Si Jago Pekir, Cerita tentang Hewan Peliharaan

“Si Jago Pekir adalah cerita tentang hewan peliharaan yaitu ayam jantan.cerita ini sengaja dibuat untuk rekan semua yang ingin menikmati kisah menarik yang berbeda. Selain itu kisah ini juga ditujukan untuk bahan belajar menulis.

Si Jago Pekir, Cerita tentang Hewan Peliharaan
Cerita tentang Hewan Peliharaan
Ayam, terutama ayam kampung adalah salah satu jenis hewan peliharaan yang banyak sekali dipelihara di masyarakat kita. Kalau dipedesaan mungkin hampir semua rumah memiliki ayam.

Kisah berikut menggambarkan kecintaan dan rasa sayang seorang anak terhadap hewan peliharaannya yaitu ayam jago. Kira-kira seperti apa kejadian atau kisah tersebut?

Si Jago Pekir
Cerita Tentang Hewan Peliharaan

Malam mulai memudar. Mentari mulai menari di ufuk, tersenyum memberikan kehangatan bagi semua makhluk. Suara kokok ayam bersahutan silih berganti. Hewan-hewan itu tampak seolah sedang berlaga, mengadu kemampuan.

Lurah mengusapkan kedua tangannya ke muka, mencoba mengusir rasa kantuk yang dalam. Udara pagi yang dingin mencoba menghalangi semangatnya untuk bangkit. Ia tidak mau kalah. Disingkapnya sarung yang menyelimuti sebagian tubuhnya dan segera berdiri.

Seperti biasa, setelah sholat subuh, Lurah langsung sibuk dengan kegiatan pagi. Ia menyiapkan ember, mengambil dedak dan membuat pakan ayam. 

“Wes bangun koe to le?”
“Iyo mak… ki arep nyiapke pakan…”

“Yo wes… tapi wes sholat durung?”
“Pon mak…”
“Yo wes… ndang di rumati ayammu…”

Selesai menyiapkan pakan ayam. Lurah menyempatkan diri membaca beberapa catatan pelajaran. Sambil menunggu hari mulai terang.

Ia juga bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Setelah semua siap, sekitar setengah tujuh pagi ia bergegas memberikan makan ayam peliharaannya.

Lurah adalah anak sulung yang sangat rajin. Ia selalu membantu kedua orang tuanya. Selain belajar, setiap hari ia bekerja memelihara ayam.

Kalau sudah besar, biasanya ayam-ayam itu akan dijual dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah. 

Pagi itu, Lurah mengamati satu persatu ayam kesayangannya. Beberapa ayam jago tampak bertengger di kandang. Ia tersenyum puas melihat ayam-ayam tersebut.

Suatu pagi, udara terasa sangat dingin menusuk tulang. Biasa, menjelang pergantian musim. Di siang hari udara begitu panas sementara di malam hari dinginnya keterlaluan.

Seperti biasa, Lurah sibuk dengan aktivitasnya. Tidak seperti biasanya, hari masih gelap tapi ia sangat ingin pergi ke kandang.

“Mak… kok kayaknya si Jalu enggak ada suaranya ya?”
“Iyo le, ora podo keluruk… mbok jal di lihat…”

Lurah bergegas ke kandang. Suasana tampak sepi. Tak seperti biasanya. Dengan senter dari ponsel, Lurah melihat keadaan kandang. Tak tampak ayam yang biasanya bertengger di atas.

Ia segera berlari ke dalam rumah. “Mak… senter endi?” teriaknya.

“Opo le… senter neng dapur…” jawab sang ibu. Dengan lampu senter yang lebih besar ia kembali ke kandang. Matanya terbelalak, ia melihat beberapa ayam tertelungkup di tanah. Ia lalu masuk ke dalam kandang dan berteriak. 

Mati masal, ayam kesayangan Lurah tidak ada yang selamat kecuali satu ekor ayam jago tua yang sudah pincang.

“Bagaimana ini mak….”
“Ya sudah. Mau di bagaimakan lagi. Ikhlaskan saja le… untung masih ada yang selamat”

“Ah mak… tinggal jago tua ini. Sudah dipekir ini mak… wes elek pol…”
“He… jangan begitu. Itu rejeki kamu….”

Bulan berlalu, si jago pekir menjadi jalan riski yang lebih baik. Dari jago sisa tersebut, Lurah bisa mendapatkan beberapa keturunan ayam yang tidak kalah bagus. Pelan tapi pasti, kandang ayam Pekir mulai ramai lagi sampai jago tersebut akhirnya meninggal.

---oOo---

Ada banyak, tidak hanya satu dua saja cerita hewan peliharaan yang sudah dibahas disini. Iya, kalau yang ini tentang ayam maka ada juga hewan lainnya. Rekan semua bisa mencari dikategori cerita binatang.

Atau, ada juga yang masuk kategori binatang peliharaan, tinggal dicari saja mana yang ingin dibaca. Lain waktu juga akan tetap ditambahkan lagi kisah-kisah lainnya. Dijamin seru deh. Jangan lupa terus ke situs ini ya!

Back To Top