Contohcerita.com - cerpen tentang diri sendiri berikut ini dibuat sangat sederhana sebagai bahan belajar bagi rekan pelajar semua. Ceritanya tentang seseorang yang memiliki kekurangan yaitu selalu minder dan kurang percaya diri. Judulnya "rasa minder yang menggerogoti hati", bagus kok. Yang penasaran mari langsung baca ya.
Cerpen Rasa Minder Diri Sendiri |
Minder dan kurang PD mungkin merupakan penyakit semua orang. Dari kecil mungkin semua akan mengalami yang namanya kurang percaya diri. Namun kadang rasa itu terlalu berlebihan dan cenderung tidak bisa dikendalikan.
Rasa Minder yang Menggerogoti Hati
Cerpen tentang Diri Sendiri
Berdiri di seberang jalan, gadis berambut panjang itu sibuk memainkan ponsel. Lalu lalang kendaraan mengibaskan rambutnya berkali-kali. Pemandangan itu menjadi pemandangan paling indah yang pernah aku lihat. Tapi, hari itu adalah hari terbodoh yang pernah ku alami.
Aku mencoba menghilangkan semua kendaraan yang menghalangi pandanganku. Aku mencoba melukiskan dengan sempurna bagaimana sosok gadis tersebut.
Hatiku berdesir, darah mengalir begitu deras. Rasa kecewa dan putus asa menghinggapi hati. “Ah, aku tak berani menyapanya”
Hatiku berdesir, darah mengalir begitu deras. Rasa kecewa dan putus asa menghinggapi hati. “Ah, aku tak berani menyapanya”
Bisa dikatakan, sebenarnya aku sosok pria yang sempurna. Tak kurang apapun. Tubuhku ideal, tinggi, besar dan cukup tampan. Tidak ada alasan aku tidak PD. Tongkronganku juga oke, motorku gede dengan gaya perlente.
Entahlah, meski semua terlihat sempurna tapi ada yang salah pada diriku. Aku tidak percaya diri, aku minder-an. Bukan hanya pada cewek, aku sering sekali menghadapi sesuatu dengan rasa takut dan cemas yang berlebihan.
Masih ingat, dulu waktu daftar sekolah di SMA, aku sampai kencing di celana karena dipaksa mengurus pendaftaran sendiri.
Aku benar-benar takut mengambil formulir pendaftaran hingga akhirnya aku mandi keringat.
Aku benar-benar takut mengambil formulir pendaftaran hingga akhirnya aku mandi keringat.
Tiga tahun di SMA juga selalu dipenuhi dengan rasa takut dan tidak percaya diri. Aku menjadi satu-satunya murid pendiam yang tidak pernah bertanya pada guru.
“Siapa yang mau bertanya?”, setiap kali bapak atau ibu guru bilang seperti itu, aku selalu diam. Takut.
“Siapa yang mau bertanya?”, setiap kali bapak atau ibu guru bilang seperti itu, aku selalu diam. Takut.
Pernah, suatu ketika aku pulang sekolah bersama teman. Tiba-tiba, ditengah perjalanan aku dicegat polisi, ada razia. Sudah pasti akan ditanya SIM, atau lainnya.
Karena sudah takut duluan, akhirnya aku putar balik dengan sangat buru-buru. Akhirnya apa, aku jatuh. Motorku masuk selokan, aku pun ditilang pak polisi.
Karena sudah takut duluan, akhirnya aku putar balik dengan sangat buru-buru. Akhirnya apa, aku jatuh. Motorku masuk selokan, aku pun ditilang pak polisi.
Bukan hanya itu, di SMA, ada pemilihan ketua OSIS. Teman-teman sekelas mengajukan aku menjadi calon ketua OSIS. Tanpa menunggu kata “iya” dariku mereka mendaftarkan namaku.
Satu hari sebelum pemilihan ketua OSIS, aku tahu hal itu. Akhirnya, karena takut, minder, aku bolos sekolah. Pura-pura sakit.
Satu hari sebelum pemilihan ketua OSIS, aku tahu hal itu. Akhirnya, karena takut, minder, aku bolos sekolah. Pura-pura sakit.
Ya, habis mau bagaimana lagi, memang takut. Aku tidak berniat menjadi penakut. Aku juga tidak suka menjadi anak yang gampang minder. Tapi ya mau diapakan lagi, sudah sifat mungkin.
--- Tamat ---