Melengkapi koleksi cerita di kumpulan cerpen anak sekolah
sma yang sudah ada, kali ini kita juga akan memberikan satu buah karya cerpen
dengan tema seputar pelajar. Tidak jauh-jauh dari semangat belajar, malas
belajar, dan juga persahabatan antar siswa.
Seprti apa coba kisahnya nanti, yang pasti bagus dan menarik
deh karena cerita seperti ini sepertinya belum pernah ada kok. Satu yang pasti,
karya ini diharapkan bisa melengkapi berbagai karya terdahulu. Seperti anda
tahu, disini sudah banyak sekali cerpen tema pelajar, diantaranya:
1) Cerpen anak sekolah sd
2) Cerpen anak sekolah smp
3) Cerpen anak sekolah lucu
4) Cerpen cinta anak sekolah
5) Cerpen anak sekolah cinta tanah air
Sudah banyak bukan tema yang ada disini? Ya namun begitu
untuk kisah dalam cerpen berjudul “Insafnya Si Troublemaker” ini masih cukup
baru dan menarik. Tidak percaya, anda bisa membacanya sendiri di bawah ini,
silahkan.
Insafnya Si Troublemaker
Cerita Pendek tentang Pelajar Sekolah
Bel tanda belajar telah berdering 15 menit lalu, tapi remaja
bernama Syukhoi itu masih asik berbincang di kantin sekolah. Ia tak seorang
diri, ia selalu bersama dengan teman-temannya, yaitu Rilly, Bicho, dan Siuhun.
Syukhoi kini sudah duduk di bangku kelas XI semester 2, itu
artinya tinggal beberapa bulan lagi ia akan memasuki kelas baru.
Bukannya bingung memikirkan ujian akhir sekolah, ia malah
santai-santai di sekolah. Syukhoi sebenarnya anak yang pintar, hanya saja
karena suatu hal membuatnya menjadi seorang troublemaker.
Syukhoi sedang menikmati makan siangnya di kantin sekolah
bersama teman-temannya, sampai salah seorang siswi mendekati meja tersebut dan
menyampaikan apa yang tadi diucapkan guru BK.
“Permisi, kakak yang namanya Kak Syukhoi ya?” tanya siswi
tersebut, sambil menatap Syukhoi. “Iya, kenapa emang?” balas Syukhoi santai.
“Itu, tadi Kakak di panggil Bu Santi di ruang BK. Kata nya
disuruh ke sana. Enggak pakai lama.” Kata siswi itu dengan meniru gaya bicara
Bu Santi yang teramat lebay. Kontan saja orang-orang yang berada di meja itu
langsung tertawa.
Mereka heran terhadap guru BK itu, jika sedang marah beliau
akan menjelma bak singa betina yang kelaparan. Tapi jika berhubungan dengan Syukhoi
and the geng Bu Santi akan berubah menjadi ratu yang paling lebay, menurut Syukhoi.
“Disuruh ngapain?” balas Syukhoi lelah. Siapa juga yang enggak
lelah ngadepin guru lebay itu? “Enggak tahu
kak. Ya sudah ya Kak, aku mau balik ke kelas dulu.” Balas siswi itu polos.
“Eh... Kenapa buru-buru, emang enggak mau kenalan dulu nih
sama kami? Jarang-jarang loh kami mau memperkenalkan diri.” Balas Siuhun PD.
Diantara mereka memang Siuhun lah yang paling PD, beda
halnya denga Rilly dan Bicho, mereka cenderung cuek terhadap lingkungan
sekitarnya. Tapi sebenarnya mereka teman asik buat ngobrol kok. Percaya deh.
“Aku mau makan siang kak, jadi perkenalanya dipending dulu
ya kak. Permisi.” Kata siswi itu, lalu berlalu pergi untuk memesan makan.
Syukhoi langsung bergegas untuk ke ruang BK, ia tak mau
karena ia telat ia akan mendapat ceramah yang panjang lebar tapi diselipkan
kata-kata alay sepanjang masa dari Bu Santi.
“Lama-lama kuping gue jadi terinfeksi kalau terus-terusan
kek gini”, batin Syukhoi. Eh tunggu dulu, terinfeksi apa terkontaminasi ya?
Pikir Syukhoi bingung. Bodoh amat dah, yang penting intinya itu.
Kini Syukhoi telah di depan ruang BK, ia telah
menggantungkan tangannya di udara ketika pintu itu tiba-tiba terbuka dan
menampilkan seorang siswi. Kayaknya kenal deh, batin Syukhoi.
“Kamu yang dipanggil sama Bu Santi ya?” tanya siswi itu.
“Iya, mana Bu Santi nya?” balas Syukhoi.
