Kisah Inspirasi dan Motivasi Kerja Keras: Kisah Pria Hebat Menghidupi Sembilan Anaknya Sendiri - Malam itu hujan turun deras. Wajah Muhajir tampak begitu
panik. Di genggam erat tangan istrinya. Dibisikannya kata-kata semangat dan
dorongan agar istrinya bisa melewati semua ini. Malam ini, istri Muhajir kembali siap melahirkan seorang
bayi untuk Muhajir.
Karena kendala biaya, Muhajir tidak mampu membawa istrinya
untuk bersalin dirumah sakit. Dia hanya mampu memanggil seorang dukun beranak
di kampung untuk membantu kelahiran anak-ananknya.
Di detik-detik kelahiran anaknya itu, Muhajir terus berdoa
sembari menggenggam erat tangan istri nya. Berharap agar anak-anaknya bisa
lahir dengan selamat. Dan benar saja, anak-anaknya bisa lahir dengan selamat.
Bahkan istri Muhajir berhasil melahirkan anak kembar empat. Dua laki-laki dan
dua perempuan.
Kendati anak-anaknya bisa selamat, nasib berbeda di alami
oleh sang istri. Nyawanya tak bisa tertolong atas beberapa alasan. Dan akhirnya
tinggallah Muhajir harus mengurus anak-anaknya sendiri.
Sebelum kelahiran anaknya yang ini, istri Muhajir juga telah memberikan Muhajir lima
anak. Di kelahiran yang pertama, istri muhajir berhasil memberikan Muhajir anak
kembar tiga. Dua laki-laki dan satu perempuan.
Di kelahiran yang kedua, istri Muhajir berhasil melahirkan anak kembar dua. Keduanya laki-laki. Dan kali ini istri Muhajir berhasil melahirkan kembali anak kembar. Dan nyawa istrinya pun harus dipertaruhkan demi kelahiran anak-anaknya.
Di kelahiran yang kedua, istri Muhajir berhasil melahirkan anak kembar dua. Keduanya laki-laki. Dan kali ini istri Muhajir berhasil melahirkan kembali anak kembar. Dan nyawa istrinya pun harus dipertaruhkan demi kelahiran anak-anaknya.
Sedih memang, tapi Muhajir tidak mau berputus asa. Dia tidak
mau berlarut-larut dalam kesedihan kematian istrinya. Ia sangat sadar, masih ada
anak-anak yang membutuhkan kehadirannya.
Dia juga sangat sadar bahwa dia harus membiayai dan
menghidupi anak-anaknya itu. Ketiga anaknya yang pertama masih duduk di bangku
SMP. Kedua anaknya yang lain sedang menempuh pendidikan di bangku SD. Sedangkan
keempat anaknya yang terakhir, masih membutuhkan ASI untuk kelangsungan hidup
mereka.
Si kembar dua tampak senang melihat kelahiran adik-adiknya.
Si kembar tiga juga begitu, tapi mereka jauh lebih sedih karena harus
kehilangan hidupnya. Belum selesai Muhajir mengatasi masalah ekonomi, kini
Muhajir harus kembali menghadapi masalah yang lebih pelik.
Tapi, demi anak-anaknya, Muhajir akan terus berjuang. Karena
dia tau, Tuhan pasti akan memberikan jalan. Tuhan tidak mungkin memberikan dia
titipan berupa anak jika Tuhan tidak memberikan cara untuk menghidupi
anak-anaknya.
Setidaknya itu lah yang dipercayai oleh Muhajir. Dengan
terus beristiqomah dan juga dengan tekad yang kuat, Muhajir berniat untuk terus
menghidupi anak-anaknya. Demi anak-anaknya, Muhajir akan terus hidup dan terus
berjuang.
***
Tiga tahun setelah kepergian istrinya sudah berlalu. Berkat
tekad dan semangat juang yang keras, kini Muhajir berhasil mendirikan sebuah
toko sepatu yang lumayan besar. Dan dari situ, Muhajir bisa memberikan biaya
pendidikan untuk anak-anaknya.
Namun, cobaan bukan hanya disitu saja. Masih ada si kembar
empat yang harus terus diperhatikan. Beruntung kakak ipar Muhajir bersedia
untuk memberikan anaknya ASI. Dengan begitu, Muhajir tak perlu lagi khawatir
atas tumbuh kembang si anak. Ia bisa
fokus mencari nafkah untuk anak-anaknya.
Awalnya, Muhajir hanyalah seorang penjual sepatu keliling. Penghasilannya
tidaklah seberapa kala itu. dia hanya bisa mendapatkan sekitar lima puluh ribu
rupiah dalam sehari. Dan uang itu pun harus habis ia gunakan untuk kebutuhan
hidupnya.
Selain itu, kebutuhan anak-anaknya yang paling besar juga
semakin banyak. Meski Muhajir sudah menerapkan gaya hidup yang sangat sederhana
pada anak-anaknya, tetap saja Muhajir
tidak bisa mengembangkan bisnisnya. Uang yang diperoleh nya selalu saja habis ia
bagikan untuk anak-anaknya.
Sampai pada suatu hari anak-anak Muhajir mulai sadar. Ketiga
anaknya yang paling besar sadar bahwa mereka membutuhkan biaya lebih. Dan hasil
penjualan sepatu keliling tidaklah cukup untuk membiayai kehidupan mereka.
Mereka memutuskan untuk membantu Muhajir berjualan sepatu.
Tapi Muhajir melarangnya. Ia tidak tega jika harus melihat anak-anaknya
berkeliling menjajakan sepatu seperti dirinya.
Meski anak-anaknya tetap ngotot, Muhajir tetap saja tidak
tega melihatnya. Sampai akhirnya terbesitlah dipikirannya untuk mengambil jalan
tengah . dimana anak-anaknya bisa membantunya berjualan sepatu tanpa harus
berkeliling seperti dirinya.
Muhajir menyuruh anak-anaknya untuk menjajakan sepatunya
disekolah saja. Dengan begitu mereka tak perlu berkeliling untuk berjualan
sepatu. Dan benar saja, ide itu berhasil membuahkan hasil yang lumayan.
Guru-guru dan teman-teman anaknya disekolah terbukti banyak
yang suka dengan sepatu dari Muhajir. Dan omzet yang dihasilkan Muhajir pun
semakin meningkat. Dari situ nama Muhajir sebagai pedagang sepatu semakin
melejit. Dan sekarang, Muhajir berhasil mendirikan sebuah toko sepatu yang
beromzet puluhan juta rupiah setiap bulannya.
Keberhasilan Muhajir tidaklah lepas dari bantuan orang-orang
disekitarnya. Mulai dari kakak ipar yang dengan ikhlas membantu mengasuh
anaknya, sampai ketiga anaknya yang dengan tekun membantunya menjajakan sepatu
dagangannya.
Bagaimanapun, Muhajir tetaplah orang yang hebat. Dia memang
tidak mampu memberikan uang pada anak-anaknya. Tapi dia mampu memberikan ilmu
mencari uang pada anak-anaknya. Dan itu lah yang luar biasa dari Muhajir.
Kendati dia harus mengurus kesembilan anaknya sendiri, dia
tidak pernah lelah. Karena dia tau, Tuhan pasti memberikannya jalan untuk menjaga
dan merawat titipan-Nya.