Cerita cerpen tantang membuka tabungan dan ATM di Bank. ATM merupakan salah satu jenis
kartu yang sudah dikenal. Bahkan dimiliki oleh hampir semua masyarakat seluruh Indonesia. Juga dunia. Bagaimana tidak.
Perkembangan teknologi dan juga kebutuhan masyarakat yang begitu pesat menyebabkan setiap masyarakat seolah wajib memiliki kartu ATM.
Dengan kartu ATM masyarakat bisa
mengambil dan mentrasfer uang. Di berbagai tempat tanpa batasan waktu. Berbeda
sekali dengan jaman dahulu. Ketika menerima dan mengirim uang masih harus
menggunakan kantor post.
Masih ingat cerita zaman dulu. Masyarakat harus pergi dulu ke
kantor pos dan mengurus berbagai berkas agar bisa mentransfer uang kepada sanak
saudara ataupun orang-orang lain yang berkepentingan.
Selain itu kita juga harus
menunggu beberapa hari jika kita mengirim atau menerima uang lewat POS. Namun
sekarang dengan adanya ATM, mengirim dan menerima uang menjadi lebih mudah dan
cepat. Meski masih banyak juga yang tidak punya. Seperti cerita tetanggaku, yang harus meminjam tabungan orang lain untuk mengirim uang.
Saya yakin beberapa atau bahkan
semua dari anda yang sedang membaca tulisan ini pasti memiliki ATM. Lalu
bagaimana pengalaman pertama anda memiliki kartu ATM dan mengambil uang di ATM?
Saya akan bercerita tentang
pengalaman saya membuka tabungan dan membuat kartu ATM di bank. Cerita ini
bermula ketika saya masih duduk di bangku SMA, tepatnya waktu itu saya masih
kelas XI SMA.
Pada saat itu saya sedang asyik
dan sibuk-sibuknya menggeluti bisnis jilbab saya. Karena saya dipaksa harus
memegang uang yang tidak sedikit dan juga harus mengirim uang kepada kakak saya
sebagai supplier, tentu saya membutuhkan kartu ATM.
Awalnya saya belum berfikir
sampai kesitu. Sampai pada suatu saat kakak saya menyarankan kepada saya untuk
membuka tabungan dan membuat kartu ATM agar memudahkan saya menyimpan dan
mengirimkan uang.
Selain itu, dengan adanya kartu
ATM, saya juga tidak perlu repot-repot membawa lembaran uang didompet saya.
Cukup sebuah kartu yang didalamnya sudah berisi tabungan saya selama berjualan.
Pilihan saya untuk membuka
tabungan dan juga membuat kartu ATM jatuh pada bank BRI, Karena hanya bank ini
satu-satunya yang ada dikampung saya. Waktu itu saya datang ke bank BRI dengan
ditemani kakak saya.
Awalnya saya merasa canggung
karena saya belum pernah masuk ke dalam bank sebelumnya. Namun kakak saya
menguatkan saya dan membuat saya menjadi lebih tenang.
Segala sesuatunya diurus oleh
kakak saya sementara saya hanya ikut dan memperhatika dari belakang. Kala itu
saya hanya membawa KTP dan juga uang senilai dua ratus ribu rupiah.
Awalnya saya hanya melongo
ketika kakak saya bicara banyak dengan seorang teller bank. Maklum saja karena
selama ini saya hanya tingal di kampung. Jadi saya tidak pernah main atau pergi
ke bank.
Saya hanya disuruh tanda tangan
ini dan itu sampai akhirnya saya disuruh pulang oleh kakak saya. Dia bilang
saya disuruh menunggu beberapa hari lagi dan kartu ATM beserta rekening saya
siap digunakan.
Saya masih belum mengerti kenapa
saya harus menunggu beberapa hari. Tapi saya iyakan saja kata kakakku, karena
menentang pun saya rasa akan percuma.
Setelah menunggu beberapa hari,
akhirnya saya mendapat telepon dari kakak saya dan saya disuruh mengambil kartu
ATM saya beserta rekening dirumahnya. Saya pikir ini tidak masalah karena saya
juga bisa sekalian mengambil jilbab dibutik kakak saya.
Entah kenapa rasanya senang
sekali ketika mengetahui bahwa saya sekarang sudah punya kartu ATM dan rekening
sendiri. Tapi, yang jadi masalah kali ini adalah bagaimana cara mengambil uang
di ATM.
Sementara saya sama sekali belum
pernah mengambil uang di ATM. Saya meminta beberapa instruksi dari kakak. Dan
dengan senang hati dia mengajari saya bagaimna cara menabung di rekening saya
dan bagaimana cara mengambil beserta mentransfer uang di ATM.
Saya cukup mengerti ketika
mendapat penjelasan dari kakak saya. Tapi saya benar-benar bingung ketika saya
mempraktikan setiap instruksi dari kakak saya.
Waktu itu adalah hari pertama
saya mengambil uang di ATM. Saya sengaja memilih waktu dimana hanya ada sedikit
orang yang menggunakan mesin ATM.
Pertama saya masuk ke dalam ruangan mesin ATM
itu saya ingat instruksi kakak kalau hal pertama yang harus saya lakukan adalah
memasukan kartu ATM ke dalam mesin.
Awalnya saya bingung karena
kartu ATM saya tidak bisa masuk. Saya coba bolak balik kartu ATM saya, tapi
tetap saja sulit. Sampai saya mulai sedikit frustasi.
Akhirnya saya taruh saja kartu
saya di mesin ATM dan tiba-tiba kartu itu masuk sendiri ke dalam ATM. Saya
kegirangan bukan main karena menurut saya itu keren.
Setelah itu saya masukan kode
PIN kartu ATM saya, dan selanjutnya saya mengikuti instruksi yang ada di mesin
ATM. “Dan, ye….!, saya berhasil mengambil uang saya di ATM senilai lima puluh
ribu rupiah!”
---oOo---
Cerita pengalaman membuka tabungan dan membuat kartu atm di atas diharapkan bisa menjadi contoh untuk belajar menulis pengalaman pribadi. Semoga saja bisa membantu untuk rekan pelajar semua.
Kalau ada yang membutuhkan karya atau contoh lain silahkan cek dibagian bawah ya. Atau bisa mencari judulnya melalui kotak pencarian situs. Terima kasih banyak!