“Kata Bu Santi, ‘nanti kalau siswa yang bernama Syukhoi
datang langsung disuruh masuk aja. Bu Santi masih ada panggilan alam’. Gitu
katanya.” Kata siswa itu menirukan gaya bicara Bu Santi.
“Ya elah, ada-ada aja Bu Santi, tadi katanya enggak pakai
lama, lah giliran Gue sudah di sini malah ngilang”, gerutu Syukhoi dalam hati. “Ya
sudah, Gue masuk dulu.” Balas Syukhoi.
Tak lama berselang, Bu Santi datang dengan senyuman yang
bisa menakuti tuyul menurut Syukhoi. Syukhoi bingung, kenapa jika Bu Santi
berhadapan dengan dirinya and the geng beliau akan menjadi wanita anggun bak
putri Solo. Padahal menurut penuturan murid-murid yang lain Bu Santi teramat
galak untuk dijadikan guru BK. Ok, back
to the topic, pikir Syukhoi.
“Kenapa Ibu memnaggil aku kemari?” tanya Syukhoi dengan
sopan.
“Ok, Syukhoi. Kamu mau jawaban jujur atau bohong?” tanya Bu
Santi.
“Jujur, dan enggak usah berbasa-basi.” Kata Syukhoi tegas.
“Baiklah, Ibu akan memperkenalkan siswi untuk membuat kamu berubah.
Siswi itu akan memberikan mu tantangan. Dan kamu wajib, harus dan kudu untuk
menerimanya.” Balas Bu Santi dengan serius.
“Tumben amat Bu Santi serius, tapi tunggu dulu, tantangan?
Apa-apa an ini. Dan aku harus menerimanya, memangnya aku ini boneka nya apa?”,
pikir Syukhoi. “Kenapa harus aku Bu? Kenapa enggak yang lainnya aja?” balas Syukhoi,
ia sebenarnya malas.
“Karena kamu murid Aku Syukhoi. Aku ingin kamu berubah, aku tahu
kamu seperti ini karena suatu alasan. Tapi, Aku mohon untuk kali ini saja kamu
menuruti apa kata aku. Aku tidak mungkin akan mencelakai kamu kan? Ini semua
juga demi kebaikan kamu Syukhoi.” Kata Bu Santi.
Bu Santi memang menyayangi Syukhoi. Dirinya sendiri tidak tahu
apa alasan ia sangat menyayangi Syukhoi. Seperti ada daya tarik tersendiri dari
dalam diri Syukhoi. Ketika ia melihat ke dalam mata Syukhoi, ia seperti melihat
jiwa yang hampa. Entahlah, mungkin ini intuisi seorang perempuan sekaligus ibu?
“Apa kamu tidak punya niatan untuk berubah Syukhoi? Padahal aku
berharap kamu menerima tantangan ini. Ibu pernah baca, di dalam buku itu
tertulis ‘seorang pria tidak takut akan tantangan’.” Lanjut Bu Santi.
“Buku apa yang Ibu baca?” kata Syukhoi penasaran
“Kenapa? Apa kata-kata Ibu berhasil membuat keyakinanmu
goyah?” kata Bu Santi antusias.
“Hampir.” Balas Syukhoi singkat
“Baiklah, jadi apakah tantangan dari siswi ini akan kamu
terima?” kata Bu Santi kembali ke topik awal pembicaraan.
“Aku mau melihat siswinya dan mendengar tantanganya terlebih
dahulu. Lalu, lusa akan aku beri jawaban aku. Aku akan gunakan waktu 2 hari itu
untuk berpikir.” Balas Syukhoi final.
“Baiklah jika itu keinginanmu. Ditara silakan masuk nak. Syukhoi
ingin mendengarkan tantanganmu.” Panggil Bu Santi. Setelah memanggil siswi itu,
Bu Santi pergi berlalu meninggalkan ruang BK.
Siswi yang dipanggil oleh Bu Santi masuk. Syukhoi kaget,
siswi yang bernama Ditara adalah siswi yang tadi ada di depan ruang BK.
“Jadi apa tantanganmu?” tanya Syukhoi to the point. “Pertama
perkenalkan aku Putri Ditara, Ipa 2. Aku berniat untuk memberikan tantangan
kepada kamu.” Jelas Ditara.
“Ya elah, siapa juga yang tanya namanya. Orang ditanya apa
tantangannya palah memperkenalkan diri”. Batin Syukhoi sambil memutar bola
matanya malas. “Gue enggak tanya nama
loe kalee. Sudah buruan, apa tantangan loe!”, tanya Syukhoi sekali lagi.
