Cerita Cerpen Renungan Moral: Laila, Puluhan Kali Curang Ke Suami Akhirnya Kena Azab - Matahari nampak semakin condong ke arah barat.
Menyembunyikan sinarnya dan memberikan kesempatan pada senja untuk memancarkan
pesonanya. Di sebuah tepi pantai yang indah, nampak Laila sedang duduk bersama seorang pria.
Mereka berdua tampak bahagia dibawah senja. Sesekali mereka
bercumbu untuk memuaskan hasrat manusiawi mereka. Layaknya dua sejoli yang
sedang lupa diri, mereka bersedia melakukan apapun untuk sang kekasihnya.
Namun, hal berbeda sebenarnya dilakukan oleh Laila. Pria
yang sedang bersamanya sekarang bukanlah satu-satunya kekasihnya. Dia masih
memiliki banyak kekasih lain selain pria itu.
Semua ini Laila lakukan hanya demi kepentingan pribadinya
semata. Awalnya materi lah yang menjadi incaran Laila.
Pria-pria yang takhluk dihadapannya selalu bisa memberikannya sebuah materi dan kemewahan. Dia juga selalu memilih pria-pria tajir untuk dijadikannya korban.
Pria-pria yang takhluk dihadapannya selalu bisa memberikannya sebuah materi dan kemewahan. Dia juga selalu memilih pria-pria tajir untuk dijadikannya korban.
Seiring berjalannya waktu, Laila mengalami sebuah ketagihan.
Dia jadi semakin senang kala ada pria yang menggodanya.
Dia pun tak mau menyia-nyiakan kesempatan jika ada pria yang tergoda oleh kecantikan dan kemolekan tubuhnya.
Dia pun tak mau menyia-nyiakan kesempatan jika ada pria yang tergoda oleh kecantikan dan kemolekan tubuhnya.
Dia selalu bisa memanfaatkan pria itu secara maksimal.
Begitu ia sudah puas dengan harta dari si pria, dengan enteng dia akan
meninggalkan pria itu.
Semua ini sudah dilakukannya berkali-kali. Dan kali ini, seorang anak pejabatlah yang jadi korbannya.
Semua ini sudah dilakukannya berkali-kali. Dan kali ini, seorang anak pejabatlah yang jadi korbannya.
“Sayang.. kalung emas ku yang kemaren kamu beliin itu ilang.
Maafin aku ya.” Ucap Laila dengan nada manja.
“Iya enggapapa sayang.” Ucap pria itu santai sembari
mengelus rambut halus Laila.
“Kayaknya kita harus beli lagi deh.”Ucap Laila lagi.
“Iya sayang, tapi aku belum ada uang kalo sekarang.”
“Kok gitu?! Emang uang kamu pada kemana?! Buat beliin kalung
cewek lain ya?!” tiba-tiba Laila berucap dengan sedikit berteriak.
“Engga gitu sa….”
“Alaah. Bulshit! Bilang aja kamu punya wanita lain. Iya
kan?! Aku benci sama kamu.” Ucap Laila lagi sembari melepas rangkulan si pria.
Dia berlari menjauh karena dia tau kekasihnya itu sudah
tidak punya banyak harta lagi. Si pria sudah berusaha mengejar. Tapi Laila
kembali membentak-bentaknya.
Alhasil, si pria pun hanya bisa pasrah. Setelah semua yang diberikannya pada Laila, kini si pria pun mendapat kan balasannya.
Sayangnya, balasan yang ia dapatkan tidaklah sebanding dengan apa yang sudah dia berikan. Ia harus rela melihat Laila pergi meninggalkannya setelah Laila menguras hartanya.
Alhasil, si pria pun hanya bisa pasrah. Setelah semua yang diberikannya pada Laila, kini si pria pun mendapat kan balasannya.
Sayangnya, balasan yang ia dapatkan tidaklah sebanding dengan apa yang sudah dia berikan. Ia harus rela melihat Laila pergi meninggalkannya setelah Laila menguras hartanya.
Selepas dari area pantai. Laila langsung menelfon seorang
pria lagi. Pria ini adalah kekasih Laila yang lain.
Dan baru beberapa saat setelah Laila menelfonnya, tiba-tiba pria itu sudah muncul di hadapannya dengan sebuah mobil BMW.
