12:00 Malam, Cerita Horor Menakutkan

Contoh Cerpen Horor di Tengah Malam - Malam ini aku duduk di bangku rumahku yang berada di ruangan tamu. Aku sedang menonton televisi sendirian tanpa keluargaku. Keluargaku sedang pergi keluar kota, sedang pembantuku pulang kampung. Aku menjaga rumah sendiri tanpa seorang teman. Hanya televisi inilah yang menjadi teman setiaku dalam mengusir sepi di malam ini.


Aku mengganti-ganti chanel televisi karena tidak ada tayangan yang meunurtku menarik. Dengan mengulurkan tangan aku memencet mengarahkan kee televisi. Tak lama kemudian munculah acara yang aku sukai, yaitu acara stand up comedy. Cukuplah untuk mengusir kesepianku malam ini dan membuat perutku sakit.

Aku tertawa sendiri melihat konsestan yang sedang tampil begitu memukaunya. Dengan percaya dirinya yang begitu tinggi dia mampu membuat para pemirsanya tertawa berkat tingkah konyol yang keluar darinya. Sementara itu konTestan terus berganti dan menurutku semuanya sangat menghibur dan menarik untuk dilihat.

Ketika sedang asyik menonton stand up tiba-tiba aku ingin pergi ke kamar mandi. Karena sudah tidak tahan ingin buang air kecil. Aku pergi meninggalkan televisi sambil meringis tertahan. Aku berlari hingga aku sampai di kamar mandi. Aku masuk dan ku tuangkan semua cairan dalam tubuhku dan gelap gulita. Lampu tiba-tiba mati ketika aku sedang di dalam toilet. Hal tersebut membuatkau sedikit panik dan tidak tahu harus bagaimana.

Dengan perlahan aku keluar dari kamar mandi dan sambil berjalan memegang tembok. Perlahan aku terus berjalan menuju ruang televisi untuk mengambil televon genggam. Dengan sedikit panik aku sampai di ruangan televisi dan mendapatkan ponselku. Aku menghidupkan flas yang ada di ponselku dan bergegas mencari lentera di kamarku.

Aku membersihkan lentera terlebih dahulu yang penuh dengan debu. Aku elap hingga tidak ada debu yang menyelimuti. Setelah itu aku angkat kacanya dan kuhidupkan dengan korek api. Dan kini ruangan menjadi terang berkat lentera ini. Lumayan untuk penerangan meskipun tidak seterang lampu listrik.

Sementara itu aku meletakan lentera tersebut di atas meja. Sedangkan aku berbaring di kasur sebelah meja tersebut. Kini suasana benar-benar sepi, tidak ada suara televisi, maupun radio. Sebagai pengusir rasa sepi aku membuka FB untuk menghilangkan rasa sepiku.

Terlihat begitu banyak setatus dari temanku yang baru saja di perbarui. Sebagai hiburarn aku mengkomentari setatus tersebut. Dan menunggunya hingga temanku membalas komentarku.

Tak lama kemudian temanku membalas komentarku dan kami begitu asyik saling komentar. Aku membalasnya dan menunggunya lagi hingga temanku membalas komentarku. Aku tidur miring ke kanan dan sambil membelakangi lentera. 

Sementara itu terlihat bayanganku didinding yang memang sedang tidur. Aku lantas bermain bayangan dengan tanganku di tembok. Aku membuat burung-burungan dan terbang tinggi meewati gunung.

Aku juga membuat ular yang hendak mematuk. Meski sederhana mainan ini begitu mengasyikan untuk di mainkan. Ketika aku sedang asyik memainkan tanganku menjadi karakter ular, tiba-tiba ada bayangan orang dengan rambut begitu panjang dan muncul di dinding. 

Aku terkejut dan langsung melihat ke arah lentera. Setelah aku lihat ke arah lentera ternyata tidak apa-apa. Aku melihat lagi ke tembok dan bayangan orang rambut panjang tersebut hilang.

Aku bertanya-tanya tentang hal tersebut, siapa gerangan. Aku menenangkan diriku dan memejamkan mataku. Dan dunia bertambah gelap aku membuka mataku ternyata lampu mati, tapi siapa gerangan yang mematikan sedang tidak ada angin dan tidak ada orang selain aku.