“Karena sebentar lagi sudah mau kenaikan kelas, aku kasih
kamu tantangan untuk bisa naik kelas XII tanpa percobaan dan mendapatkan
peringkat 5 besar di kelas kamu. Bagaimana?” balas Ditara cepat, seolah ia
sedang tes hafalan.
Naik percobaan? Ya tahun lalu Syukhoi memang naik percobaan
lantaran absennya yang menggunung. Bayangkan saja selama 1 tahun sekolah ia
tidak masuk sekolah tanpa keterangan selama 120 hari. 10 kali absen dalam
sebulan. Dan itu terjadi secara berkala dalam setahun. Gile kan?
“Dan jika Gue berhasil, apa yang akan Loe berikan ke Gue?
Apa Loe pikir Gue setolol itu untuk
langsung menerima tantangan Loe?” balas Syukhoi skartis.
Sebenarnya enggak ada masalah bagi Syukhoi untuk langsung
menerima tantangan itu, toh sebenarnya ia anak yang dapat dikatakan pintar. Enggak
pernah masuk kelas tapi ketika ulangan harian bersama nilainya enggak
jelek-jelek amat. Ya walaupun ia hanya peringkat 25 dari 30 siswa di kelasnya.
Paling tidak ia tidak mendapat peringkat 30.
“Aku akan memenuhi semua keinginan Kamu selama 1 minggu, dan
apa bila kamu gagal dalam tantangan ini Kamu harus siap untuk menjadi salah
satu murid les privatku.” Balas Ditara dengan lantang.
“Baiklah Gue akan ngasih jawabannya lusa. Loe siap-siap aja
dapet tantangan dari Gue juga, karena Gue juga akan ngasih Loe tantangan buat 3
bulan kedepan.” Balas Syukhoi licik. Sambil berlalu pergi.
“Aku akan tunggu tantangan Kamu!” balas Ditara sambil
berteriak karena Syukhoi telah sampai di ambang pintu ruang BK.
***
Setelah batas waktu yang diberikan Ditara kepada Syukhoi
telah berakhir. Hari ini setelah pulang sekolah mereka sepakat akan bertemu di
tempat yang telah mereka sepakati.
“Gue akan terima tantangan Loe. Dan Gue juga akan ngasih Loe
tantangan ke Elo, dan Elo juga harus nerima tantangan dari Gue.” Kata Syukhoi
langsung pada intinya.
“Aku siap menerima tantangan dari Kamu.” Kata Ditara
“Elo harus bisa renang 3 gaya dalam waktu 3 bulan.” Kata Syukhoi
sambil menyeringai licik. Muka Ditara seketika langsung pucat pasi. Ditara enggak
tahu kalau dalam 2 hari kemarin Syukhoi mencari tahu semua tentang Ditara.
Bahkan Ditara alergi udang aja Syukhoi tahu.
“Dan jika Elo enggak berhasil melakukan tantangan ini, Elo
harus siap memenuhi semua keinginan Gue selama 1 bulan.” Lanjut Syukhoi.
“Diamnya Elo, Gue anggap ‘iya’. Gue rasa enggak ada yang
perlu dibicarakan lagi, sampai jumpa.” Kata Syukhoi. Kemudian ia berlalu dari
hadapan Ditara.
Syukhoi sebenarnya tahu jika Ditara sangat takun akan kolam,
mungkin phobia. Tapi dari awalkan Ditara yang udah berani nantangin Syukhoi.
So, terima aja. Tanpa Syukhoi sadari di tempat dirinya dan Ditara duduk, Ditara
mengulum senyum penuh arti.
***
3 bulan telah berlalu. Kini pengumuman kenaikan kelas akan
segera dimulai. Selama ini Ditara maupun Syukhoi tidak saling bertegur sapa,
mereka kembali tidak saling mengenal.
Seolah-olah pembicaraan tentang tantangan itu tidak pernah
ada. Syukhoi telah berbicara pada Ditara bahwa mereka akan pergi ke kolam nanti
siang, untuk melihat tantangan yang diberikan Syukhoi kepada Ditara.
Apakah Ditara berhasil melewatinya atau tidak. Kini Syukhoi
telah menerima hasil dari tantangan yang diberikan Ditara kepadanya. Coba tebak
peringkat berapa Syukhoi kali ini?
Peringkat 3 dari 30 siswa guys.. Guru-guru sampai heran
dibuatnya. Dan karena Syukhoi berhasil melewati tantangan yang dibeikan Ditara.
Maka sudah pasti Ditara akan mengikuti semua keinginanya selama 1 minggu sesuai
perjanjian awal.
