Contoh Cerpen tentang Kasih Sayang - Menceritakan tentang seorang remaja yang sangat penasaran
dan suka dengan sebuah aksesoris rambut yang pernah ia lihat dipakai oleh
seorang gadis. Cerpen kasih sayang ini menggambarkan betapa besar kasih dan
sayang yang dimiliki oleh seorang sahabat untuk sahabatnya yang sangat ingin
mendapatkan aksesoris tersebut.
Adalah Nilam yang sejak pertama kali melihat bando cantik
langsung jatuh cinta dan ingin juga menggunakannya.
Bahkan bukan hanya suka tetapi Nilam seolah sudah terobsesi dengan barang yang ia lihat. Usaha yang sangat berat ia lakukan untuk mendapatkannya tapi sayang di seluruh kota ia tidak bisa menemukan bando yang dicari.
Bahkan bukan hanya suka tetapi Nilam seolah sudah terobsesi dengan barang yang ia lihat. Usaha yang sangat berat ia lakukan untuk mendapatkannya tapi sayang di seluruh kota ia tidak bisa menemukan bando yang dicari.
Akhirnya Kristin yang melihat kejadian itu pun prihatin dan
kasihan dengan sahabatnya. Tapi tentu saja ia tidak bisa dengan mudah membantu
Nilam karena sahabatnya itu selalu pergi sendiri tanpa dirinya.
Bagaimanakah sebenarnya ceritanya berlangsung, lebih baik kita baca saja langsung karya cerpen terbaru tersebut di bawah ini.
Bagaimanakah sebenarnya ceritanya berlangsung, lebih baik kita baca saja langsung karya cerpen terbaru tersebut di bawah ini.
Aksesoris Rambut
Cerpen Kasih Sayang Oleh Irma
Nilam berjalan menelusuri gerai toko di pusat perbelanjaan
itu, sore itu ia berniat mencari aksesoris rambut seperti yang pernah ia lihat
beberapa hari lalu. Susah satu jam lebih ia datang dari satu toko ke toko lain
tetapi tetap saja belum menemukan yang ia cari.
Ia berputar-putar mengelilingi pusat perbelanjaan itu, namun
sampai kakinya terasa gemetar ia juga belum menemukan aksesoris yang dimaksud.
“Kenapa tidak ada ya, dimana gadis itu membeli aksesoris secantik itu”, gumam hati Nilam mulai putus asa. Akhirnya ia pun pulang dengan tangan hampa.
“Kenapa tidak ada ya, dimana gadis itu membeli aksesoris secantik itu”, gumam hati Nilam mulai putus asa. Akhirnya ia pun pulang dengan tangan hampa.
Di rumah, rupanya Kristin telah menunggu Nilam dari tadi. Melihat
sahabatnya datang, Kristin lalu berlari menghampiri Nilam, “dari mana saja sih
kamu, ditungguin dari tadi tidak pulang-pulang, mana telpon tidak diangkat,
pacaran ya!”, ucap Kristin.
“Enak aja, aku habis nyari bando yang kemarin aku lihat tapi
enggak ada!”, jawab Nilam.
“Ya ampun Nilam, jadi benar kamu pengen bando jelek itu?”,
ucap Kristin kaget.
Bagi Kristin, bando yang kemarin mereka lihat biasa-biasa
saja tetapi bagi Nilam aksesoris rambut yang satu itu sangat cantik dan anggun.
Bahkan ia yakin jika ia memakai bando tersebut ia akan tampil lebih sempurna.
“Bu, coba lihat anakmu bu, Nilam lagi jatuh cinta sama bando
jelek bu”, teriak Kristin kepada ibu Nilam.
Ibu Nilam yang sedari tadi duduk di depan TV lalu
menghampiri mereka. “Ada apa Kristin?”, tanya sang ibu. “Ini bu, ceritanya
kemari kita jalan-jalan ditaman terus kami melihat gadis cantik memakai bando,
ternyata Nilam penasaran sama bando itu dan sangat ingin memilikinya”, cerita
Kristin kepada ibu Nilam.
Sang ibu yang memang begitu sayang pada Nilam pun menyuruh
Nilam untuk membelinya, “la kalau suka kenapa tidak beli saja?”, ucap ibu kepada
Nilam.
“Itu dia masalahnya Bu, bando itu tidak ada di daerah
sini!”, jawab Nilam dengan nada sedih. “Padahal tadi aku sudah cari di toko
paling lengkap, tapi tetap tidak ada”, ucapnya lagi.
Ibu tahu benar kalau sudah seperti itu maka benar bahwa Nilam
sangat menginginkan barang tersebut. Ibunya yang tak tahu seperti apa bentuk
bando yang dimaksud pun bingung harus bagaimana. “Ya cuma kalian yang tahu,
jadi ibu tidak bisa bantu”, ucapnya kemudian.
Kristin mengamati perubahan raut muka sahabatnya itu,
tadinya ia ingin mengajak Nilam jalan-jalan tetapi melihat suasana hati sang
sahabat yang tidak baik maka akhirnya ia mengurungkan niatnya.
Setelah beberapa saat akhirnya Kristin mohon diri dan
meninggalkan Nilam. Tidak langsung pulang, Kristin menuju grosir aksesoris
wanita yang ia kenal. Sesampainya disana ia langsung menemui penjualnya. “Bang,
bisa minta tolong tidak?”, ucap Kristin.
“Minta tolong apa Kristin?”, tanya penjual yang sudah sangat
akrab dengan Kristin.
