Cerita lucu adalah karya yang cukup
banyak digemari oleh pembaca. Salah satunya yang mengambil tema seputar
kehidupan keluarga baik orang tua, anak atau bahkan kakek dan nenek. Banyaknya
pembaca yang terus mengharapkan kisah-kisah yang segar membuat kami juga
bersemangat untuk menyajikan terus cerpen terbaru lainnya.
Pada tema hari
ini kita akan mengambil satu buah judul yang sederhana, menarik namun
mengandung rahasia yang membuat penasaran. Judul cerpen tersebut yaitu “kakek
dan sahabat sejatinya”. Entah mengapa ketika membaca judulnya saja kami sendiri
sudah ingin tertawa.
Coba anda
bayangkan, seorang kakek yang sudah tua renta dan mungkin sudah bau tanah masih
memiliki teman sejati, jadi penasaran bukan siapa atau apa teman sejati sikakek tersebut.
Apakah teman
sejati yang dimaksud dalam judul artinya sama dengan arti umumnya atau apakah
kata “teman sejati” tersebut hanya istilah untuk menyebutkan sesuatu hal yang
sangat berarti dalam hidup sang kakek?
Itulah salah
satu keunikan dari cerpen lucu tersebut. Belum lagi jika kita lihat nanti
bagaimana cerita yang akan diberikan penulis. Semakin penasaran saja jadinya.
Tapi sebelum kita lihat bagaimana kisahnya lebih baik kita cek juga beberapa
judul lain berikut!
2) Cerpen lucu
pendek
3) Cerpen lucu
panjang
4) Kumpulan
cerpen lucu
5) Cerpen lucu
bergambar
Itu tadi
beberapa kategori yang sering dicari dan disukai oleh banyak pembaca.
Mudah-mudahan kita bisa menghadirkan semua jenis tema cerita yang ada di atas.
Sekarang kita nikmati bagaimana kocak, lucu dan ngakak-nya kisah dalam cerpen
berikut!
Kakek dan Sahabat Sejati
Cerita
Cerpen Lucu
Marta adalah
seorang kakek yang sangat tidak beruntung dalam hidup. Kesuksesan dalam
membesarkan anak-anaknya yang sampai sepuluh biji itu justru membuatnya
menghabiskan sisa umurnya berteman dengan seorang anjing - anjing pudel yang ia beli sendiri di toko
hewan ketika istrinya masih hidup.
Ke-sepuluh
anak-nya itu sudah sukses semua, ada yang jadi tentara, dokter, guru, pejabat
istana bahkan banyak yang berkiprah di dunia internasional.
Namun sayang, dari sekian banyak anak tak satu pun yang bisa diharapkan Marta untuk menemani dan mengisi hari-hari bersamanya.
Namun sayang, dari sekian banyak anak tak satu pun yang bisa diharapkan Marta untuk menemani dan mengisi hari-hari bersamanya.
“Beginilah
yang namanya orang tua, waktu lahir sendiri dan waktu mati pun akan sendiri”,
ucap Marta pada sang Pudel.
Marta yang anak-anaknya orang penting semua memang menyedihkan. Ia hanya tinggal bersama Pudel dan ada seorang pembantu wanita setengah baya yang menyiapkan kebutuhan sehari-hari.
Marta yang anak-anaknya orang penting semua memang menyedihkan. Ia hanya tinggal bersama Pudel dan ada seorang pembantu wanita setengah baya yang menyiapkan kebutuhan sehari-hari.
Marta dan
pembantunya jarang bertegur sapa karena memang Ipah pembantunya itu tidak
tinggal bersama Marta melainkan hanya kerja berangkat pagi pulang sore. Jadi
hanya Pudel yang sehari-hari menemani Marta.
Tinggal
sendiri dengan penglihatan yang sudah tidak bisa lepas dari kaca mata, Marta
menjadi sangat tergantung pada tiga benda; tongkat, kaca mata dan Pudel.
Untuk sekedar olahraga pagi pun ia harus membawa Pudel. Pernah, suatu pagi ada kejadian yang dialami Marta dan Pudel yang membuat salah satu tetangganya merasa begitu kasihan padanya.
Untuk sekedar olahraga pagi pun ia harus membawa Pudel. Pernah, suatu pagi ada kejadian yang dialami Marta dan Pudel yang membuat salah satu tetangganya merasa begitu kasihan padanya.
Kala itu,
suatu pagi Marta berjalan – jalan dengan Pudel. Mereka menyusuri taman, Marta
menggunakan tongkat, memakai kaca mata dan memegang tali anjing-nya. Pudel
sendiri dengan patuh mengikuti kemana arah tuannya pergi.
Sedang asyik
mereka berjalan tiba-tiba Marta menginjak sebuah batu yang lumayan besar dan
terjatuh. Kaca mata yang dipakai terlepas, ia tidak bisa melihat. Ia lalu
menunduk mencari kaca matanya sambil tetap memegang tali.
