Mengejutkan, Banyak Warga Daerah di Indonesia Masih Buang Air Besar Sembarangan

Buang air besar sudah menjadi rutinitas manusia setiap hari. Buang air besar harus memenuhi syarat yang sehat agar tidak menimbulkan dampak di kemudian hari. Namun masih ada saja manusia yang secara sengaja buang air besar sembarangan karena memang mereka belum mempunyai sarana sanitasi yang layak.


Sulitnya mendapatkan air di suatu daerah kadang menjadi penghambat sehingga orang buang air besar secara sembarangan.

Jawa timur masuk kedalam kondisi ini. Hamper 30 persen wilayah di jawa timur daerahnya belum memenuhi sebagai daerah yang sehat dan dengan sanitasi yang layak.

Akibatnya banyak daerah di jawa timur masih menggunakan cara cara lama untuk melakukan aktivitas hajat wajib ini. Kabupaten magetan misalnya adalah kabupaten yang terbanyak orangnya yang belum menerapkan pola hidup sehat dalam hal sanitasi.

Bahkan pembangunan jamban yang dilakukan pemerintah disejumlah desa belum begitu efektif sebab masih banyak warga yang memilih buang air besar ke sungai dari pada dijamban.

Direktur kesehatan Kemenkes, Amran Agus Nurali, mengatakan banyak jamban yang dibangun pemerintah tak dipakai. Sudah dibuatkan MCK tetapi masih membuang air di sungai," kata Imran saat diskusi kolaborasi percepatan air minum dan sanitasi 2019 untuk Indonesia sehat.

Di kantor Kementrian Kesehatan Jakarta 17 maret 2017. Ini sungguh ironis mengingat pemerintah sudah membangun tetapi tidak banyak digunakan.

Masyarakat yang tinggal di pedesaan lebih suka membuang air besar ke sungai ketimbang ke jamban yang sudah dibangun.

Akibatnya bakteri yang ada di kotoran menyebar " masyarakat harus mengerti bahwa disiplin untuk membuang air besar maupun kecil di kamar mandi adalah poin penting untuk kehidupan yang lebih sehat."

Kita sebagai generasi muda setidaknya harus mengingatkan jika orang orang di desa kita buang air secara sembarangan. Penerapan pola hidup sehat harus terus disosialisasikan agar apa yang diharapkan dari kehidupan bersama ini dapat tercapai.(Gunarto)

Cerita lain:

Back To Top