Contoh Puisi Kritik Sosial, Kami yang Tersisihkan

Contoh puisi kritik sosial, biasanya banyak digunakan sebagai bahan belajar. Untuk edisi hari ini kita akan mengetengahkan satu judul menarik yaitu “kami yang tersisihkan”. Rekan pelajar semua mungkin membutuhkannya.


Kali ini yang akan disajikan adalah sebuah karya yang cukup pendek. Karya tersebut hanya terdiri dari lima bait. Tentu tidak akan membosankan untuk membacanya. 

Kalau direnungkan, isi dari syair berikut juga cukup menyentuh hati. Mungkin bisa membuat kita semua sedih. Bukan bermaksud merusak suasana tetapi hanya ingin sekedar berbagi. Seperti apa, mari kita nikmati berikut. 

Kami yang Tersisihkan
Contoh Puisi Kritik Sosial oleh Irma 

Kata orang kami rendahan 
Lahir di dekat selokan 
Serba tak berkecukupan 
Hidup dalam kemiskinan 

Tak saling mengenal 
Dunia kita berbeda 
Engkau si kaya raya 
Kami miskin nestapa 

Bukankah kita sama 
Satu ciptaan sang kuasa 
Tak ada bedanya 
Dimata Tuhan kita 

Tapi kita beda 
Beda derajat beda kasta 
Katanya, 
Kata mereka 

Nyatanya kita beda 
Kami makan nasi kau makan roti 
Tapi kita sama-sama mati 
Nanti 

Enggak usah dibahas isinya ya. Silahkan bagi rekan pembaca semua bisa menafsirkan apa isi dari karya sederhana di atas. Yang mau dijadikan bahan analisi silahkan. Yang ingin menikmatinya untuk bahan bacaan ya silahkan. 

Karya tersebut dari penulis yang sama yang berperan sebagai admin dalam situs ini. Karya tersebut masih jauh dari sempurna dan masih banyak kesalahan – kesalahan. 

Harapan kami, selain menikmati dan mengambil manfaat dari pesan yang ada, sekan semua bisa berbagi kritik dan saran untuk kesempurnaan dikemudian hari. Untuk karya selanjutnya. 

Tak ada gading yang tak retak, tak ada kesempurnaan milik manusia. Mudah-mudahan situs tercinta ini bisa menjadi salah satu wadah untuk belajar dan berbagi bagi kita semua khususnya penulis. 

Kalau ada salah kata kami mohon maaf. Silahkan rekan semua lanjut ke puisi sosial lain yang sudah kami siapkan dibagian akhir pembahasan ini. Jangan lupa untuk berkunjung lagi esok hari. Salam hangat dari kami. 

Tag : Puisi, Sosial
Back To Top