“Hei…tunggu
Pudel, bantu aku cari kaca mataku…!”, ucapnya sambil menarik tali anjingnya. Ia
menunduk dan meraba-raba di sekitar.
Hanya batu kecil yang ia dapatkan, sedang serius tiba tiba Pudel mengangkat salah satu dari kaki belakangnya dan mengencingi tangan Marta.
Hanya batu kecil yang ia dapatkan, sedang serius tiba tiba Pudel mengangkat salah satu dari kaki belakangnya dan mengencingi tangan Marta.
Marta kaget,
setengah marah, karena tidak memakai kaca mata maka ia hanya
membungkuk dan menepuk-nepuk kepala Pudel. Saat itu, ada satu tetangga yang
tidak sengaja melihat kejadian tersebut.
Ia yang
melihat adegan itu dari awal menjadi heran. Ia datang mendekati si Marta dan
Pudel-nya seraya bertanya “Anjing itu telah mengencingimu, tapi kenapa kau
justru hanya menepuk-nepuk kepalanya kek?”, ucapnya dengan heran.
“Iya lah…, aku
harus raba dulu di mana kepalanya, agar aku bisa menendang pantatnya!”, ucap
Marta kesal karena belum menemukan kaca mata miliknya.
Sesaat
kemudian ia pun berkata bahwa kaca matanya terjatuh dan meminta orang tersebut
untuk membantunya mencari. Akhirnya, Marta pun mendapatkan kaca matanya kembali
dan memarahi Pudel yang berlaku tidak sopan.
Betapapun ia
tidak suka dengan kelakuan Pudel tetapi Marta tetap menyayangi anjingnya itu. “Meski
aku sangat menyayangi kamu tapi kamu tetap harus sopan Pudel!”, ucapnya pada
Pudel.
Seolah
mengerti yang diucapkan Marta, Pudel tertunduk dan bergelayut di kaki
majikannya. “Ya sudah, kita pulang saja…” ucap Marta setelah itu.
Pudel bukan
hanya menjadi peliharaan, ia juga menjadi cucu, anak, sekaligus pasangan hidup
Marta. Tanpa Pudel, Marta seperti harimau tanpa taring, tak berdaya.
Jika tidak ada Pudel mungkin Marta sudah lama sekarat dan terbaring di kasur. Tapi, untungnya Pudel seolah tahu benar bahwa Marta begitu membutuhkannya.
Jika tidak ada Pudel mungkin Marta sudah lama sekarat dan terbaring di kasur. Tapi, untungnya Pudel seolah tahu benar bahwa Marta begitu membutuhkannya.
Mereka berdua
sudah seperti sahabat sejati, dimana ada Pudel pasti ada Marta, begitu pun
sebaliknya. Marta sangat sayang pada Pudel, ia tak segan memperlakukan ia
layaknya manusia, bahkan ia sering membelikan berbagai hal yang menurutnya
bagus untuk sang anjing tersebut.
Suatu hari, ia
berniat memberikan kejutan untuk sang anjing, ia ingin membelikan Pudel sebuah
sweeter agar terlihat lebih keren. Ia pun datang ke salah satu toko
perlengkapan hewan.
“Aku mau mencari
sweeter untuk anjing kesayanganku”, ucap Marta
“Ukurannya berapa
Kek?”, jawab penjual itu dengan ramah
“Waduh, maaf
Non, aku kurang tahu…”, jawab Marta lagi
“Lalu,
bagaimana kalau nanti kebesaran atau kekecilan Kek, sekarang kakek bawa saja
anjing itu kesini…”, sang penjual pun meminta Marta untuk mengambil anjingnya.
“Tidak bisa
dong Non…”, ucapnya dengan raut wajah sangat serius
“Kenapa tidak
bisa kek?”, ucap penjual heran
“Enggak bisa Non...
Aku kan mau ngasih surprise buat dia!!”, ucap Marta lagi
Mendengar
ucapan Marta tadi sontak sang penjual tersebut langsung kecut, ia kesal
bercampur heran dan geli melihat Marta.
Sambil mengatupkan kedua rahangnya dengan kuat agar ia tidak tertawa, akhirnya sang penjual pun tetap memilihkan satu sweeter yang sesuai keinginan Marta.
Sambil mengatupkan kedua rahangnya dengan kuat agar ia tidak tertawa, akhirnya sang penjual pun tetap memilihkan satu sweeter yang sesuai keinginan Marta.
“Apapun akan
aku berikan untukmu Pudel, engkau adalah teman sejati melebihi istriku yang
telah kejam mendahului aku”, Marta pun pulang dengan wajah berseri dan
memberikan sweeter itu kepada Pudel.
---
oOo ---