Kisah
bermula ketika Pono, seorang ilmuan hebat, yang sedang mengajarkan sedikit ilmu
pengetahuan tentang ikan paus kepada anaknya beradu argument dengan anak
gadisnya yang masih sangat kecil. Ia mencoba memberitahu dan meyakinkan
putrinya tentang anatomi fisik dari ikan raksasa tersebut.
Di
sore yang tenang, Nindi sedang asyik menghabiskan waktu sore dengan membaca
buku cerita bergambar mengenai ikan paus. Ia begitu menikmati kisah dan cerita
yang ada dalam buku tersebut.
Nindi
secara nalar juga mengubungkan informasi yang ia dapat dengan apa yang sudah ia
ketahui. Saat sedang asyik menikmati kisah Nabi Yunus dalam bukunya tersebut
tiba-tiba Pono sang ayah menghampirinya.
Pono
yang adalah seorang ilmuan itu mencoba memberikan penjelasan ilmiah tentang apa
yang sedang putrinya baca.
“Kamu
sedang membaca apa nak?”
“Kisah
nabi Yunus Yah, di telan ikan paus…”
“Hem…
secara fisik, mustahil ikan paus bisa menelan manusia karena meski tubuhnya
sangat besar tetapi tenggorokan ikan paus sangat kecil”
“Tapi
Ayah, Nabi Yunus kan memang ditelan ikan paus…!”
“Iya,
tapi secara ilmiah hal itu tidak mungkin terjadi. Ikan paus tidak mungkin bisa
menelan manusia”
Mendengar
penjelasan sang ayah, Nindi pun merasa heran kenapa seolah ayah tidak percaya
dengan kisah tersebut. Sebaliknya, Pono sang ilmuan itu pun merasa emosi ketika
mengetahui putrinya mengabaikan apa yang ia katakan.
Sejenak
terdiam, Nindi pun berkata pada ayahnya, “Ya sudah, nanti kalau aku masuk surga
aku akan bertanya langsung pada Nabi Yunus”, ucapnya.
“Apa,
mau bertanya langsung…?”, jawab Pono tercengang, “bagaimana jika nabi Yunus
masuk neraka?”, lanjutnya. Nindi pun menjawab, “kalau begitu Ayah yang bertanya
padanya!”.