulai mengiris kue dan mencicipnya.
"Gimana ma" ucapku.
"Emm ini enak" ucap mamaku begitu lahap memakan kueku.
Aku begitu senang. Mama menyukai kue bikinanku. Yang aku buat dengan bermodalkan tekat. Begitulah. Jerih payah dibayar dengan karya yang membuat hatiku puas.
---oOo---