Miris memang bila kita melihat judul di atas, karena anak yang seharusnya mengenyam bangku pendidikan harus bekerja dan memenuhi kebutuhan orang tua dan adiknya. Dia adalah Ardi Abiyata Saikoko, yang berusia lima belas tahun, yang berprofesi sebagai tukang sol keliling. Menurut sumber Liputan6.com Ardi sendiri sudah putus sekolah sejak di bangku SD.
Setelah menginjak kelas 4 SD anak tersebut kemudian berhenti dari pendidikannya karena tidak ada biaya untuknya bersekolah karena orang tua tidak mampu membiayainya sekolah.
Keinginan untuk bersekolah tentulah masih diinginkan dalam hati bocah yang berprofesi sebagai tukang sol ini, tetapi apa daya biaya tidak ada, hingga akhirnya bekerjalah yang menjadi pilihannya untuk menghidupi keluargannya.
Sebelum menjadi tukang sol dahulu Ardi bekerja sebagai penjual kue milik tetanggannya, setelah cukup lama dari hasil penjualan kue tersebut dia menabung hingga akhirnya mendapatkan uang untuk membeli peralatan sol.
Ada suka dukanya dalam menjalani sebuah profesi sebagai tukang sol, karena tentu menjadi tukang sol secara keliling tidak mudah, karena harus keliling kemana-mana dengan berjalan kaki sambil membawa kotak sol.
Dan karena berjalan kaki tersebutlah bocah yang berprofesi sebagai tukang sol tersebut sering sekali merasakan terlalu letih karena jauhnya jarak yang harus ditempuh.
Dalam sehari biasanya Ardi mampu menghasilkan 50 ribu sampai 100 ribu dalam sehari, tentu banyak sedikitnya penghasilan yang dia dapat dikarenakan jauh dan dekatnya dia berkeliling.
Semakin jauh rute atau jalan yang dia tempuh dan dia lewati untuk menawarkan jasanya maka semakin besar juga penghasilan yang akan dia dapat.
Penghasilan tersebut kemudian diberikan kepada ibu dan adiknya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sebagai biaya sekolah adiknya.
Sungguh mulia hati Ardi yang rela membanting tulang untuk keluargannya, tetapi di sisi lain anak tersebut tentu merupakan anak yang malang karena tidak mendapatkan kebahagiaan sebagaimana yang dialami anak-anak lain pada umumnya.
Meskipun demikian takdir tuhan kita tidak ada yang tahu, siapa tahu kelak Ardi menjadi sukses karena kepiawaian dan keuletannya dalam menjalani profesinya sekarang. (Arif Purwanto)