“Aku mau pesan bando spesial, tolong carikan ya, berapapun
harganya aku bayar?”, pinta Kristin.
“Bando seperti apa sih?”, tanya penjual
“Ini aku ada foto-nya”, jawab Kristin sambil menunjukkan foto
yang sempat ia ambil. “Ya sudah, kirim saja fotonya, besok aku carikan”, lanjut
penjual tersebut.
Setelah itu, Kristin langsung pulang. Ke esokan harinya ia
menghubungi penjual itu dan memastikan bahwa bando yang dipesan sudah ada. Sang
penjual tersebut pun mengatakan bahwa ia sudah mendapatkan barang pesanan
tersebut tetapi baru bisa diambil sore hari.
Akhirnya Kristin pun menemui Nilam. Terlambat, beberapa
menit lalu Nilam sudah pergi meninggalkan rumah. Seperti kemarin sore, ponsel
Nilam tidak bisa dihubungi, sang ibu yang di rumah juga tidak tahu kemana Nilam
pergi.
Hari itu, rupanya Nilam masih penasaran dengan bando yang ia
cari. Sekali lagi ia menelusuri pertokoan lain yang belum didatangi kemarin. Dari
sekian banyak toko tak satu pun yang tahu bando yang ia inginkan. Sampai
akhirnya ia putus asa dan kembali pulang.
Sore hari ia kembali teringat bando tersebut dan memutuskan
untuk sekali lagi mencarinya, “kalau kali ini tidak dapat ya sudah, aku
menyerah”, ucapnya dalam hati. Datangnya ia ke sebuah toko di pinggir jalan. Ia
sangat kaget sekaligus senang ketika ia melihat ada bando yang percis seperti
yang ia inginkan.
Ia pun langsung memanggil pemilik toko, “mas aku mau bando
ini, berapa harganya?”, ucap Nilam. Sang penjual pun terdiam sebentar, rupanya
toko tersebut adalah toko kenalan Kristin dan bando yang Nilam lihat adalah
bando yang Kristin pesan kemarin.
“Oh, maaf sekali mbak, yang ini sudah dipesan..”, jawab
pemilik toko.
“Memang yang lain tidak ada, saya bayar lebih tinggi deh, ya
mas, tolong…”, ucap Nilam setengah memohon.
“Maaf mbak, tidak bisa… ini barang langka, sekali lagi maaf
ya, bagaimana kalau saya carikan yang lain?”, ucap sang penjual.
“Tapi mas, aku hanya ingin yang ini, tolong deh mas, saya
bayar lima kali lipat juga tidak apa-apa…”, Nilam mulai merengek seperti anak
kecil
Meski melihat Nilam memohon tetapi sang penjual tetap tidak
memberikan aksesoris rambut yang sudah dipesan. Ia pun kembali meminta maaf
kepada Nilam. Kesal, akhirnya Nilam pun langsung pulang ke rumah.
Beberapa menit setelah Nilam pulang, Kristin pun sampai di
toko itu dan langsung menanyakan barang pesanannya. “Bagaimana bang, mana
pesanan saya?”, tanya Kristin.
“Oh, ini, tapi agak mahal ya…” ucap penjual itu
“Tidak apa-apa”, jawab Kristin
Kristin pun langsung memberikan uang pada penjual itu.
Ketika ia memberikan uang sang penjual pun bercerita bahwa tadi ada seorang
gadis yang sangat ingin membeli bando tersebut bahkan sampai berani membayar
lima kali lipat.
Kristin yakin bahwa gadis tersebut adalah Nilam, apalagi
penjual itu menceritakan ciri-ciri gadis tadi. Akhirnya tanpa membuang waktu ia
langsung menuju rumah Nilam.
“Nilam, sini kamu….”
“Ada apa sih Kris, datang teriak-teriak”
“Tadi kamu pergi kemana lagi, aku ke sini tidak ada!”
“Cari bando”
“Dapat”
“Boro-boro, sebel deh, tadi ada satu toko yang menjual bando
itu tetapi tidak boleh dibeli katanya sudah dipesan. Tahu tidak, padahal aku
mau bayar lima kali lipat saja tetap tidak dikasih”
“Ya namanya sudah dipesan, berarti pembelinya bertanggung
jawab…”
“Halah…. Namanya dagang kan cari untung Kristin!”
“Ya mungkin yang pesan cantik dan imut sih, dan kamu kalah
cantik makanya tidak dikasih”
Nilam pun cemberut di ejek seperti itu oleh sahabatnya.
Sesaat kemudian Kristin pun mengeluarkan sebuah bungkusan kecil. “Nih, aku
kasih, sebagai bentuk kasih sayangku sama sahabat!”, ucap Kristin sambil
memberikan bungkusan tersebut.
“Apaan…”, jawab Nilam singkat.
“Kamu buka sendiri saja”, jawab Kristin.
Nilam kemudian membuka bungkusan itu dan langsung berteriak
dan memeluk Kristin. “Duh…duh…duh, asyik….makasih ya sayang….”, ucapnya sambil
memeluk Kristin.
“Eits….. peluk boleh tapi awas kalau sampai mencium aku!”,
teriak Kristin
Nilam pun mencium pipi Kristin dan langsung berlari menuju
ke dalam rumah. Ia langsung ke kamar dan memakai bando yang baru saja ia
peroleh dari sahabatnya tersebut. Bahagia, Nilam menari-nari kegirangan.
--- Tamat ---