Aku menghidupkan lampu flas ponsel ku dan mengarahkan ke lentera tersebut. Dan aku tidak bisa berkata-kata mulutku seperti dikunci, tangan dan kakiku seperti ada yang memegang dan tidak bisa di gerakan sama sekali. Aku melihat sosok wanita dengan rambut panjang, muka penuh darah, dan hidung yang sudah membusuk.

Dengan perlahan aku mencoba menghindar dari mahluk tersebut dan begitu beratnya. Sedang mahluk tersebut terus memandangku dengan wajahnya yang menjijikan. Perlahan tapi pasti aku berjalan mundur dan kemudian lari. Setelah aku lari aku bisa berkata-kata dan berteriak sekencang-kencangnya. Aku keluar rumah dan berteriak,”Setan..!”.

Warga menghampiriku dengan membawa senter. “Ada apa Zaki..?”. Aku tidak bisa berkata-kata ketika di tanya oleh para tetanggaku. Aku berlari dan mendekat kepadanya dengan begitu ketakutan. “Kamu tenang ya, cerita sama kami ada apa..?”, ungkap salah seorang tetanggaku.

“Gi, gi, gini pak”, ungkapku dengan begitu gugub.
“Kamu tarik napas dulu tenangin pikiran”.
“Iya pak jadi gini pak, di dalam di rumah saya ada setan”, ungkapku.

“Ah yang bener Zaki..?”, ungkap tetanggaku.
“Iya pak, hidungnya busuk, mukanya penuh darah, dan matanya gak ada”, ungkapku.
“Ah masa si Zak..?”.

“Ya masuk aja kalau gak percaya”, ungkapku kepada tetangga-tetanggaku.
“Ayo siapa takut”, ungkap tetanggaku.

Dengan bersama-sama mereka masuk ke rumahku dan meninggalkan aku sendiri. Sementara aku takut berada di luar sendiri. “Hey tungguin, aku jangan di tinggal”, ungkapku dan langsung berlari mengejar tetanggaku yang sudah masuk ke rumah.

Dengan begitu awasnya mereka semuanya mencari setan yang tadi muncul di depanku. “Mana Zak gak ada ah”, ungkap tetanggaku. “Iya bukan di sini, di kamar saya, di sana”, ungkapku sambil berjalan menuju kamarku.

Sesampainya aku di depan pintu kamarku aku berkata,”Dah sekarang yang pemberani silahkan masuk, setannya lagi berdiri di samping kasur”, ungkapku kepada mereka. “Yang bener Zak “,salah satu tetanggaku.

“Iya di situ setannya, kalian berani gak masuk”, ungkapku sambil bisik bisik kepada mereka.
“Oke saya yang akan masuk”, ungkap tetanggaku yang paling tua dan paling pemberani.

Tetannggaku mulai masuk dan kami mengikuti dari belakang. Mereka semua menerangi semua bagian ruaangan yang ada di kamarku tetapi tidak di temukan apapun.

“Zak mana Zak, gak ada apa-apa”, ungkap tetanggaku.
“Tadi di sini pak”, ungkapku sambil menujuk tempat mahluk tersebut berdiri.
“Lalu mana buktinya”, ungkap tetanggaku.

Ketika kami semua sedang berkumpul di kamarku tiba-tiba lampu hidup.”Alhamdullilah”, ungkap kami bersama yang ada di kamar.

“Sudah ya kami kinggal ya, gak ada apa-apa, istihfar aja  yang banyak biar tenang”, ungkap tetanggaku sambil berjalan pergi.

“Iya pak maaf ya, sudah ganggu malam-malam”, ungkapku.
“Iya gak papa”.

Tetanggaku pergi dari rumahku untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Sementara itu aku sedikit lega lampu sudah hidup. Tetapi aku tidak berani tidur di kamarku lagi, aku memutuskan untuk tidur di ruangan televisi. 

Dengan di temani televisi aku mencoba memejamkan mata. Kini sudah lebih baik dari pada tadi. Aku meliihat jam dan ternyata sudah jam 00:00. Aku mencoba tertidur tapi belum bisa.

Tiba-tiba lampu mati lagi namun televisi tetap hidup dan mahluk yang menghantui aku muncul di dalam layar. Dia tertawa dengan begitu jahatnya. Aku berlari keluar rumah lagi tetapi dia terus mencegat dengan ilmu menghilangnya. Aku pingsan karena tidak kuasa melihat wajah mahluk tersebut. 

--- oOo ---

Back To Top