Dan baru beberapa saat setelah Laila menelfonnya, tiba-tiba pria itu sudah muncul di hadapannya dengan sebuah mobil BMW.
“Sayang…” Ucap Laila dengan senyum yang begitu manis.
“Iya sayang. Ayok buruan masuk.”
“Iya sayang. Makasih ya udah mau jemput.” Ucap Laila pelan.
Si pria hanya tersenyum mendengar ucapan Laila. Lalu dia memberikan sebuah
kotak kecil kepada Laila.
“Ini aku punya hadiah buat kamu sayang.” Ucap Pria itu pada Laila.
“Ini apa?”
“Buka aja.” Ucap si pria. Dibukanya kotak itu oleh Laila.
Dan didapatinya sebuah cincin emas yang begitu indah.
“Aduuh. Makasih banget ya sayang.. aku sayang banget sama
kamu.” Ucap Laila semabari memberikan kecupan dan juga pelukan pada kekasihnya.
Baru beberapa detik yang lalu ia bercumbu dengan seorang
pria, dan kini ia kembali bercumbu dengan pria lain. Itulah gaya hidup Laila.
Hanya memanfaatkan para pria untuk kesenangannya semata.
Dia tidak pernah memikirkan perasaan orang lain. Baginya,
selama dia bisa senang itu sudah cukup. Baginya kebahagiaan orang lain tidaklah
penting. Karena yang nomor satu adalah kebahagiaannya sendiri.
***
Di suatu malam, Laila nampak begitu gelisah. Sudah dua kali
dia muntah malam ini. Dia sering tiba-tiba merasa pening dan mual. Dia juga
sudah berkali-kali menghubungi pacar-pacarnya.
Tapi tetap saja, tak ada satupun dari mereka yang mau dekat
dengan Laila begitu mendengar cerita Laila. Mereka semua sudah tau, gejala yang
di alami Laila itu sudah cukup untuk menjelaskan kondisi Laila sekarang.
Sampai akhirnya malam itu Laila jatuh pingsan di kamarnya.
Kedua orang tua Laila yang mengetahui hal itu pun langsung panic seketika.
Dibawanya tubuh Laila menuju rumah sakit
terdekat.
Betapa terkejutnya orang tua Laila ketika mendengar
pernyataan dokter. Laila telah hamil dua bulan. Dan setau orang tua Laila,
Laila tidak pernah memiliki pacar.
Hal ini menjadi pukulan telak bagi kedua orang tua Laila. Mereka benar-benar sudah merasa gagal mendidik Laila.
Hal ini menjadi pukulan telak bagi kedua orang tua Laila. Mereka benar-benar sudah merasa gagal mendidik Laila.
Begitu Laila sadar dari pingsannya, kedua orang tua Laila
langsung memarahinya habis-habisan. Tak banyak yang bisa dilakukan Laila selain
menangis. Karena memang dia tidak tau siapa yang sudah menanamkan benih bayi
dirahimnya.
Sudah terlalu banyak pria yang melakukan hubungan intim
dengannya. Dan saat ini tidak ada satu pun pria yang mau mengaku sebagai ayah
dari anak Laila.
Entah sudah berapa kali ayah Laila menamparnya. Tapi itu
tetap saja tak membuat kemarahan sang ayah mereda. Ia masih tidak habis pikir
dan tidak percaya atas apa yang sudah terjadi pada Laila.
Pamornya sebagai orang ternama telah dicoreng oleh kehamilan
Laila. Orang-orang sekitar juga telah memberikan cap bahwa Laila dan
keluarganya adalah orang bejat.
Tak ada yang mau membantu mereka. Hanya cemoohan dan umpatanlah yang mereka dapatkan dari orang-orang sekitar.
Tak ada yang mau membantu mereka. Hanya cemoohan dan umpatanlah yang mereka dapatkan dari orang-orang sekitar.
Begini lah nasib Laila sekarang. Kebiasaannya bermain dengan puluhan pria telah memberikan azab pedih baginya. Bukan hanya tekanan sosial.
Tekanan moral dan mental juga ikut menimpanya. Tak ada lagi
masyrakat yang mau dekat-dekat dengan keluarga mereka. Karena bagi masyarakat,
Laila hanya lah sebuah aib yang harus segera disingkirkan.
---oOo---