Mereka berdua sudah sampai di kolam renang 10 menit yang
lalu. Ditara sedang berganti pakaian renang. Sedangkan Syukhoi sedang berpikir
apa saja yang akan ia meinta kepada Ditara. Ditara sudah siap untuk berenang
dan Syukhoi sudah siap untuk menilainya.
“Aku sudah siap.” Kata Ditara pelan.
“Ya udah sono renang. Gue liatin dari sini.” Balas Syukhoi.
Tak disangka Syukhoi, ternyata Ditara mampu melewati
tantangan yang Syukhoi berikan. Ditara kini sudah keluar dari dalam kolam renang
dan mengampiri Syukhoi.
“Bagaimana? Aku berhasilkan. Karena waktu itu aku belum
bilang apa yang aku minta jika aku berhasil memenuhi tantangan ini. Jadi, Aku
bilangnya sekarang ya. Aku mau Kamu kembali seperti Syukhoi yang dulu. Syukhoi
kecil yang selalu nurut sama apa kata tante Rika. Aku enggak tahu apa yang
terjadu setelah kepindahan Aku dari rumah Aku yang lama. Yang aku tahu Syukhoi
yang dulu dan sekarang sangat jauh berbeda. Aku mohon kembali menjadi Syukhoi
yang dulu.” Kata Ditara dengan suara melirih di akhir kalimat.
Tanpa ia sadarai air matanya sudah mengalir dari tadi. Syukhoi
yang melihat itu menjadi merasa bersalah. Syukhoi dan Ditara sebenarnya saling
mengenal, sampai kejadian dimana Ditara dan keluarganya harus pindah ke luar
kota. Ditara yang saat itu baru berusia 9 tahun hanya mengikuti apa yang
papanya bilang.
Waktu kepergian Ditara bersamaan dengan perceraian kedua
orang tua Syukhoi. semenjak kepergian Ditara, Syukhoi berubah. Tidak ada lagi
wajah Syukhoi yang dipenuhi dengan senyuman, tidak ada lagi sikap ramah yang
selalu papanya ajarkan kepadanya, tidak ada lagi Syukhoi yang ceria, tidak ada
lagi Syukhoi yang siap membantu siapa saja.
Kini semua hilang berganti dengan Syukhoi yang nakal, Syukhoi
yang blangsakkan, Syukhoi yang selalu membuat orang naik darah, Syukhoi yang
bebas. Dan setelah kepulangan Ditara ke rumahnya yang lama ia sangat kaget
dengan apa yang ia lihat. Syukhoi sangat berbeda dari yang dulu.
Saat Ditara tahu apa yang telah terjadi sehingga membuat Syukhoi
jadi seperti ini, ia bertekat pada dirinya sendiri untuk merubah Syukhoi yang
sekarang menjadi Syukhoi yang sekarang.
“Apa Kamu mau membantu Aku untuk kembali menjadi Syukhoi
yang dulu?” kata Syukhoi dengan gaya bahasa yang berbeda. Dengan semangat Ditara
mengangguk.
“Aku siap menjadi saksi perubahan Kamu.” Kata Ditara mantap.
“Kalau gitu ‘be my girlfriend’.” Kata Syukhoi sambil menatap
mata Ditara.
“Jika itu yang Kamu mau, Aku mau.” Balas Ditara diakhiri
dengan senyuman. Ditara tahu kini yang Syukhoi butuh hanya sandaran. Ditara
sendiri sudah berniat akan merubah Syukhoi, jadi ia menerima Syukhoi untuk
menjadi pacarnya.
Seketika kolam renang yang tadinya sepi menjadi ramai
seperti pasar. Mereka adalah teman sekelas Syukhoi. Lengkingan yang paling
keras adalah lengkingan Rilly, Bicho, dan Siuhun. sepertinya ini rencana
mereka, batin Syukhoi.
“Yah… patah deh hati Gue. Tapi enggak papa deng, yang
penting Syukhoi bahagia.”
“Sakit hati hayati bang.”
“Yahh hilang dong sumber semangatnya Gue untuk pergi ke
sekolah.”
Dan masih banyak lagi teriakan teman-teman sekelas Syukhoi.
Tapi yang paling keras adalah Siuhun. Siuhun emang rombeng banget deh, batin Syukhoi.
“Wes…, akhirnya seorang Syukhoi punya pacar juga.” Teriak Siuhun.
Sebenarnya mereka berlima saling mengenal sejak kecil. Dan
ini adalah rencana Ditara, Rilly, Bicho dan Siuhun. Mereka sangat ingin Syukhoi
kembali. Dan akhirnya rencana mereka berhasil. Dan kini mereka semua tinggal
menuggu sang waktu untuk merubah Syukhoi seperti semula lagi.
---Tamat---